Bab 14

555 102 51
                                    

"Kila, kenapa kemarin kamu enggak pulang?" tanya Syakira menyambut sang adik yang baru pulang sekitar pukul tujuh malam.

Dia memutuskan kembali ke rumah itu agar tidak membuat kakaknya khawatir. Kila terlalu egois jika memikirkan rasa sakitnya saja dan menyalahkan Syakira atas keadaan ini. Bukan salah Syakira jika Athar menyukainya. Siapa yang tidak suka Syakira? Rasanya mustahil gadis sesempurna kakaknya tidak bisa menarik perhatian Athar. Kila merasa bersalah karena kemarin sempat menganggap Syakira jahat padanya. Wanita itu tidak tahu apa-apa tentang rencana taruhan Athar. Meskipun pria itu sudah membatalkannya dan mengatakan akan serius pada Syakira, jika kakaknya ini tahu niat awal Athar pasti itu hanya akan menambah traumanya terhadap pria.

"Aku kemaleman, Kak, kebetulan jarak tempat mainku lebih dekat dengan kosan jadi aku pulang ke sana saja. Kangen juga tidur sama nyamuk di sana he he."

"Mata kamu merah, kamu sakit?"

Ya, Kila sakit, bukan demam tinggi atau terkena luka bakar karena air panas seperti saat itu. Luka yang dialami Kila ini jauh lebih ganas menyiksa batinnya. Lebih melelahkan karena dia harus selalu tampak baik-baik saja di saat hatinya menjerit kesakitan. Katakanlah Kila munafik, tapi sejak dulu dia memang terbiasa menanggung semuanya sendiri. Benar, dia memang sering manja pada Syakira, sering cerita pada kakak kesayangannya itu, tapi sesuai perkiraan cerita yang disampaikan bukan benar-benar keluh kesah atau isi hati Kila.

Kila pernah dikatai habis-habisan oleh seorang lelaki semasa SMA karena dia menolak permintaan laki-laki itu untuk memberinya nomor kontak Syakira. Kejadian malang itu yang dialaminya namun saat cerita itu sampai ke telinga Syakira alurnya berubah drastis. Kila bilang bahwa mulai ada laki-laki yang mendekatinya dan mengajaknya berteman. Tentu Syakira bahagia dan langsung memeluk adiknya. Dia tahu seberapa sulit adiknya bersosialisasi usai kematian ayah mereka.

"Enggak, Kak, tadi novel yang aku edit ceritanya sedih banget. Selama ngedit aku terus nangis bahkan sampai bikin temen-temen di sekitarku khawatir, he he. Maklum terlalu mendalami."

"Kamu udah enggak jadi sekretaris Athar?"

Tolong jangan tanyakan tentang apa pun yang menyangkut pria itu. Kila khawatir air matanya akan tumpah tanpa bisa ditahan. Meskipun sudah berjanji pada Loly bahwa dia tidak akan menangisi Athar lagi tapi Kila tidak bisa. Di beberapa kesempatan air mata itu masih keluar walaupun tidak sederas hari pertama ia mendapat luka.

"Aku dipindahin lagi ke tim editor, Kak."

"Loh kenapa, apa itu keputusan Athar?"

"Enggak, bukan karena mas Athar tapi itu keputusan CEO-nya. Aku manut aja, he."

"Hm, ya sudah, kamu cepet ke kamar. Abis itu mandi, terus makan ya. Tadi Bibi udah masak sup kesukaan kamu."

"Kak," panggil Kila lagi sebelum mereka berpisah di depan anak tangga.

"Hm?"

"Aku dengar kakak pacaran dengan mas Athar, itu benar?"

Syakira memandang Kila sebentar, berusaha menangkap maksud tersembunyi pertanyaan adiknya itu.

"Iya."

"Kakak suka mas Athar?"

Tidak, kalau ditanya bagaimana perasaan Syakira ada Athar sekarang maka jawabannya dia belum menyukai Athar.

"Kakak akan menyukainya."

"Artinya kakak menerima mas Athar tanpa perasaan?" kaget Kila, tiba-tiba mengiba jika benar Athar hanya dijadikan pelarian saja oleh Syakira.

Kila tahu kondisinya terlalu tragis untuk memikirkan nasib cinta orang lain karena nasib cintanya sudah sangat mengenaskan. Hanya saja, entah kenapa hati kecilnya tidak bisa bohong. Dia tidak rela jika ketulusan Athar berbuah kesakitan nantinya seperti yang dia rasa sekarang.

Love In Between (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang