22 - Tasya si gadis kecil unik

177 68 120
                                    

Maaf baru bisa update lagi😅

Happy reading❤

CHAPTER 22

Besok adalah hari dimana olimpiade akan dilaksanakan. Beberapa hari ini Dilara benar-benar disibukkan dengan persiapannya untuk mengikuti olimpiade tersebut.

Dari pagi hingga siang ia selalu menghabiskan waktunya di perpustakaan untuk belajar dengan ditemani oleh Ranta, sorenya ia harus mengikuti kelas bimbingan bu Vania dan malamnya pun ia masih menyempatkan waktu untuk belajar sebelum tidur.

Maklum saja ini pertama kali baginya, ia tidak ingin mengecewakan semua orang terutama Ranta, orang yang selalu membimbingnya dan selalu mensuportnya.

Terkadang ia sampai lupa waktu jika sudah belajar didalam kamarnya, ia bahkan sering begadang, jarang keluar kamar jika tidak ada kepentingan, ia juga sering telat makan dan juga kurang beristirahat.

Jelas Vera khawatir akan kesehatan anak gadisnya itu, ia selalu mewanti-wanti agar Dilara tidak terlalu keras dalam belajar, tubuhnya juga perlu istirahat agar tetap fit. Tapi percuma saja karena ucapannya itu hanya dianggap angin lalu oleh Dilara.

Karena Dilara begitu keras dalam belajar, Vera harus ekstra memperhatikan kesehatan putri semata wayangnya itu. Ia selalu membawakan Dilara makanan jika memang Dilara lupa makan, ia juga kerap memberikan vitamin agar daya tahan tubuh Dilara tetap terjaga, tak lupa juga ia selalu menyuruh putrinya itu untuk beristirahat. Tapi, Dilara tetaplah Dilara yang keras kepala seperti saat ini.

"Dimakan dulu makanannya sayang," ujar Vera pada Dilara.

"Iya bun, ini juga lagi dimakan kok," jawab Dilara yang sedang menyuapkan satu sendok makanan ke dalam mulutnya, tetapi matanya tetap fokus pada buku yang ada di depannya.

"Makannya yang bener dong Dilara. Bukunya kan bisa ditaruh dulu, toh juga kamu bisa baca lagi setelah selesai makan," Vera menutup buku yang ada dipangkuan Dilara, kemudian menaruhnya di atas nakas bersama dengan buku-buku lainnya.

"Ih... bunda. Kok ditaruh sih bukunya. Aku bisa kok bun makan sambil belajar." ucap Dilara kembali meraih buku yang sempat diletakkan oleh Vera.

Vera menghembuskan nafasnya lelah. "Kamu ini bandel banget kalo dikasih tau. Yaudah deh terserah kamu. Cepetan diabisin makanannya, abis itu istirahat ini udah malem. Awas aja kalo kamu sampe begadang lagi. Bunda nggak mau ya kamu sampe drop Dilara." ujar Vera memperingati.

"Iya bunda," jawab Dilara yang masih memperhatikan buku sambil mengunyah makanan yang ada dimulutnya.

Lagi-lagi Vera menghembuskan nafasnya seraya geleng-geleng kepala. "Kalo gitu bunda keluar dulu mau cuci piring bantuin bibi," Vera berjalan ke arah pintu kamar Dilara yang tertutup, kemudian ia membukanya perlahan setelah berhasil keluar ia kembali menutupnya.

***

"Ke rumah lo yuk Di," ajak Ranta yang sedang membelokkan stir mobilnya.

Saat ini Ranta, Raldi dan Rasyat sedang dalam satu mobil yang sama. Tepatnya di mobil Ranta. Tadi sore, setelah pulang sekolah mereka bertiga pergi ke rumah Ranta dengan menaiki motor masing-masing. Kemudian malamnya mereka berencana untuk nongkrong disalah satu cafe langganan mereka. Mereka berangkat menggunakan mobil milik Ranta supaya tidak misah-misah katanya. Motor Raldi dan Rasyat sengaja ditinggal dirumah Ranta.

DilaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang