31 | Gwangju

829 116 29
                                    

Ayok vote plus komen nya ditembusin, komen yg berfaedah jangan komen spam cuma supaya gua cepet update😏
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Siapin tisu, takutnya kalian nangis gara2 part ini, yuk sambil play musiknya🎶

"Jimin...?" Suara itu terdengar lirih dibarengi dengan rasa terkejut.

Jimin menatap nanar wanita yg berdiri dihadapan nya itu, dengan bergantian mata pria itu menatap wanita dan si gadis kecil yg berada dalam gendongan.
Gadis kecil itu sibuk menggigit biskuit gandum untuk melatih oromotor gigi nya.

"Ada perlu apa kau datang kemari?" Tanya wanita itu lagi.

"Boleh kah aku masuk dulu?" Tanya Jimin meminta ijin.

Sambil menelan saliva kasar wanita itu menimang keputusan nya, apakah harus mengijinkan pria bermarga Park itu masuk? Namun sedetik kemudian ia melebarkan pintu tanda mengijinkan.

Jimin melangkahkan kaki nya masuk ke dalam. Tangan gadis itu mengulur menunjuk sofa berwarna abu tanda menyuruh Jimin untuk duduk.
Wanita itu mendudukan gadis kecil itu di sofa sebelum akhirnya ia duduk disamping gadis kecil itu.

"Kau ingin minum?" Wanita itu menawarkan minuman pada Jimin dan pria itu hanya menggeleng tanda menolak.

"Ada keperluan apa kau datang?" Pertanyaan itu kembali terlontar dari bibir wanita itu.

Jimin memicingkan bibirnya lalu menghela nafas panjang sebelum mulai mengatakan sesuatu yg memang sudah sangat mengganjal hati nya.

"D-dia... Dia anak ku?" Bagai sengatan listrik wanita itu tersentak saat Jimin menanyakan hal itu, ia memandang lekat mata Jimin dengan perasaan kaget bercampur rasa sakit yg mulai menyeruak.
Wanita itu menoleh ke arah gadis kecil yg masih sibuk dengan biskuit nya, tidak peduli dengan pembicaraan orang dewasa dihadapan nya itu.

"Bukan... dia anak ku" jawab nya sambil mengangkat gadis kecil itu untuk duduk di pangkuan nya.

"Aku sudah mengetahui semua nya Calla-yaa, dia anak ku..." Ucap Jimin lirih dengan tatapan sendu.

Seketika Calla beranjak dari duduknya memandang benci pria dihadapan nya itu.

"Berhenti mengatakan dia anak mu jim-- kau sama sekali tidak berhak atas diri nya" Calla sudah tidak sanggup membendung airmata nya, dengan nafas naik turun ia mencoba menahan emosi nya agar tidak meledak.

Jimin bangkit sambil menatap Calla penuh dengan penyesalan, namun sia sia saja rasa sakit itu terlanjur bersarang dihati Calla selama bertahun tahun. Tak ada sedikitpun usaha Jimin selama Calla mengandung hingga membesarkan buah hati nya itu. Haruskah Jimin datang setelah semua pesakitan tiada berujung itu Calla hadapi sendiri.

"Calla-yaa mianhae... Maafkan aku karna baru mengetahui nya, ku fikir dia anak dari--"

"Dari hasil perselingkuhan ku dengan Yoongi oppa begitu?" Potong Calla dengan nafas menderu, airmata nya jatuh sangat deras mengingat bagaimana Jimin menghakimi nya tanpa ampun bahkan mengusirnya saat janin itu baru berusia 2 minggu.

Bibir Jimin terkunci, dia kehilangan kata katanya untuk menjawab barang sepatah kata saja.

"Aku pernah membela diriku dengan sangat keras dihadapan mu jim, namun dengan rasa benci kau mengusirku tanpa memberiku kesempatan untuk menjelaskan barang sedikit saja. Aku tidak akan pernah lupa saat kau mengatakan aku adalah wanita miskin yg tidak tau diri.
Nee! Kau benar jim... tidak seharusnya aku masuk ke dalam kehidupan mu yg sangat mewah itu! Bahkan lantai marmer juga kolam renang di dalam rumah mu itu sangat tidak pantas diinjak oleh wanita seperti ku! Pergilah Jim-- aku melepaskan mu dari tanggung jawab anak ini..."

Mr. Park (Completed✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang