30 - Tak Sejalan

90 7 0
                                    

CHAPTER 30

"Bang, disuruh turun buat makan malem,"

Rafa sedang berdiri di depan pintu kamar Ranta. Ia sudah sejak tadi mengetuk pintu dan meneriaki nama Kakaknya tapi tak ada jawaban apapun.

"Gimana, Raf?" tanya Refa yang baru saja datang.

Rafa menggeleng lelah. "Udah dari tadi aku panggilin nggak nyaut-nyaut," jawabnya.

"Yaudah aku bilang ke Mama dulu," gerakan Refa yang ingin kembali ke dapur terhenti ketika pintu kamar Kakaknya itu terbuka.

Ranta keluar dengan wajah kusutnya. Ternyata cowok itu belum ganti baju semenjak pulang sekolah tadi sore.

"Bang? Sakit?" tanya Refa mencoba memastikan keadaan Ranta yang tidak seperti biasanya.

Ranta menggeleng. "Enggak, kalian duluan aja, Abang mau mandi dulu." cowok itu menutup pintu kamarnya kembali.

Rafa dan Refa saling pandang. Mereka bingung melihat Ranta yang seperti itu. Kemudian Rafa merangkul kembarannya itu dan menggiringnya menuju meja makan.

"Kamu ngerasain nggak sih kalo Abang agak beda hari ini?" tanya Refa membuat Rafa mengangguk.

"Udah, Ref. Nggak usah dipikirin." katanya pelan.

"Abang kalian mana?" tanya Sarah yang sedang menuangkan air putih ke gelas miliknya.

"Mandi dulu, katanya," jawab Rafa singkat.

Sarah mengerutkan dahinya. "Mandi? Tumben banget udah malem gini belum mandi. Biasanya dia kalo pulang sekolah juga langsung mandi."

"Tuh, kan, Abang emang lagi aneh banget hari ini. Masa tadi sore aku minta duit gak dikasi. Parah banget kan? Biasanya nih aku nggak minta aja selalu dikasi," ujar Refa membuat Sarah melotot.

"Kenapa kamu minta duitnya sama Ranta? Kan kamu udah Mama kasi, emang uang jajan kamu kemana sampe harus minta lagi sama Abang kamu?"

"Buat beli poster BTS, Mah." adu Rafa santai sambil melahap suapan nasinya.

Refa melotot kaget ditempat duduknya. "Enggak! Mah, jangan percaya sama Rafa, dia bohong!"

"Aku nggak bohong, Mah. Malahan si Refa tiap hari ke kelas aku buat minta duit karena duitnya udah abis buat beli poster-poster kesayangannya."

"Bener?" tanya Sarah pada Refa yang tengah melebarkan mulutnya mendengar ucapan kelewat jujur kembarannya itu.

"Enggak, aku nggak gitu. Rafa jangan asal nuduh dong!"

"Bohong dosa Refa," peringat Rafa membuat Refa langsung kicep.

Sarah menghela napas melihat kedua anaknya itu. "Refa, Refa. Jangan beli poster mulu, Sayang. Kamu harus belajar,"

"Iya Mah. Maaf," ucap Refa.

"Udah-udah. Ayo cepet dimakan makanannya." Sarah menyendokkan nasi ke piring Refa. Wanita itu tersenyum ketika melihat Ranta yang sudah segar setelah mandi.

"Tumben baru mandi, lagi ada masalah?" tanya Sarah.

Ranta duduk di sebelah Refa dan berhadapan dengan Vera. "Nggak ada apa-apa Mah," jawab Ranta lalu mulai menyendokkan nasi ke piringnya.

DilaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang