25 - Pingsan

203 39 79
                                    

CHAPTER 25

Pada akhirnya Dilara pulang bersama Ranta. Kalau Raldi tidak mengalah mungkin masalah antar mengantar ini belum selesai sampai sekarang. Sejak tadi Dilara sudah duduk di atas motor Ranta. Namun sang pemilik motor masih mengobrol dengan Raldi. Bintang dan Lily sudah pulang beberapa menit yang lalu.

Kini hanya tersisa mereka bertiga disini. Dilara menoleh lemas kearah Ranta dan Raldi yang sedang berjalan bersisian menuju kearahnya.

"Lama banget sih, kak." ujar Dilara lesu.

"Hehe.. maaf Ra. Nih si Raldi ngajak ngomong mulu dari tadi," Ranta cengengesan tidak jelas.

"Ya ... gue kan cuma mau ngingetin lo supaya ati-ati bonceng Dilara nya," kilah Raldi.

"Kalo sama gue, Dilara gak bakalan kenapa-kenapa,"

"Cih..." Alis Raldi naik satu, ekspresinya seakan mengatakan 'yakin lo? Bukannya lo yang selalu berusaha nyelakain Dilara?' Ranta yang melihat ekspresi Raldi pun memasang muka datarnya.

"Udah huss, huss, sana pulang lo," usir Ranta pada Raldi.

"Ap----"

"Kak, masih lama ngobrolnya? Yaudah deh aku pulang sendiri aja," Dilara berusaha turun dari motor Ranta namun dengan cepat cowok itu menahannya.

"Eh.. eh.. jangan dong, Ra. Iya ini aku udah mau berangkat kok.. hehe," cegah Ranta membuat Dilara mengurungkan niatnya.

"Yaudah kak, cepetan," ucap Dilara pelan.

"Udah, Ra. Turun aja. Pulang sama gue aja yuk," bujuk Raldi.

"Diem lo!" sarkas Ranta.

Ranta mulai memakai helm nya. Ia segera duduk lalu menarik standar motornya.

"Ayo, Ra. Gue aja yang anter lo. Sini gue bantu turun. Ntar gue jajanin lolipop deh. Janji," Raldi masih mencoba membujuk Dilara dengan cara absurd nya namun Dilara mengacuhkannya. Ia hanya menggeleng pelan kearah Raldi.

"Berisik! Udah sana minggir lo, gue mau lewat," Dengan berat hati Raldi menyingkir dan memberi jalan untuk Ranta. Tanpa membuang waktu lagi Ranta langsung menancap gas nya cepat.

"DAAAHHH DILARA!!" teriak Raldi yang sudah tak di dengar lagi oleh Dilara.

***

Ranta menghentikan motornya tepat di depan gerbang rumah Dilara. Raldi yang semula mengikuti Ranta pun ikut berhenti sedikit jauh dari tempat Ranta berhenti. Ia sengaja mengikuti Ranta hanya untuk memastikan bahwa cowok itu benar-benar mengantarkan Dilara dengan selamat.

Untunglah Ranta tidak berbuat macam-macam pada Dilara. Ia bisa menghembuskan nafasnya lega ketika Dilara sudah turun dari motor Ranta dan mulai masuk ke rumahnya. Ranta menjalankan motornya meninggalkan rumah Dilara.

Setelah memastikan Ranta benar-benar pergi, Raldi segera melajukan motornya ke rumah Dilara. Ia mematikan mesin motornya dan melihat kearah pintu gerbang. Disana, Dilara sedang mencoba mengunci pintu gerbangnya. Gadis itu menaikkan pandangannya kedepan. Ia melihat Raldi yang sudah mencopot helm nya.

Dilara kembali membuka gerbang rumahnya yang sudah ia kunci. Ia berjalan pelan menghampiri Raldi sambil memegang kepalanya yang sedikit pusing.

"Ada apa, kak? Kok, kakak malah kesini sih?" tanya Dilara bingung. Ia sedikit memijit pelipisnya.

"Cuma mau mastiin aja kalo lo sampai dengan selamat," jawab Raldi tersenyum.

"Shhh..."

"Ra," panggil Raldi pelan.

DilaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang