"Kenapa kamu yang bawa minuman itu ke ruangan saya?"Kila menunduk dalam, ia masih belum bisa melupakan bayangan kejadian di toilet tadi. Melihat adegan ciuman memang biasa ia lakukan, tapi itu di drama-drama yang dia tonton. Kejadian tadi adalah adegan kissing di dunia nyata yang pertama kali dia lihat. Seharusnya tadi Kila langsung pergi setelah menyimpan kopi. Ah, dasar!
"Ma--af, Pak, tadi saya diminta mengantar kopi itu pada Anda oleh mas Paijo."
"Ke mana dia sekarang?"
"Iya, Pak?"
"Si Paijo ke mana?!" nada bicara Athar meninggi dan menyentak.
Kila yakin pria itu marah padanya karena sudah melihat yang tak seharusnya. Memang benar ini bukan sepenuhnya kesalahan gadis itu, Athar juga salah, kantor itu tempat bekerja bukan tempat bermesraan tetapi walau bagaimana pun itu haknya. Kila tidak boleh ikut campur, memang nasibnya saja yang sial.
"Mas Paijo sakit perut katanya, Pak, dia izin ke toilet. Sekali lagi saya minta maaf soal kejadian tadi. Saya tidak bermaksud mengintip atau mencampuri urusan Anda."
"Hhh, sudahlah, kembali bekerja. Ingat, jangan sebarkan kejadian tadi pada siapa pun. Kalau orang-orang sampai mengetahuinya, kamu orang pertama yang saya cari."
"Baik, Pak, permisi."
"Shit!"
Athar memejam singkat mengingat kejadian memalukan itu. Memarahi Paijo habis-habisan nyatanya tak lantas membuat hati dan pikiran pria itu tenang. Bisa-bisanya ada anak magang masuk sembarangan ke ruangannya, padahal selama ini Athar selalu mewanti-wanti Paijo untuk tidak sembarangan mengizinkan orang masuk ke ruangannya. Kecuali Athar yang memintanya sendiri. Kalau berita itu sampai ke telinga Papanya, sudah pasti itu akan menjadi masalah besar dan rencana kembali ke Amerika pasti hanya tinggal kenangan.
Benar, Athar tidak betah tinggal di sini. Terlalu banyak aturan yang mengikat kehidupannya. Dia tidak bisa bebas menikmati hidup seperti apa yang dia inginkan. Sebelum bekerja di perusahaan penerbitan Papanya, Athar sempat bekerja di salah satu perusahaan majalah terkenal di Amerika. Posisinya sebagai pimpinan redaksi juga dan kemampuannya boleh diuji jika kalian tidak percaya. Athar ini kompeten di bidangnya, semua orang di tempat kerjanya dulu sangat menghormati Athar. Hanya di mata keluarganya saja pria itu kehilangan harga dirinya.
Enam bulan lalu Arya--Papa Athar mengabarkan bahwa perusahaannya membutuhkan bantuan Athar untuk mengisi posisi pimpinan redaksi yang kosong. Sejak awal Athar tahu menerima permintaan papanya itu hanya akan merenggut kebebasan Athar. Tapi sang papa terus memaksa, menelpon sepuluh kali sehari sampai ingin rasanya Athar mengganti nomor kontaknya. Andai saja waktu itu Athar tidak cerita kalau kontrak kerjanya akan segera habis, mungkin papanya tidak akan punya celah untuk memanfaatkan situasi. Karena desakan sang ayah, akhirnya pria itu pun tidak memperpanjang kontrak kerjanya di Amerika dan kembali ke negara kelahirannya.
"Rileks, Thar, muka lo kusut banget dari tadi," kata teman pria itu yang menjadi alasan Athar duduk di barisan depan acara ini.
"Dari awal gue udah bilang mood gue lagi buruk hari ini. Lo maksa pengin gue dateng."
"Udah kayak cewek PMS aja lo, hobi mood swing. Tapi tenang aja, lo enggak bakal nyesel datang ke sini. Model yang tampil kualitas super semua, gue jamin. Siapa tahu ada satu yang nyantol."
"Basi, dari tadi model yang lalu lalang enggak ada yang menarik. Standar semua."
"Eh, jangan salah, lo kira kenapa para pria di sini masih betah duduk manis dan menikmati fashion show-nya? Karena kami nunggu Ice Princess kesayangan kami."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Between (TAMAT)
RomanceBerkisah tentang kakak beradik yang terlibat hubungan rumit dengan seorang pria. Syakila menyukai Athar. Athar mengincar Syakira. Syakira belum bisa melupakan Dafa. Athar memanfaatkan Syakila untuk mendapatkan Syakira namun ia malah terjebak dal...