Bab 19

547 110 60
                                    

Bacanya sambil dengerin lagu alm. Glen Fredly - Terserah, dijamin uwu pokoknya. ENjoy yaaa ....

***

"Kila, tunggu, aku mau kita bicara!"

Athar terus mengejar Kila yang menjauhinya. Gadis itu tak menghiraukan panggilan Athar yang sejak awal kedatangan mereka ke vila oma Athar terus berusaha mencari kesempatan untuk mengajaknya berdialog dengan Syakila. Gadis itu menyesal mengajukan diri untuk mengambil brokoli di kebun jika pada akhirnya hal itu dimanfaatkan Athar untuk menempel padanya. Menurut Kila pria itu memang tidak boleh didekati. Setelah mengungkapkan sesuatu yang tidak seharusnya—menyebut bahwa pria itu takut kehilangan Kila namun beberapa saat kemudian Athar kembali menjalankan perannya sebagai kekasih yang baik untuk Syakira. Kelabilan Athar membuat Kila bukan hanya kecewa tapi juga muak. Enteng sekali bagi pria itu mempermainkan hatinya, tidakkah Athar sadar bahwa apa yang dilakukannya bisa membunuh hati Kila secara perlahan.

"Kila, please!" cegat Athar yang sudah menghalangi jalan Kila, mereka berada di area perkebunan dengan jalan sedikit menanjak.

Kebun keluarga oma Athar tidak terlalu jauh dari vila, jaraknya mungkin hanya sekitar 20 meter. Kila sempat diajak oleh Ujang—penjaga vila—ke kebun itu kemarin sore, bersama Neneng dan Euis. Oleh karena itu oma Athar mengizinkannya—walau pada awalnya sempat melarang—untuk mengambil sayur di sana untuk kepentingan memasak menu makan malam hari ini. Oma menyarankan agar Kila kembali diantar Euis atau Neneng tapi gadis itu menolak dengan alasan Euis dan Neneng sedang sibuk mengerjakan tugas mereka masing-masing. Ujang pun sedang pergi mengantar Opa menemui rekan-rekan pensiunannya di Lembang. Di vila hanya tersisa Syakira, Oma, Dafa, dan orang tua Athar. Loly awalnya mau ikut liburan di vila oma Athar karena ia juga diajak, sayangnya niat itu urung karena Loly sedang sibuk-sibuknya mengurusi endorse yang berdatangan dan ada kerjaan lain yang harus ia lakukan juga. Sedangkan Paijo sedang ditugaskan Athar ke apotek untuk membeli obat omanya.

"Mas, tolong ... jangan seperti ini," pinta Kila dengan wajah memelas penuh kesungguhan, ia ingin mengakhiri perasaan tidak sehat ini.

"Aku harus begini kalau kamu terus menghindariku. Di kantor kamu tak acuh padaku, dari kemarin saat kita datang ke sini kamu juga selalu mengabaikanku dan menjaga jarak dariku. Aku tidak suka."

"Lantas apa yang Mas suka? Mas ingin aku terus berada di sisi Mas dan menyaksikan kemesraan Mas bersama kakakku? atau Mas ingin aku berperan sebagai adik ipar yang baik dengan selalu menjadi benalu di hubungan kalian, itu yang Mas mau?!" sentak Syakila saking kesalnya, ia kemudian memejam berat, Athar terpaku sesaat.

Helaan napas Kila terembus berat, "Aku benar-benar enggak paham sama jalan pikiran Mas. Apa yang Mas lakuin ini sama sekali enggak baik, Mas. Enggak baik untuk aku, enggak baik untuk kak Syakira, dan enggak baik buat Mas sendiri."

"Aku tahu Kila, tapi aku juga enggak bisa membohongi perasaanku kalau aku takut kehilangan kamu. Aku enggak mau kamu dekat dengan Dafa."

Kila mendesah lalu membuang muka, menahan air matanya untuk tidak jatuh. Kalau saja Athar bukan kekasih kakaknya, mungkin gadis itu sudah berteriak gembira mendengar pernyataan Athar barusan. Sayangnya, kali ini Kila tidak boleh merasa begitu. Alih-alih senang fakta itu justru terus menikam dada dengan rasa nyeri yang tak terperi. Kila ingin semua ini cepat berakhir. Baik, Kila akan mencobanya, ia akan memastikan sekali lagi bagaimana perasaan Athar yang sebenarnya.

"Cukup Mas, kenapa Mas tega nyiksa aku kayak gini, sih. Salah aku apa, Mas?" suara Kila memelan, lirih.

Athar menatap lekat manik karyawan magangnya yang tanpa sadar telah membuatnya kehilangan jati dirinya. Athar tidak lagi tahu mana yang baik dan salah, ia hanya mengikuti kata hatinya yang selalu menyerukan bahwa Athar tak boleh melepas Syakila untuk laki-laki lain. Ia tidak bisa menerima Kila tersenyum pada pria lain, tidak ingin melihat gadis itu menemukan sosok lain yang menjadi teman keluh kesahnya, rasanya sangat menyesakkan melihatnya berbagi tawa dengan pria yang bukan dirinya. Terlebih laki-laki itu memang menunjukkan ketertarikan berlebih meski Athar yakin itu hanya sandiwara semata.

Love In Between (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang