Bab 20

744 98 45
                                    

Ngakak banget liat yg spam aduh, kalian tuh suka bikin melting deh wkwk. Nih, karena aku seneng aku kasih lanjutanya cepet.

Rekomendasi lagu Glen Fredly --Akhir Cerita Cinta

***

Bab 20

"Wah, makanannya enak sekali. Ternyata Kila pandai masak ya," puji Oma saat makan malam berlangsung.

"Oma terlalu memuji, aku masaknya dibantuin Neneng, Euis, sama bi Uma," jawab Syakila rendah hati.

Suasana makan malam itu terasa hangat meski ada beberapa orang yang sedang diselimuti perasaan yang tidak hangat. Mereka tidak benar-benar menikmati makanan dan kehangatan yang ada di sana dengan hati senang setelah apa yang mereka alami tadi sore.

"Wah, tidak salah lagi Oma kalau dek Kila memang jago masak. Paijo saja di kantor sering dibawain bekel, sebenarnya bekelnya awalnya buat bos Athar tapi lama kelamaan Paijo juga suka dibawain. Setiap masakan yang dibuat mantap banget pokoknya, Oma," cerita Paijo tanpa sungkan sekali pun ada bos besarnya di sana bersama sang istri.

Mereka juga sudah tidak heran melihat sikap Paijo yang sudah dianggap sebagai keluarga sendiri. Tidak heran meski Paijo sering gembar-gembor kalau dia takut dipasung ayah Athar tapi sebenarnya ia sangat dekat dengan ayah Athar dan istrinya.

"Oh ya, Kila sering masakin Athar?" sahut Mutia, mereka berbincang usai menyelesaikan proses makan malamnya namun masih berkumpul di meja makan.

"Sering banget Bu, apalagi pas awal-awal, dek Kila sudah kayak petugas cahtering. Ketagihan bos Atharnya sama masakan dek Kila."

"Oh, ternyata seakrab itu ya Athar sama Kila," respons Mutia lagi ramah tapi seperti ingin menggali lebih banyak informasi dari kepolosan Paijo

"Uhh bukan lagi, Bu. Lengket banget kalau di kantor. Dek Kila ngilang dikit dicariin. Ngobrol sama Paijo sebentar langsung diceramahin. Dek Kila buatin kopi buat Paijo juga langsung naik darah deh si Bos. Kayak orang jatuh cinta banget Bu kelakuannya, serem ya, he he he."

Athar ingin membekap mulut Paijo dengan kaos kaki bekas yang sudah tidak dicuci seminggu. Pasalnya pengakuan asal Paijo itu membuat Athar mendapatkan tatapan yang tidak biasa dari Mutia-ibunya. Suasana juga sedikit agak canggung apalagi ketika Syakila batuk karena tersedak. Dafa yang duduk di samping Kila langsung memberinya air mineral, Kila berterima kasih lalu meminum air tersebut. Melihat pemandangan itu Athar menatap Dafa sinis. Sementara Syakira memperhatikan mantan tunangan dan adiknya itu dengan nanar. Oma dan Opa saling melempar senyum mendengar cerita Paijo, begitu pun dengan Arya dan Mutia. Tidak mau berlarut dalam kecanggungan itu mereka pun mengubah topik pembahasan. Sampai obrolan hangat bergulir dengan sendirinya, meluas ke mana saja dan mengakrabkan mereka yang terlibat di dalamnya.

Selesai makan malam bersama, setiap orang berpencar dan sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Orang tua Athar mengobrol di lantai dua bersama oma dan opa. Paijo langsung ke istirahat di kamar karena kelelahan sekaligus kekenyangan. ART di vila sibuk membereskan sisa makan malam. Dafa di kamarnya sedangkan Syakira entah ada di mana. Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Syakila sedang diam sendiri di pinggir kolam ikan yang ada di samping vila, gadis itu melihat ikan-ikan masih sibuk berenang ke sana kemari, berenang bebas dan bergerombol. Asyik sekali. Andai saja Kila bisa berenang dia juga ingin seperti mereka. Tentu saja bukan untuk bergabung berenang di kolam ikan itu, tapi menenggelamkan diri di sungai atau danau sumber mata air jernih pegunungan untuk mendinginkan pikirannya. Pasti segar sekali. Kila duduk di bebatuan pinggir kolam ikan itu, memainkan airnya sambil tersenyum tipis.

"Aku penasaran, kalian kapan tidurnya?" tanya Kila polos sampai seseorang terkekeh di belakang sana.
Kila terkejut lalu mencari tahu siapa yang datang dan ternyata Athar, ya, laki-laki itu lagi. Kila langsung berdiri hendak pergi dan Athar langsung menghadangnya.

Love In Between (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang