FIRST LOVE

Bagian 3

Citra POV

Kemarin entah kenapa hari yang menyenangkan bagiku, mungkin juga baginya.

Aku tak tahu kenapa hatiku senang sekali setiap dekat dengannya.

Apakah itu yang namanya cinta?.

Dulu waktu aku SMP pun pernah merasakan hal yang sama, tetapi setelah aku cek ternyata itu hanya rasa kagum.

Tapi sekarang aku tak tahu.

Aku malas memikirkannya sekarang.

Sore tadi aku ketiduran dan aku bangun pukul 8 p.m.

Tiba-tiba saja hp ku berdering. Siapa yang menelepon malam-malam.

Ku liat hp ku dan tercantum nama

"Reynard Rese!".

Ah ada apa dia meneleponku?

"Hai Maura"

Oke, Aku cukup terkejut, oh tidak!

"Hem"

"Malam ini, jadi?"

Ah aku ingat kalau ini malam Minggu dan aku sudah menerima ajakannya

"Ah ya, gue siap-siap bentar"

"Oke gue tunggu depan rumah lo ya"

"Hm, iya"

TUT! TUT!
sambungan telepon terputus.

Aku pun segera bersiap-siap dan hanya memakai seadanya saja.

Celana jeans dengan cardigan menyesuaikan celana dan sedikit tambahan tas, serta polesan sederhana di wajahnya.

ReyRoman_
Gue udah depan rumah lo.

Aku segera kebawah dan melihat ada motor sport Reynard.

Aku menghampirinya.

Dan benar saja Reynard langsung kaget dan melamun saat melihatku.

Apa penampilanku norak?

"Kenapa ngeliatin gue gitu? ada yang salah?"

Reynard menggelang, "Cantik, banget malah" Pujinya tanpa sadar.

"Makasih. Kita mau kemana?" Tanyaku menahan salah tingkah..

"Heum, ke taman aja yuk".

Dan kita pun menuju ke taman.

Selama perjalanan hanya diam dan canggung.

Hawa dingin pun menyeruak, padahal udah pakai cardigan.

Reynard yang tahu aku kedinginan pun menarik tanganku dan menuntun untuk memeluknya.

Ah aku malu sekarang.

Dan sampailah kita di Taman yang tak jauh dari rumahku.

Disana ramai sekali pedagang dan banyak anak nongkrong.

Bahkan ada yang sedang berduaan dengan pacarnya.

Ah, aku tersadar.

Reynard mengajakku ke taman begini, apa maksudnya? Kita tidak sedang berkencan kan? Aku malu memikirkannya.

Aku menunduk dan menunggu Reynard memarkirkan motornya.

"Ayo" Tanganku digenggam olehnya.

Ah bisa nggak, jantung nggak usah disko.

"Eh, iya"

Reynard mengajakku melihat pemandangan yang sangat indah, dan menaiki undar.

Tiba-tiba saja undar itu berhenti pas kita di paling atas.