BAB-2

7.9K 830 4
                                    


Sebelum membaca dibiasakan vote dulu yuk, jangan lupa comment agar author makin semangat buat chapter-chapter selanjutnya.

Dinginnya malam menyeruak hingga menembus kulit pucat odellia hingga membuatnya sadar kemudian mengerjapkan mata berulang kali.

'Loh kok aku disini? hah....ternyata ketiduran.' Ucap Odellia seraya bangkit dari duduknya.

'Eh, jubah siapa ini? Kok gak asing.'

Dengan rasa penasaran Odellia mencium bau parfum yang ada di jubah tersebut.

' Vector? gak mungkin sih.' Guman Odellia sembari menggeleng - gelengkan kepalanya.

Hah...

Bahkan pelayan di mansionnya tak ada satupun yang mencarinya, bukankah ini keterlaluan? se tragis-tragisnya antagonist mungkin tidak akan semalang Odellia, miris.

Tak tak tak

Mendengar langkah kaki yang samar menuju kearahnya, naluri kewaspadaan Odellia pun muncul, alih-alih takut jika itu pembunuh
Odellia lebih takut hantu.

"Ya tuhan, jika engkau masih menyayangiku, jauhkan roh jahat dan hantu dariku."

Odellia menyatukan kedua telapak tangannya sembari menundukkan kepala dan berjongkok ketakutan.

Langkah itu terdengar semakin dekat, membuat Odellia ketakutan dan tak bisa melarikan diri, karena kakinya kram akibat tidur menekuk lutut sedari tadi.

"Hey bodoh, apa benar karena terjatuh otakmu jadi geser? untuk apa seorang wanita bangsawan tengah malam begini masih diluar?."

'Bajingan sialan'

Dengan melenggangkan pinggang, laki-laki yang melontarkan ucapan sarkas itupun memandang Odellia dengan tatapan dan senyuman remeh.

Tanpa menjawab pertanyaan laki-laki tersebut, Odellia hanya menatapnya dengan seksama.

Melihat Odellia membisu, laki-laki itupun hendak melontarkan sebuah pertanyaan sarkas namun dipotong oleh Odellia.

"Apakah kau tul--"

"Ya otak saya agak geser jadi perilaku sayapun ikut berubah saya minta maaf, hah...susah banget cari suasana tenang".

"Maksudnya?."

"Hey tuan muda kedua, apa anda dan kakak anda tidak bisa melihat saya tenang sedetikpun? apa dengan mengganggu saya anda akan bahagia?." Odellia kini mulai meninggikan suaranya.

"Hah..kamu baru sadar? ini bukan apa apa jika mengingat ibumu telah membunuh ibuku dengan kejam. Seharusnya kamu juga mengikutinya ke neraka!." Kennith kini menatap Odellia dengan tajam dan penuh kebencian.

'Bacot.' gumam Odellia.

Setelah itupun keadaan menjadi hening seketika.

"Apapun yang dilakukan ibu saya dikehidupannya dulu tidak memberatkan saya. Bahkan jika itu dosa terbesar yang dilakukan ibu saya, saya tidak akan membencinya. Justru saya membenci anda yang tidak tau kebenaran atas tragedi kematian ibu anda dan menyangkut pautkan hal itu pada mendiang ibu saya dengan tuduhan tanpa dasar Seolah-olah ibu sayalah iblis di rumah ini."

Odellia menatap dingin kennith sembari meremas ujung jarinya.

Bahkan jika itu adalah kebenaran, Alia yang kini menempati tubuh Odellia tak akan terima jika ibu antagonist ini direndahkan.

Karena dimatanya ibu tetaplah ibu, orang yang melahirkannya dan memberinya kasih sayang sepenuh hati.

"Apa-apaan sikapmu ini? ibumu memang pembunuh dan kau juga anaknya pantas untuk dirundung. Masih baik ayah tidak membuangmu dan lagi bukankah kau membenci ibumu karena membuatku, kakak dan ayah ikut membencimu?."

The Villainess Boss (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang