BAB-8

5.6K 610 39
                                    


"Kau mempunyai hubungan dengannya?."

.........

"Nona aku berbicara padamu." ucap Felix dengan sedikit meninggikan nada bicaranya.

"Berisik." Dengan gelisah Odellia menggigit jarinya.

"Aku hanya bertanya padamu kenapa kau malah memarahiku."

Odellia memandang wajah Felix dengan seksama dari atas hingga bawah. Sama sekali tak ada cela, wajah tampan, kulit kecoklatan yang sexy, dipadu dengan manik mata biru laut yang terlihat dalam, juga tubuh yang tegap, melihat itupun Odellia tersenyum miring.

Felix yang melihat gelagat Odellia yang aneh segera menyilangkan kedua tangannya ke dada sambil menatap Odellia curiga.

Odellia melihat hal itu terkekeh pelan yang membuat Felix tambah mengherdik ngeri.

"Sudahlah aku tak berminat padamu sama sekali. oh ya salam kenal aku Odellia de Graffton, senang bertemu denganmu." Sembari mengulurkan tangan.

Felix tampak bingung, bagaimana dia bisa memerkenalkan diri dengan non formal seperti itu? apa dia tak pernah diajari etiket sopan santun?.

"Ah...maaf kau tak nyaman dengan gayaku yang seperti ini ya? aku akan memperkenalkan diri dengan hormat."  Ucap Odellia sembari menurunkan sedikit badannya dan mengangkat sedikit gaunnya untuk hormat ala bangsawan.

"Senang bertemu dengan anda nona Odellia."

Geli, itu yang Odellia rasakan. Sama seperti saat Aldrick mencium punggung tangannya beberapa saat yang lalu.

Bagaimana tidak? orang setampan dan segagah ini berdiri di depannya, bahkan jika di teliti Felix lebih baik dari segi apapun dibandingkan Aldrick.

Setelah kejadian itu, Odellia tak pernah bertemu lagi dengan flFelix.

Kini Odellia sedang berada di dalam sebuah kereta kuda, kemana dia akan pergi? tentu saja ke kediaman Grand Duke Aldrick untuk mengurus perihal tentang permbatalan pertunangan.

Karena pertunangan ini direstui oleh yang mulia raja hal ini tak bisa dianggap sepele.

Sesampainya di kediaman Grand Duke, jangankan penyambutan, hanya ada satu orang buttler yang menyambutnya.

Melihat hal itu Odellia tetap tersenyum ramah. Ya mungkin karena dirinya dulu menyebalkan jadi hal seperti ini tak terlalu dirinya pikirkan.

"Selamat datang di kediamam Grand Duke Nona Odellia, saya yang bertugas untuk memandu anda ke ruangan Grand Duke, mari ikuti saya."

Odellia hanya mengangguk pelan dan memilih untuk tetap diam. Kini dirinya benar-benar malas untuk berbicara.

Saat dirinya mulai memasuki kediaman, terlihat betapa kunonya Grand Duke satu ini, bahkan interiornya saja sangat minim, apakah dia benar benar orang yang irit? lalu mengapa di novel dirinya digambarkan sebagai orang yang mampu memberikan apapun ke pemeran wanita? Jika kediamannya saja seperti ini, gila.

"Nona mohon tunggu di sini, saya akan memanggil Tuan Grand Duke."

Sekali lagi Odellia hanya mengangguk pelan, malas sekali jika dirinya harus berbicara.

Untuk datang kesini saja dirinya harus mengumpulkan energi berhari hari, supaya kuat untuk berdebat dengan Grand Duke sialan itu.

Seharusnya tidak ada masalah karena ini adalah hal yang Aldrick inginkan, memutuskan hubungan dengan dirinya. Seharusnya ini akan selesai lebih cepat.

Sembari menunggu Odellia teringat kembali dengan kejadian sebelum berangkat ke ke diaman Grand Duke, dirinya berdebat terlebih dulu dengan kakaknya Vector. Yang membuat dirinya tak paham dengan apa tujuan Vector seperti itu, memikirkannya saja membuat Odellia pusing.

"Kau ingin pergi kemana?."

Mendengar suara itu Odellia yang hendak menaiki kereta kuda terpaksa menoleh.
ternyata di situ Vector sudah menatapnya lekat-lekat.

"Apa?." Tanya Odellia tak paham.

"Kau mau kemana dengan gaun seperti itu?." Vector kini menatap Odellia risih.

"Maksudmu gaunku?" tanya Odellia tak mengerti.

"Kau tak tahu malu? Bahkan kau belum genap 18 tahun dan kau ingin menggunakan gaun terbuka seperti itu keluar?"

"Berisik" Ucap Odellia mengalihkan pandangan dan hendak naik kedalam kereta kuda namun ditahan oleh Vector.

"Ganti" Odellia yang terkejut sekaligus tak percaya mengapa Vector sekarang sangat over protectif padanya.

Dengan sekuat tenaga Odellia melepaskan genggaman Vector namun sia-sia dan malah membuat pergelangan tangan Odellia memerah.

"Kau ini gila ya?."

Melihat reaksi Vector masih bergeming akhirnya Odellia menyerah.

"Oke oke aku akan mengganti gaunku, dasar orang aneh." lanjutnya.

Saat genggaman Vector mulai melonggar Odellia segera menarik pergelangan tangannya dan langsung melompat ke kursi kereta dan menutup pintunya.

"Jalan!" perintah Odellia pada sang kusir dan langsung meninggalkan Vector yang masih terpaku melihat Odellia pergi.
Sesaat setelahnya dia sadar dan memgacak rambutnya frustasi.

"ODELLIA!."

Vector yang melihat hal itu berteriak kencang dan mengeratkan gigi giginya.

"Dasar Vector gila" Gumam Odellia yang sudah berada dalam kereta kuda.

'apa yang sebenarnya terjadi pada orang itu? gaun? kurasa gaun ini tak ada masalah. Apa dia salah makan?" gumam Odellia bingung.

Kini Odellia memakai gaun berwarna biru tua, dengan belahan dada yang cukup kebawah. Gaun yang sengaja dibuat Slim agar menonjolkan kesan tegas dan juat. Anting dan kalung yang kontras dengan gaunya  juga membuatnya terlihat lebih anggun. Rambut yang disanggul keatas membuat tulang selangkanya lebih menonjol dan terlihat dewasa. Padahal gaun yang dipakainya seindah itu tapi mengapa Vector terlihat membencinya?

Vector terlihat frustasi di ruang kerjanya. Bagaimana tidak? dirinya benar benar malu atas perlakuannya tadi pada Odellia, mengapa dia jadi seperti ini? seakan dirinya tak rela jika Odellia pergi dengan menggukan gaun seperti itu.

Hal itu sangat membuatnya marah, apa dirinya kini mulai menyayangi Odellia seperti adik kandungnya?.

'Lalu kemana Odellia akan pergi dengan memakai gaun seindah itu?.'

Pikiran Vector kini benar-benar kacau hanya karena Odellia.


Odellia melihat langit yang sudah mengeluarkan warna jingga, tanda dari hari yang akan segera gelap.

Namun sama sekali tak ada tanda-tanda tunangannya itu akan datang menemuinya. Karena kesabarannya yang sudah habis, dirinya berdiri dan berjalan menuju ruang kerja Grand Duke dengan tergesa-gesa.

Di perjalanan banyak penjaga yang ingin menahannya namun tak ada satupun yang benar benar berani menegur Odellia, Karena wajahnya kini sudah mengeras penuh dengan emosi yang meluap luap.

Brakk!

"Hah brengsek!" Ucap Odellia sesaat setelah membuka kasar ruang kerja Grand Duke.

Di dalam sana terdapat pemandangan yang membuat mata Idellia perih. Dimana Alrdick dan Ella sedang minum teh bersama dan saling bermesraan. membuat Odellia tak habis pikir, hanya karena ini dirinya diabaikan?.

"Nona odellia betapa tidak sopannya anda!."

Odellia yang diteriaki seperti itu kini sudah tak bisa menahan lagi ledakan emosinya.

"Hah? Tidak sopan?, sampah! Hei apa anda punya otak Grand Duke?."

Wajah Odellia kini mulai memanas. Rasanya sekarang dia ingin memukul wajah Aldrick menggunakan tinjunya.


Halo author kembali....

Maaf karena keterlambatannya, dikarenakan kesehatan author yang tidak mendukung harus di isolasi juga untuk pemulihan mental, author hiat beberapa waktu dan cerita ini jadi terbengkalai. Tapi untuk kedepannya author akan mencoba lebih tepat waktu lagi.

terimakasih

The Villainess Boss (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang