Coincidence? No, Its Destiny! [NC]

4K 306 21
                                    

Tags: stranger to roommates to lovers
Trigger warning: NC 🔞

- - - - - - - - - - - - - - -

Mendapat beasiswa di kampus ternama adalah impian semua anak sma, terlebih lagi jika kau anak seorang nelayan dari desa yang jauh dari ibu kota.

Ingin tetap meraih impian tanpa membebankan keluarga, ingin merubah nasib orang tua yang selama ini menghidupimu sejak kecil, juga membuat impian beliau menjadi kenyataan yaitu melihat anaknya menjadi orang yang sukses.

Pindah dari busan ke seoul sungguh tidak pernah terbayangkan oleh jimin. Meski tak terbayangkan bukan berarti jimin tidak berusaha, dia belajar sangat giat hingga mendapat nilai hampir sempurna juga membuat sekolahnya bangga memiliki siswa seperti dirinya.

Perjalanan dari busan ke seoul cukup memakan waktu. Jimin merasa beruntung karena beasiswa itu sudah meliputi asrama untuk ia tinggal, tidak apa tidur di ranjang tingkat dengan teman satu kamar asal dia tidak kepikiran dengan biaya sewa rasanya sudah lebih dari cukup.

Meski ayahnya seorang nelayan, beliau masih bawahan. Keuangan keluarganya masih dibilang sulit, bahkan adiknya yang masih kelas 2 smp juga belajar mati-matian agar bisa tetap bersekolah juga masuk ke universitas seperti jimin.

Bermodalkan uang 500ribu, tas jinjing berisi pakaian dan peralatan mandi, jimin keluar dari kereta. Pertama kalinya melangkah di stasiun seoul, ia menghirup udara yang ternyata tidak seenak busan yang selalu tercium wangi air laut.

Brukk

Seseorang menabrak jimin hingga dia tersungkur dan menjatuhkan tas jinjingnya

"maaf, sungguh saya minta maaf. Apa anda baik-baik saja?" tanya seorang pria sambil mengulurkan tangannya

Jimin menyambut telapak tangannya yang terlihat sangat besar dibandingkan miliknya, pria itu memiliki mata bulat dengan iris gelap persis seperti rambutnya. Wajahnya tampan dan senyumnya manis.

"maaf tadi saya jalan terlalu terburu-buru sampai tidak melihat anda berdiri" tambahnya lagi kali ini ia sedikit membungkuk

Jimin menepuk-tepuk celana "ah tidak apa-apa, salahku juga berdiri mematung ditempat umum seperti ini. Aku hanya terpaku karena ini pertama kalinya tiba di seoul"

"waah benarkah? Aku juga, jangan-jangan kau juga dari busan? Logat bicaramu-"

"lu dari busan juga? Waaah salam kenal ya, gue jimin, park jimin" wajah jimin langsung sumringah, merasa senang bertemu dengan orang yang berasal dari kampung halamannya

"jeon jungkook, mahasiswa baru universitas s"

"anjiiiir gue jugaaa!" jimin kembali memotong ucapan jungkook "jangan-jangan kita satu asrama? Lu masuk univ jalur beasiswa juga?"

Jungkook tertawa sambil mengangguk "hahaha bisa kebetulan gitu ya? Ayuk lah kita berangkat bareng"

Diperjalanan jimin dan jungkook terus berbincang, ternyata jungkook mendapat beasiswa karena dia sering menjuarai lomba dan atlet renang terbaik di SMAnya. Jimin bisa melihat tubuh jungkook yang tinggi dan punggungnya yang lebar, dia pasti perenang yang handal. Jungkook juga bisa melihat, kacamata tebal yang jimin kenakan sudah jelas pria ini seorang kutu buku yang menjadikan belajar sebagai hobinya.

Mereka seumuran, sama-sama penyuka ramen. Mereka juga menyukai anime yang sama, bahkan obrolan mereka sangat nyambung seperti teman sejak lama.

"kalo gue sekamar sama lu, kayaknya ini bukan kebetulan.. Tapi takdir" ujar jimin

Jungkook tertawa "gue juga berfikir demikian"

.
.
.
.

Benar saja, takdir berkata demikian. Jungkook adalah teman satu kamar jimin, mereka senang bukan main. Bukan karena mereka berasal dari kampung halaman yang sama, tetapi mereka sudah merasa sangat klop sejak pertemuan pertama mereka beberapa jam yang lalu.

KOOKMIN ONESHOT FOR US Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang