Bagian 22

12 6 0
                                        

Citra menghela nafasnya, "Aku juga tahu, kalau minggu depan kamu bakal tunangan sama dia. Lalu, kamu mau nyelesai in masalah apa, Rey?"

Reynard tak tahu lagi, gadisnya kini sudah tahu semua.

"Aku-,"

"APA?! KAMU MAU BILANG MAAF LAGI?!"

Citra meringis merasakan kepalanya yang sangat pusing dan berdenyut.

TES!

Reynard terkejut melihat darah yang menetes dari hidung Citra.

Citra semakin meringis merasakan kepalanya yang semakin berdenyut.

"MAURA!"

Reynard kelabakan, kebingungan.

Ia harus apa? Ia khawatir. Ah iya tisu! Reynard langsung mencari tisu, dan menemukan nya di meja belajar Citra.

Reynard mengambilnya dan menyuruh Citra mendongakkan kepalanya, dan memberi tisu itu kepada Citra.

Reynard khawatir.

"Udah mendingan?" Citra mengangguk lemas, dan merebahkan badannya lagi di senderan ranjang.

"Aku minta maaf. Harusnya aku biarin kamu istirahat, tapi malah bikin kamu sakit sampai mimisan gini. Aku minta maaf, Ra" Ucapnya menyesal, khawatir.

"Nggak papa, aku udah lupain masalah tadi. Terserah kamu mau gimana, Rey. Aku nggak tahu lagi selain berusaha percaya sama kamu"

Reynard menunduk lagi,

"Lo cowok, nggak boleh nunduk" Reynard langsung mendongak, tersenyum pilu.

CKLEK!

Pintu rumah depan terbuka pelan, menampilkan seorang lelaki dengan baju kantor nya, seraya mencari air minum.

Matanya membola, mencari sosok yang ia rindukan. Adiknya.

"Apa di kamarnya ya?" Lelaki itu pun berjalan ke arah kamar adiknya, membuka nya perlahan.

Menampilkan adiknya yang tengah menyeka darah di hidungnya, di temani seorang pria yang tengah menatap adiknya itu, terdiam.

Ia langsung berlari dan membuat keduanya terkejut.

"KAMU KENAPA DEK?!" Tanya kakaknya khawatir kepada adiknya.

Adiknya terkejut, kenapa kakaknya pulang tak mengabarinya?

"Kakak udah pulang?" Bukannya menjawab pertanyaan kakaknya, malah bertanya balik.

Masih ingat kakaknya Citra? namanya Dion, jangan berharap lebih. Dion dah punya calon istri, namanya Farah.

Dion mengangguk, ia menoleh tegas ke arah Reynard, "Lo apain adik gue, ha?!"

Reynard menunduk diam, Citra segera memotongnya, "Reynard yang nganter aku kesini tadi, juga beliin aku obat sama bubur, Kak"

Dion menghela nafasnya, seraya menatap mata Reynard garang.

"Sorry bang, gue dah buat Citra sampe sakit gini"

Dion mendelik, ia emosi dengan Reynard ini. Pacar macam apa ini?

Tetapi dion tak mau membuat masalah makin panjang, ia tau mereka berdua sedang bertengkar.

"Yang penting adik gue baik-baik aja."

"Oh iya, lo dah makan?" Reynard menggeleng.

"Makan dulu, kebetulan gue beli makanan banyak"

Reynard mengangguk saja.

"Kamu kakak tinggal sebentar nggak papa kan, dek?"

Citra tersenyum dan mengangguk.

FIRST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang