Bagian 12

20 11 1
                                        

Tiba-tiba saja hujan datang tepat usainya sekolah.

Banyak yang membawa payung bahkan dijemput orang tuanya, tetapi tidak bagi Citra.

"Lo yakin gapapa gue tinggal? nggak mau nebeng?" Tanya Salsa.

"Gapapa, kalian balik aja".

Mereka pun pulang, Citra hanya menghela nafasnya.

Reynard bahkan nggak mau menawarinya pulang bareng..

Dia lebih memilih mengantar Putri pulang..

Tentang Putri Lestari, entah sudah berapa lama.

Saat ini, gosip menyebar tentang mereka.

Putri dan Reynard jadi saling dekat, bahkan ada yang bilang mereka sudah pacaran.

Ah ia mah apa? hanya remahan mendoan,

Cuma pacar taruhan saja..

Menunggu hujan reda, ia duduk di dalam kelasnya, jendela kelasnya mengarah ke lapangan, jadi ia bisa melihat air hujan yang turun dan ngga kedinginan.

Di sekolah..

Tak hanya Citra saja yang masih disana, banyak yang menunggu jemputan, bahkan nunggu hujan reda.

Citra tipikal penyuka hujan..

Ia membaca novel yang ia bawa seiring mendengarkan hujan rintik-rintik yang menenangkan di telinga..

Terlalu fokus dengan dunianya, ia tak menyadari ada yang masuk ke kelasnya juga ..

"Eh ada jalang disini.."

Dua cewek sahabat Putri itu yang mendatanginya..

Citra hanya menoleh sekilas..

"Eh budeg ya lo?!" bentaknya ke citra.

"hm"

"Lo disuruh ke gudang sama Pak Asep, ambilin bola voli, buruan". ucap mereka.

Citra berfikir, buat apa Pak Asep yang notabene nya guru olahraga basket, menyuruhnya mengambil bola voli di gudang?

Tak masuk akal.

"Pak asep kan guru basket, ngapa bola voli yang diambil? terus kenapa nggak kalian aja? napa gue?", Sarkas Citra.

Mereka kesal, lalu dengan kasar menarik Citra, menyeretnya ke gudang.

"Lepasin! kalian mau apa sih!"

"Tinggal diem, ikut aja sialan!."

BRAK..

Dilemparnya Citra dengan kasar ke tembok gudang.

Debu bertebaran kemana-mana, banyak barang yang sudah tak terpakai masih saja tersimpan..

"Shh.. MAU KALIAN APA SIH?!" Bentak Citra.

"Mau kita? Lo jauhin Rey, dia tuh milik Putri. Ya ngga Put?".

Entah datang sejak kapan dan darimana Putri muncul..

Perasaan tadi ia melihat Reynard mengantar Putri pulang?

Kok tau-tau disini? Ada apa ini?

"JELAS! Dan buat lo ! nggak usah macem-macem sama gue jalang"

"Reynard tuh punya gue, dan lo cuma bahan taruhan dia aja. Nggak usah sok cantik".

Sela Putri menarik kepala Citra, dan mendorongnya hingga terbentur keras ke sebuah tembok di gudang itu..

DUG!

PLAK!

"S-shh"

BRAK!

"Lepasin nggak?!"

"Diem Jalang!"

"Lo yang jalang! Sadar diri!"

"Sialan!"

BUGH!

Banyak darah yang keluar dari kepala Citra..

Bahkan pipi nya saja sangat perih..

"URUS TUH CEWE ASONGAN ! NGGAK GUNA!"

"BERES!"

Ucap Serempak mereka berdua.

Keduanya menyeret Citra yang sudah pingsan karena ulah mereka, ke tengah lapangan..

Sakit..

Perih..

Lelah..

Luka nya yang ia dapatkan tak sebanding dengan rasa sakit hatinya..

Terlebih lagi,

Luka nya terkena air hujan..

Banyak darah yang keluar dari pelipis dan sudut bibirnya...

Yang tadinya air hujan itu jernih, kini menjadi air keruh warna merah di sekelilingnya..

Ia tak tahu lagi harus berbuat apa.

Ia tahan semua rasa sakitnya, dan berjalan ke arah halte..

Menunggu angkutan umum datang..

Untung saja masih ada angkutan umum yang lewat.

Ia memasuki angkutan itu, banyak pasang mata yang melihatnya.

Kasihan.

Pengemudi angkutan bertanya kepada Citra

"Mba nggak papa? itu banyak darahnya loh mba, mau saya antar ke rumah sakit?"

Citra tersenyum, masih ada yang peduli padanya,

"Gapapa pak, jalan saja"

"Pasti di bully di sekolah nya nih buk"

"Anak jaman sekarang nggak bener ya jeng"

"Makanya anak saya suruh mondok saja buk, daripada kayak gini"

"Orang tua nya nggak urus ya?"

"Biasalah bu, paling nakal di sekolah"

Bisik-bisik dari ibu-ibu di angkutan terdengar jelas di telinganya..

Ia tak peduli itu..

Sesampainya dirumah, ia langsung berlari ke kamarnya..

Orang tuanya tak dirumah akhir-akhir ini,

Kakaknya pun sibuk dengan kerja nya..

Ia mandi dan mengobati lukanya..

Keluar kamar mandi, ia merasakan pusing dan kunang-kunang,

Pandangannya pun buram..

Tes..

Ia mimisan..

"Kenapa begini lagi?"

Pasrah Citra.

Saat mau mengambil obatnya, ia tak sempat, sebab sakit dikepalanya makin menjadi. dan ia pun..

Pingsan..
















-------------------

VOTE jgn lupa
GRATIS KOK, JGN PELIT HAYO
thanks for reading ✨😍

FIRST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang