happy reading my readers!!
jangan lupa kewajiban sebagai readers yang baik hati, yaitu vote ( bintang ) okey? gratis kok! gada biaya!
•
•
•"Berapa lama lagi rasa sakit ini hilang, ini sangat menyakitkan, Tuhan.."
•
•Sesampainya di rumah, Citra yang di bantu oleh Salsa dan Caca berjalan ke arah ruang keluarga dimana kedua orang tua Citra yang juga sudah berada disana.
Sepasang suami istri itu langsung terkejut melihat Citra dengan wajahnya yang terlihat pucat ditambah lagi badannya yang terlihat sangat lemah itu.
"Astaghfirullah! Kakak kenapa?" Tanya Ibunda Citra yang langsung berdiri dan menyusul kedua sahabat anak gadisnya.
Salsa dan Caca menatap lekat Ibunda Citra dan menunduk pelan,
"Citra tadi mimisan di sekolah terus pingsan tante, Citra dibawa sama temen-temen ke rumah sakit" Ucap Salsa yang didengar oleh lainnya, dimana membuat kedua orang tua Citra menatap tak percaya.
"Ya tuhan, ayo duduk dulu sayang" Ucap Ibunda Citra yang membantu anak gadisnya untuk duduk di sofa ruangan itu.
Merebahkan Citra di sofa itu, dan secara tiba-tiba pintu terbuka sangat lebar hingga menimbulkan suara yang lumayan membuat mereka tertoleh ke sumber suara itu, mendapati seorang lelaki yang dimana itu ialah Kakak dari Citra, Dion.
Diiringi bersama kekasihnya, Farah. Mendekati sofa dan,
"Adek kenapa bund? Kok bisa gini?!" Cecar pertanyaan dari mulut Dion kepada Ibunda nya.
"Bunda nggak tahu lebih jelasnya gimana, kata Salsa juga Caca tadi kakak mimisan terus dibawa ke rumah sakit" Jelas Ibunda nya seraya menatap anak lelaki nya dengan mata yang berkaca-kaca.
Kembali menatap anak gadisnya dan tertoleh kembali menatap anak lelakinya,
"Bang, tolong ambilin minum sama obat untuk kakak, cepat!"
"Kakak kenapa bisa gini? Kamu nggak minum obat ya?" Tanya Ibunda Citra sambil mengelus kedua tangan anak gadisnya itu.
"Bunda" Lirih Citra semakin mengeratkan genggaman tangan Ibunda nya.
"Iya sayang, bunda disini" Ucap Ibunda Citra seraya mencium puncak kepala anak gadisnya.
"Citra baik-baik aja, kalian nggak usah khawatir ya" Ucap Citra yang membuat lain menatap nya diam serta saling pandang.
"Iya kak, kita tahu kok kalau kakak baik-baik aja" Ucap Ibunda Citra
Tak lama setelah itu, datang Dion seraya membawa nampan berisi gelas beserta obat milik adiknya itu, "Ini bund" memberikan nampan itu ke Ibunda nya dan langsung diterima olehnya.
Ibunda nya langsung mengambil obat itu dan memberinya kepada anak gadisnya,
"Diminum dulu obatnya, sayang" seraya menyodorkan segelas air pada Citra.
Citra pun mengangguk dan meminum obat itu, setelah meminum obat itu ia langsung menyadarkan kepalanya di pelukan Ibunda Citra dan menatap keluarganya satu persatu.
Mereka semua terduduk terdiam di sofa itu, seraya menunduk entah apa yang ada di pikiran mereka masing-masing, mereka merasa tak becus menjaga sahabatnya begitupun dengan kakak nya, merasa bersalah sekali.
Setelah dirasa keadaan Citra sudah lumayan membaik, dan Ibunda nya menyuruhnya istirahat di kamar, mereka yang tersisa di ruang keluarga itu pun berpamitan, dan tak luput dari permintaan maaf kepada ibunda Citra yang langsung di jawab
"Tidak apa-apa, terima kasih ya sudah mengantar Citra kerumah, hati-hati dijalan"
Seperti itulah..
"Kami pamit ya tante, assalamualaikum"
"Iya, waalaikumsalam"
•
•Keesokan paginya, hari libur lebih tepatnya..
Satu keluarga itu berkumpul di meja makan, menyantap sarapan pagi nya masing-masing dengan Citra yang nampak melamun dan gelisah, membuat yang lain menatap bingung kepada anak gadisnya itu.
"Lagi mikirin apa sayang?" Tanya Ibunda nya menepuk pelan pundak anak gadisnya yang memang tepat di sebelah tempat duduknya.
Ayah dan Kakak nya itu menatap bingung seraya menaikkan alis nya, bertanya.
Citra tersenyum kikuk "A-ah nggak papa Bund, Yah, Bang"
"Bener? Nggak ada yang dipikirin? Kakak nggak boleh terlalu stress loh kak" Yang dijawab anggukan oleh Citra.
Ibunda Citra pun kembali ke dapur seraya membersihkan piring dan gelas tadi, dengan Ayahnya dan Kakaknya yang tengah duduk menonton layar televisi di ruang keluarga tepat di sebelah sebrang meja makan mereka.
Sedangkan Citra? Ia masih duduk di meja makan seperti tadi,, terdiam dengan menggenggam kedua tangannya, meremasnya pelan dan menatap Ibunda nya dengan mata berkaca-kaca,
Menggigit pelan bibir bawahnya, hendak berbicara sesuatu namun enggan dikatakannya.
Ibunda nya menghampiri nya, dan berdiri di belakang tempat duduk yang Citra duduki, mengelus pelan surai rambut halus anak gadisnya, dengan senyuman yang sangat manis tepat dibibir Ibunda nya.
"Kakak kenapa, hm?" Tanya Ibunda nya yang dijawab gelengan pelan oleh anaknya.
Dengan tangan Ibunda nya yang masih mengelus rambut nya, layaknya menyisir tanpa menggunakan sisir rambut..
"Rambut anak bunda indah banget, bentar lagi panjangnya se pinggang" Ucap Ibunda nya seraya menyisir pelan rambut Citra.
Citra terdiam, teringat perkataan dokter waktu itu,
"Apa nanti rambut Citra nggak bisa panjang lagi ya, bund? Kan kata dokter waktu itu, efek samping kemoterapi nya bikin rambut rontok" Tanya Citra sendu seraya meremas pelan genggaman kedua tangannya.
"Nggak sayang, mahkota indah ini akan selalu tergerai indah di kepala kakak sampai dewasa nanti" Jawab Ibunda Citra dengan senyuman penuh arti.
"Apa Citra masih bisa hidup selama itu, bund?" Tanya Citra yang membuat Ibunda nya menghentikan kegiatan mengelus rambut Citra itu.
"Kok kakak ngomong gitu? Kakak mau ningggalin bunda disini sendirian? Iya?" Tanya Ibundanya yang merasa sangat terluka mendengar perkataan anak gadisnya.
"Nggak gitu, bunda.."
"Kakak mau nyerah sama penyakit kakak? Apa kakak emang mau ninggalin bunda, ayah, sama abang? Kakak nggak mau hidup lebih lama bareng kami lagi?" Tanya Ibundanya nya pikirannya sudah sangat kacau, dengan mata berkaca-kaca.
Ayahnya dan Dion yang mendengar itu, beranjak dari tempatnya dan menghampiri kedua wanita yang mereka amat sayangi bahkan cintai itu.
"Bukan gitu bunda.. Kakak pengen banget sembuh bahkan hidup lebih lama lagi bareng kalian, tapi kakak takut penyakit ini nggak bisa sembuh dan kemungkinan sembuhnya tipis" Ucap Citra..
"Sayang, kalau kamu punya tekad mau sembuh, bunda yakin kamu pasti bisa lalui ini.. bunda mohon sama kamu, bertahan dan kuat ngehadapin penyakit kakak, supaya kakak sembuh kayak dulu lagi.." Ucap Ayahnya menimpali
"Tapi ini sangat sakit, Yah.." Tangis Citra sudah pecah dan memeluk Ibunda nya dengan posisi masih terduduk di kursi itu.
Ibunda nya ikut balas memeluk pelukan anak gadisnya, seraya ayah dan kakak laki-laki nya ikut memeluk kedua wanita itu..
Dion bergumam dalam hati "Kenapa harus dia? Kenapa nggak saya saja yang menerima kenyataan pahit ini, Tuhan.. sembuhkanlah adik tercinta hamba.."
Ayah nya pun berdoa dalam hati, "Sembuh dan angkatlah penyakit anak saya, Tuhan.. engkau maha segalanya nya.."
Kita hanya bisa berdoa sepenuhnya kepada Tuhan, karena hanya Ia-lah, semua bisa terwujudkan..
To be continued...

KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST LOVE
Teen FictionFOLLOW BARU BISA BACA!! PROSES REVISI SETELAH TAMAT! Bagaimana Cinta Pertama kalian? Berakhir happy ending atau justru sad ending? Bagi Citra sendiri, itu menyakitkan! Citra Maura Adibara, seorang gadis remaja yang pandai menutupi kesedihannya denga...