Guys gua punya permintaan, kasih chapter ini 10 komentar baru gua up next chapter nya, jd klo gak tembus gabakal gua up oke?!
Vote nya tetep yaa harus, wajib!
=============================Sang surya menampakkan keindahan dari cela awan putih yg terhampar indah di langit biru, sesekali burung melintas menikmati terik nya matahari bersama kawanan burung lain nya.
Angin bertiup lembut menggelitik dedaunan berwarna warni karna Korea Selatan akan memasuki musim gugur, pohon dengan daun berwarna kuning, coklat, merah dan juga hijau berbaris indah di hampir sebagian besar trotoar jalanan kota Seoul.
Calla mengancingi sweater coklat nya yg dipadukan dengan celana jeans hitam dan sepatu sneakers berwarna putih.
Gadis itu mengurai rambut panjang nya yg sedikit bergelombang.
Ia menghentikan pijakan langkah kaki nya kala sampai di sebuah gedung berwarna coklat, ia menghembuskan nafas nya kasar sebelum memantapkan langkah nya masuk ke dalam gedung tersebut.Sesekali pria yg melihat presensi gadis tinggi itu teralihkan, paras nya yg sangat cantik dengan mata coklat bersih juga hidung mancung dan bibir merah merona membuat siapapun yg melihat nya pasti akan terpana.
Sesekali pria pria itu melempar senyuman kepada Calla, bahkan ada yg menyapa nya dan Calla hanya bisa membungkukkan sedikit tubuh nya dan tersenyum sebagai bentuk rasa sopan pada orang lain.Calla berhenti di sebuah pintu berwarna coklat tua, ia menatap lamat pintu tersebut, tangan nya sedikit ragu untuk memegang gagang knop pintu tersebut, ia sedikit mengepal kan jari jemari nya sebelum akhirnya dia memutar knop pintu itu.
Daun pintu itu terbuka, terlihat meja bundar berwarna coklat dengan kursi berwarna senada.
Tiga orang terlihat sudah duduk di kursi tersebut seperti memang sedang menunggu kehadiran Calla.
Calla membungkuk memberi hormat saat melihat tiga orang tersebut."Silahkan duduk nona Calla" pria paruh baya berusia sekitar 50 tahun itu menunjuk salah satu kursi di samping nya agar Calla duduk.
Wanita itupun melangkahkan kaki nya masuk dan duduk."Bisa kita mulai?" Tanya pria paruh baya itu.
"Nee mulai lah pak-- aku harus segera kembali ke kantor, banyak pekerjaan yg aku tinggal" jawab pria di samping Calla yg bersurai merah muda juga tatapan tajam nya.
"Baiklah tuan Jimin-- sebelum nya saya ingin menanyakan kepada kalian berdua, apakah keputusan kalian sudah bulat ingin menyudahi biduk rumah tangga kalian?" Mata pria paruh baya itu bergantian memandang Calla dan Jimin, hari ini adalah proses mediasi atas sidang sidang perceraian mereka berdua.
Calla berkali kali menahan sesak di dada nya, sesekali manik nya memandang sekilas wajah Jimin, wajah dengan penuh keangkuhan dan kemarahan, ia seperti kembali bertemu dengan orang asing yg memarahi nya saat di restoran Seokjin, sama persis. Pandangan yg tajam dan dagu yg terangkat membuat wibawa Jimin terpatri dengan jelas di wajah nya.
"Tentu saja-- tidak ada yg perlu di pertahankan" Ucap Jimin dengan wajah datar.
"Lalu bagaimana dengan mu nona Calla?" Tanya pria tersebut kepada Calla, mata Calla kini fokus pada pria paruh baya itu. Ia menenggak saliva nya kasar, memantapkan diri dengan semua yg akan terjadi. Rasa nya akan sangat sia sia jika ia mengatakan ingin mempertahankan nya, Jimin tidak akan menerima diri nya lagi. Nama Callaa sudah terlanjur hilang dari kehidupan Jimin.
"A-aku-- Bergantung dengan keputusan Jimin" manik coklat itu kembali menatap Jimin yg terlihat tengah fokus memandang ke depan, sama sekali tidak merasakan keberadaan Calla di samping nya. Manik Jimin sesekali berkedip sebelum kembali berucap.
"Kalau begitu sudah jelas-- tidak ada guna nya mediasi ini, aku ingin semua nya segera berakhir, jadi ku harap proses perceraian ini bisa selesai lebih cepat" wajah Jimin sungguh sangat datar, ia berkali kali mengembuskan nafas nya seolah sangat gerah berada di ruangan itu, satu ruangan bersama Calla seperti ada di dalam penjara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Park (Completed✔️)
Fanfiction(WAJIB FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA❗) Sekeras apapun aku mengungkapkan kejujuran padamu, hasil nya akan tetap sama, kau tetap menganggapku sebagai seorang pengkhianat, kau tak mempercayai ku barang sedikit saja.