CHAPTER 8
Kini pemuda berkulit putih itu tengah menuju parkiran sekolah setelah 10 menit yang lalu bel pulang sekolah berbunyi, mulutnya tak henti-hentinya mengumpat menyuarakan kekesalannya.
"Sial! Gara-gara Raldi semalem rencana gue gagal!" Ranta mengambil helm dari kaca spion lalu memakainya.
"Kayaknya gue harus bikin rencana baru," ia duduk di atas motor sembari memikirkan rencana barunya.
Sedetik kemudia ia menjentikkan jarinya seraya tersenyum miring. "Oke, kali ini gue nggak akan gagal."
Ia merogoh saku celananya kemudian mengetikkan pesan yang entah untuk siapa. Ranta menjalankan motornya menjauhi pekarangan sekolah untuk menemui seseorang yang sudah menunggunya.
Ranta memberhentikan motornya di depan sebuah minimarket dekat dengan sekolahnya. Ia segera turun dari motor lalu menghampiri Rasyat yang sudah menunggunya sejak tadi.
"Ngapain sih lu nyuruh gue kesini? Padahal kan gue mau nganterin Lily pulang," Rasyat bertanya dengan nada kesal.
Ya. Tadi Ranta mengetikkan pesan untuk Rasyat supaya menunggunya di depan minimarket ini.
"Pinjem motor dong," ucap Ranta santai.
"Hah?!?" Tanya Rasyat tak santai.
"Ck. Gue pinjem motor lo." Ucap Ranta mengulang kembali perkataannya.
"Gue denger kali, tapi maksud gue tuh buat apa lo minjem motor gue. Kan elo bawa motor sendiri."
Ranta membisikkan sesuata kepada Rasyat, setelah itu Rasyat mengangguk paham.
"Boleh sih lo pinjem motor gue, tapi gimana ya, gu-" Ranta tiba-tiba merebut kunci motornya dari saku seragamnya.
"Woi setan! Kunci motor gue tuh!" Rasyat mencoba merebutnya dari tangan Ranta.
"Eh tuyul, lo mending diem deh, nggak bakal kenapa-napa ini kok tenang aja." Ranta menoyor kepala Rasyat.
"Sialan lu!"
"Mending lo duduk deh, gue gak akan lama kok sekalian jagain motor gue ya."
Setelah mengatakan itu Ranta pergi menggunakan motor Rasyat.
Ia berniat kembali ke area sekolah, ia menghentikan motornya di bawah pohon sebrang jalan yang tidak jauh dari gerbang SMA nya.
Ia menunggu seseorang di sana, setelah beberapa lama akhirnya orang yang ditunggunya ke luar dari area sekolah. Ia segera memakai helm full face nya kemudian menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi.
Di saat yang sama Dilara baru saja keluar dari sekolah untuk menunggu supirnya di depan gerbang sekolah. Saat ini sekolah sudah sepi karena banyaknya murid yang sudah pulang ke rumah masing-masing.
Ia berhenti tepat di samping gerbang yang di depannya terdapat sebuah kubangan air kecil berwarna kecoklatan. Tadinya itu hanyalah jalanan yang berlubang, karena semalam hujan jadilah terisi air yang menjadikannya sebuah kubangan air kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilara
Ficção Adolescente#HighRank 01 in dilara - [28 September 2021] #HighRank 02 in memaafkan - [12 Oktober 2020] #HighRank 06 in cintaanaksma - [12 Oktober 2020] #HighRank 08 in kesalahpahaman - [12 Oktober 2020 ] #HighRank 14 in favorit - [12 Oktober 2020] #HighRank 32...