36 - Bidadari telah kembali

101 7 2
                                    

CHAPTER 36

Pukul tiga dini hari Ranta terbangun karena merasa ingin buang air kecil. Dengan mata yang masih mengantuk pemuda itu bangkit dari sofa lalu menghampiri brankar Dilara sejenak.

Ia tersenyum kecil melihat wajah cantik Dilara yang terlihat seperti tertidur lelap dalam komanya.

Tangannya membereskan selimut Dilara yang sedikit berantakan lalu berjalan menuju toilet.

Baru saja Ranta menyelesaikan hajatnya, bunyi gelas pecah terdengar nyaring membuat Ranta terkejut dengan wajah panik bukan main.

Dengan tergesa-gesa Ranta keluar dari toilet dan lebih terkejut lagi ketika melihat seseorang di sana.

"Dilara..." lirih Ranta dengan raut tak percaya.

Dilara menoleh ke pintu toilet dan sama terkejutnya melihat Ranta. Gadis itu hanya bisa diam menyaksikan Ranta berjalan ke arahnya.

"Kamu bangun Ra? Aku nggak lagi mimpi kan?"

Tangan Ranta bergerak ingin menyentuh tangan Dilara tapi Dilara langsung menyusupkan tangannya ke dalam selimut sambil membuang wajahnya.

Ranta tertegun sejenak, bibirnya tersenyum walaupun hatinya teriris mendapat penolakan dari Dilara.

"Makasih Ra, makasih karena kamu udah mau bangun. Selama ini aku takut kamu nggak mau lagi buka mata kamu dan malah pergi ninggalin aku. Setiap hari aku berdoa sama Tuhan agar jangan ambil kamu sebelum aku minta maaf ke kamu."

Ranta begitu terharu saat ini bahkan ia sampai tak sadar kalau ia berbicara sambil menangis. Ia tak mampu menyembunyikan perasaan bahagianya ketika melihat Dilara siuman.

Dilara merasakan sesak di dadanya mendengar kata-kata Ranta. Ia bahkan tak sanggup melihat wajah Ranta. Mendengar suaranya saja sudah membuatnya sesak apalagi harus melihat wajahnya.

"Aku bersyukur banget karena Tuhan udah mau ngabulin doa aku. Makasih Ra. Aku bahagia melihat Bidadari telah kembali."

***

"Alhamdulillah, selamat Dilara kamu berhasil melewati masa kritis kamu. Saya bangga sama kamu. Kamu memang anak yang kuat. Kondisi kamu akan berangsur-angsur membaik."

Dilara tersenyum mendengar pujian dari Dokter. "Makasih Dok."

"Saat ini kamu dalam masa pemulihan. Kaki dan tangan kamu juga sudah bisa digerakkan. Mungkin perlu waktu untuk kamu bisa berjalan kembali. Kamu harus sering-sering menggerakan anggota tubuh kamu ya agar semakin lentur. Mungkin awalnya sulit, itu wajar karena pasca koma membuat otot dan syaraf ditubuh kamu menjadi kaku."

"Ranta, kamu harus sering ajak Dilara jalan-jalan disekitar rumah sakit ya supaya proses pemulihannya lebih cepat."

"Baik Dok. Terima kasih." Ranta tersenyum sopan lalu memberi jalan untuk Dokter Setiawan keluar.

"Udah berapa lama aku koma?"

Dilara bertanya sambil membelakangi Ranta. Ia tahu ini tidak sopan tapi apa boleh buat ia tak sanggup untuk melihat wajah Ranta.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DilaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang