18 - Gevira Mahyesha

242 122 36
                                    

Selamat pagii, selamat berpuasa.

Eh maaf kalo yang bacanya siang, sore atau malem. Soalnya aku publishnya pagi jadi masih sueger🙂

Happy reading❤

CHAPTER 18

Penampilan seseorang tidak mencerminkan sifatnya tapi sifat seseorang mencerminkan bagaimana penampilannya.

***

"Ra," panggil Ranta.

"Hm," Dilara hanya bergumam tanpa melihat Ranta di sampingnya. Ia sedang sibuk mencari jawaban dari soal yang ada di buku.

"Ra,"

"Kenapa kak?" Dilara masih belum menatap Ranta.

Dilara terlalu fokus pada soal. Wajahnya pun nampak serius. Sesekali ia mencoret beberapa angka yang menurutnya salah lalu kembali menghitung sampai ia berhasil menemukan jawaban yang ia cari.

Ranta yang merasa diacuhkan pun kembali memanggil Dilara.

"Ra,"

"Apa sih kak?" Dilara membulatkan matanya ketika ia menoleh ke arah Ranta.

Rupanya pemuda itu kini sedang memperhatikannya. Wajahnya dan wajah Ranta begitu dekat.

Ranta sedang menyangga kepalanya dengan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya tengah berada di atas meja.
Pandangannya lurus menatap Dilara yang masih membulatkan matanya. Senyumnya mengembang begitu ia mendapati Dilara yang pipinya memerah.

Dilara langsung memalingkan wajahnya yang sudah memanas. Ranta terkekeh sejenak lalu melihat jam yang melingkar di tangannya. Lantas ia berdiri.

"Mau kemana?" Tanya Dilara.

"Coba deh liat ke luar," sontak Dilara langsung mengikuti perintah Ranta.

"Ya ampun udah sore," Dilara ikut berdiri.

Ranta meraih tas yang berada di atas sofa. "Berapa jam kita belajar, gak kerasa udah mau malem aja." Dilara membereskan buku-bukunya.

"Iyalah mana kerasa kan disebelah kamu ada orang ganteng,"

"Ih pede banget sih kak, apa hubungannya coba," Dilara terkikik geli mendengar Ranta memuji dirinya sendiri.

"Ya ada lah," Ranta memasukkan kedua tangannya ke saku celana abu-abu yang ia kenakan. Khas seorang Ranta Reykalingga.

"Terserah kakak deh,"

Ranta terkekeh. "Yaudah aku pulang yah,"

"Sebentar aku panggil Bunda dulu," Dilara berjalan meninggalkan Ranta. Ia menghampiri Vera yang sedang menonton televisi.

"Bun, kak Ranta mau pulang." Vera mengangguk kemudian menuju ruang tamu diikuti Dilara.

"Tante saya pamit ya udah sore,"

Vera tersenyum, "Emang belajarnya udah?" Tanya Vera.

"Di lanjut besok aja tante, saya takut kemaleman pulangnya." Ranta tersenyum sopan.

DilaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang