Bab 18

1.1K 110 50
                                    

Bab 18

"Jadi dokter Dafa pacaran sama Kila?" pertanyaan Oma mewakili semua isi hati orang-orang yang tadi terlibat dalam pembicaraan.

Kila sudah berada di antara orang-orang itu bersama Loly, dia yang baru datang dan tidak tahu apa-apa hanya banyak diam. Sesekali melirik pada sang kakak yang masih melayangkan tatapan penuh dendam pada Dafa. Semakin diselami maka semakin besar pula kemarahan Syakira pada mantan tunangannya itu. Kila semakin khawatir kejadian ini akan memperburuk keadaan dan sepertinya ketakutannya itu memang benar.

"Bukan Nyonya, saya ingin jadi kekasihnya tapi Syakila terus menolak. Saya pun bingung harus meluluhkan hatinya dengan cara apa."

"Aw," komen Loly spontan yang langsung menutup mulutnya karena lontarannya itu sempat menginterupsi pembicaraan Dafa dan Oma Athar.

Oma Athar tersenyum lembut, melirik cucunya sebentar yang sejak kehadiran Dafa jadi lebih banyak diam dan memasang wajah tak ramah. Padahal sebelum ada Dafa dan Kila, suasana hati Athar terlihat begitu cerah. Dia tidak berhenti tersenyum dan mengumbar kemesraan bersama sang kekasih.

"Kila kenapa menolak dokter Dafa, sudah ada pria lain di hatinya atau bagaimana?" goda Oma tanpa ragu atau canggung.

Kila hanya membalas godaan itu dengan senyuman kikuk, kegugupannya membuat gadis itu salah tingkah dan tidak tahu harus bersikap seperti apa di hadapan keluarga Athar dan kakaknya.

"Ibu kenal gadis cantik ini?" ujar Mutia yang baru pertama melihat Syakila.

"Dia karyawan magang di kantor kita, Sayang," jawab Arya secara tidak langsung mengenalkan.

"Oh, begitu, kenal sama Oma di mana?"

"Saat itu kebetulan saya ikut mas ... ah maksud saya ikut pak Athar rapat di Bandung dan pak Athar mengajak saya dan mas Paijo mampir ke rumah Oma," jelas Kila seadanya, setelah banyak diam karena terlalu kaget akhirnya dia bisa buka suara juga.

"Dia adik Syakira, Ma," tambah Athar dengan nada suara datar.

"Oh, ya ampun ternyata keluarga kita memang sudah ditakdirkan mungkin, ya. Syakila senang bisa mengenalmu, nama tante Mutia."

"Salam kenal bu Mutia."

"Panggil tante saja tidak apa-apa, kalau perlu panggil Mama juga boleh. Nanti ketika Athar dan Syakira jadi menikah, kamu juga akan menjadi bagian dari keluarga kami."

"Kita akan punya dua pasangan hebat nantinya, Mutia. Athar dan Syakira kemudian Syakila dengan dokter Dafa. Wah, pasti menarik kalau acara pernikahannya dilangsungkan secara bersamaan."

Ucapan sang Oma membuat Athar semakin tidak tahan untuk berdiri di sana lebih lama. Dia membutuhkan udara segar, pergi menyendiri—menghindar dari orang-orang yang terus membuat kepalanya pening dengan obrolan-obrolan tak penting itu.

"Sudah waktunya acara tiup lilin, kita ke depan sekarang," kata Athar pada semua orang. Dia berjalan sambil merangkul Syakira dan pergi ke atas panggung duluan lalu diikuti keluarganya. Sedangkan Dafa, Loly, dan Kila masih berdiri di tempat semula.

Kila melihat bagaimana Athar merangkul kakaknya dengan mesra, dia menyunggingkan senyum namun hatinya tetap terluka karena itu.

"Kamu enggak apa-apa Kila?"

"Kak Dafa kenapa berkata seperti itu?" ini adalah pertanyaan yang ingin Kila ajukan sejak awal, ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Ada nada kesal, bingung, dan gelisah dari nada suara Kila.

"Kakak sudah bilang akan membantu kamu, Kila."

"Kila juga sudah bilang kalau itu tidak perlu. Kila enggak mau tahu bagaimana perasaan mas Athar sama Kila. Kila cuma ingin bisa menyelesaikan masa magang Kila dengan lancar terus pergi dan lupain semuanya. Cuma itu keinginan Kila, Kak."

Love In Between (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang