04 - Senior bernama Raldi

489 262 125
                                    

                        CHAPTER 4                          

Pagi ini Dilara memaksa Bundanya untuk mengizinkannya berangkat ke sekolah. Padahal Bunda sudah melarangnya karena kakinya masih belum sembuh tapi Dilara tetap memaksa dengan alasan ia sudah baik-baik saja lagi pula di sekolah gurunya akan mengadakan ulangan hari ini,  jadi ia tidak mau absen dan mengerjakan ulangan susulan.

Pada akhirnya Bunda mengizinkan Dilara tapi dengan syarat ia tidak boleh banyak berjalan terlebih dahulu. Jika Dilara lapar lebih baik meminta pertolongan Bintang atau Lily untuk membelikannya makanan di kantin.

Mobil yang ditumpangi oleh Dilara dan Bunda berhenti di depan gerbang SMA Nusa Pemuda. Dilara menyalami Bundanya dan segera turun dari mobil.

"Ingat ya pesan Bunda, jangan banyak jalan dulu." Ucap Bundanya dari dalam mobil.

"Iya Bunda." Setelah itu mobil Bunda berjalan meninggalkan sekolah, Dilara masih memandangi mobil Bundanya sampai mobil itu hilang di persimpangan jalan.

Dilara berjalan perlahan-lahan ke dalam sekolah saat ia mulai memasuki koridor kelasnya seseorang menghampirinya lalu berhenti tepat di depannya.

Dilara bingung karena orang di depannya ini tidak berbicara sepatah kata pun, ia hanya mengamati Dilara dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dilara yang mulai risih akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.

"Kamu siapa ya? Kenapa ngeliatin aku kaya gitu?"

Cowok itu menggaruk tengkuknya kemudian bersuara.

"Kenalin gue Raldi," Cowok itu mengulurkan tangannya sambil tersenyum.

Dilara menerima uluran tangan cowok itu.

"Dilara." Dilara tersenyum tipis.

"Udah tau kok." Cowok itu masih menunjukkan senyumnya.

"Tau dari mana?" Dilara menautkan alisnya.

"Gue temennya Ranta."

"Kak Ranta? Oh kakak anggota 3R itukan yang suka di omongin sama cewek-cewek Nusda?"

"Iya. Gue, Ranta sama Rasyat anggota 3R." Senyum Raldi masih belum luntur.

Sekolah masih sepi karena banyak siswa siswi yang belum datang jadi tidak ada  yang memperhatikan mereka saat ini.Jika saja sekolah sudah ramai oleh siswi sudah di pastikan banyak siswi yang berbisik membicarakan dirinya yang sedang mengobrol dengan salah satu anggota 3R.

"Tapi kak, aku mau nanya deh. 3R kan selalu digandrungi oleh cewek-cewek. Kemanapun kalian pergi nggak pernah lepas dari perhatian siswi Nusda." Dilara sempat menyampirkan rambutnya di belakang telinga, kemudian melanjutkan ucapannya. "Tapi kenapa yah, pas aku lagi sama kak Ranta semua cewek tuh pada acuh semua?"

Raldi sempat diam sebentar.

"Mungkin cuma perasaan lo doang."

"Eh ngomong-ngomong kaki lo kenapa?" Raldi mengalihkan pembicaraan.

"Oh, ini karena aku kurang hati-hati aja kak. pas mau nyebrang nggak liat kanan kiri dulu jadi kayak gini deh."

Raldi hanya menganggukkan-anggukan kepalanya entah kemana senyumnya itu. Tapi kini wajahnya berubah sedikit lebih ke prihatin melihat kondisi Dilara.

DilaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang