Tersisa dua hari lagi acara debuntated yang akan diadakan di istana kekaisaran sekaligus merayakan ulangtahun putra mahkota kekaisaran ini. Odellia yang kini sedang merenung dibawah pohon merasakan bahwa seseorang sedang mendekatinya.
Dengan cepat Odellia mengeluarkan pisau surat yang dia ambil dikantor kerja duke sewaktu kunjungannya terkahir kali. Tak hanya modelnya yang cantik tapi Odellia juga memastikan bahwa pisau itu benar-benar tajam bahkan untuk daging manusia sekalipun.
Karena Odellia juga merupakan seorang pemegang sabuk hitam taekwondo, gerakannya sangat gesit dan lentur, namun karena tubuh ini tidak pernah melakukan pemanasan seperti itu Odellia mulai melatih kembali kemampuannya setiap malam ditemani oleh Vella.
Saat sesuatu itu kini berdiri dibelakang Odellia, dirinya langsung melompat dan mengacungkan pisau kecil itu dileher orang tersebut.
Seketika aura disekitar Odellia menjadi gelap dan bahkan tanpa Odellia sadari ada asap hitam yang keluar dari tubuhnya hingga membuat orang yang sedang dia ancam ini terlihat kehabisan nafas.
Iris mata Odellia yang awalnya abu-abu kini menjadi ungu tua. Bahkan Odellia merasa bahwa kesadarannya mulai menghilang sedikit demi sedikit.
"Bunuh dia....bunuh dia nak"
"O...Odellia" Ucap orang yang ada dalam bekapan Odellia.
"Nona! apa yang anda lakukan pada Tuan Felix" Teriak Vella gemetar saat melihat darah yang mengalir dari leher Felix hingga membasahi pisau dan tangan Odellia.
Felix, saat mendengar nama itu membuat Odellia mulai tersadar dan secara kasar melepaskan cengkramannya. Namun sayang Felix yang sudah gemetar dan kehabisan nafas langsung pingsan didepan Odellia.
"Lili! Lili...hah... apa yang kulakukan?" Ucap Odellia karena terkejut bahwa dirinya kini hampir membunuh temannya sendiri.
Tangan Odellia kini terlihat bersimbah darah, bukan darahnya tapi darah dari leher Felix yang menetes ditangannya.
"Vian....Vian! panggil Vian sekarang!" Ucap Odellia pada Vella.
"Lili...Lili...hah..apa yang kulakukan? kumohon bertahanlah"
Wajah panik Odellia kini terlihat sangat jelas, dia bingung, takut dan khawatir temannya kini bersimbah darah akibat perbuatannya sendiri.
"Suara itu, kenapa suara itu terus menggangguku akhir-akhir ini? hah brengsek!"
Saat Odellia berusaha menghentikan pendarahan di leher Felix dirinya tersadar bahwa bunga tanhua yang ada tengah kolam milik ibunya itu memiliki kemampuan penyembuhan, dia tau karena saat membaca beberapa penelitian ibunya, bunga itu bisa menjadi racun bahkan penyembuh sesuai dengan pemikiran penggunanya.
"Ya...bunga itu walaupun masih kuncup kurasa bisa, kuharap bisa"
Odellia langsung berlari memetik bunga itu, karena kolamnya tidak terlalu dalam dirinya bisa melewatinya dengan mudah. Gaun berlumur darah dan air yang jernih itu kini melebur hingga menampakkan sebuah warna merah yang menawan.
"Kuharap ini berhasil" Ucap Odellia yang masih panik dan segera kembali ke tempat Felix.
Dengan tergesa-gesa Odellia mulai memikirkan niatnya, namun nihil tak ada hal yang terjadi, Felix masih saja tak sadarkan diri, bahkan pendarahannya tak berhenti.
"Kumohon, kuharap Felix bisa sembuh dan bangun kembali" Ucap Odellia frustasi.
"Ck...kenapa ini tak berhasil? Vella kenapa kau lama sekali memanggil Vian.
"Tenanglah Odellia, kau pasti bisa. Mungkin ada sesuatu yang kulewatkan" pikir Odellia.
Kini Odellia mulai menenangkan diri, berfikir apa yang seharusnya dia lakukan. Dan kini dia mengingatnya. Bunga ini sama dengan sebuah persembahan, harus ada yang diserahkan untuk mendapatkan sesuatu. Terlebih darah itu harus keturunan langsung pemilik sihir gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villainess Boss (Revisi)
Fantasía(SLOW UPDATE) Note: Cerita ini memiliki alur yang sedikit lambat dari cerita lainnya, mungkin akan membuat para pembaca merasa kesal dan tak sabar untuk mengetahui endingnya, hanya saja jika memang seperti itu penulis sarankan untuk menabung nya te...