Bab 10

458 83 29
                                    

Ada nyes nyes nya dikit di sini. Mohon sabar yaaa... Tahan emosi, jangan marah-marah.

***

"Kila, kakak mau bicara," kata Syakira yang mendatangi kamar adiknya sebelum gadis itu berangkat kerja.

Kila sendiri baru selesai ganti pakaian dan sedang bersiap-siap merias diri dengan make up ala kadarnya seperti biasa.

"Kenapa, Kak?"

"Tentang atasan yang nganterin kamu semalam."

"Mas Athar? Kenapa memang, Kak?"

"Jangan terlalu dekat sama dia, Kila."

Peringatan itu menghadirkan beribu tanda tanya besar di kepala Syakila. Kenapa tiba-tiba kakaknya berujar seperti itu? Bukankah dia dan Athar baru pertama kali bertemu semalam? Tapi sikap Syakira saat ini menunjukkan bahwa dia sudah pernah mengenal laki-laki itu sebelumnya. Seolah tahu diri pria itu luar dalam sampai bisa menilai kepribadiannya.

"Ada yang salah dengan mas Athar, Kak? Aku perlu tahu kenapa kakak tiba-tiba melarangku begini."

"Tidak ada yang salah, tapi feeling kakak mengatakan dia bukan pria baik-baik. Kamu harus jaga jarak dari dia mulai sekarang."

Kila tersenyum, menganggap kekhawatiran Syakira sebagai suatu hal yang biasa. Perempuan itu memang selalu seperti ini jika mengetahui Kila memiliki teman laki-laki.

"Kakak tenang aja, mas Athar emang agak nyebelin tapi dia baik, kok."

"Wajahnya sangat tidak meyakinkan, Kila. Kakak tidak suka dia."

"Kak ... Kila bisa jaga diri kok, adik kakak ini sudah 22 tahun loh. Sebentar lagi sarjana, jadi Kila tahu bagaimana cara menjaga diri Kila sendiri. Tapi makasih banget karena Kakak udah peduli sama aku."

"Kamu tuh ya makin pinter jawabnya kalau dibilangin. Kakak cuma enggak mau kamu kenapa-napa. Awas aja dia kalau sampai berani nyakitin kamu."

"Enggak, Kak, aku jamin mas Athar enggak kayak gitu. Kakak bukannya harus berangkat pemotretan sekarang, ya? Berangkat gih, Ibu pasti nungguin di bawah."

"Hhh, oke deh, tapi janji ya kalau dia macem-macem sama kamu, langsung hubungi kakak."

"Siap bos!"

"Ya, udah, kakak berangkat dulu. Kamu hati-hati berangkat kerjanya."

"Iya, kakak."

"Ya sudah, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Syakira segera keluar dari kamar dan menuruni tangga untuk bertemu sang ibu. Sekilas dia melirik jam di tangannya yang sudah menunjukkan pukul setengah tujuh. Tempat pemotretan kali ini lumayan jauh, dia harus sudah tiba di sana pukul delapan tepat. Artinya Syakira memiliki sekitar satu setengah jam waktu perjalanan, semoga cukup dan ia tidak terlambat.

Ia memeriksa pesan, katanya sang ibu sudah menunggu di mobil. Syakira mempercepat langkah namun sebelum ia menuju mobilnya, gadis itu melihat mobil tak asing terparkir di samping mobil Syakira. Tak berapa lama seorang pria berkacamata hitam turun dari mobil putih mahal itu. Kila memicing, berusaha memindai siapakah gerangan yang bertamu ke rumahnya sepagi ini. Semakin lama pria itu semakin mendekatinya, barulah Syakira sadar bahwa orang yang datang itu adalah atasan adiknya, Athar.

"Morning cantik, sudah mau berangkat?"

"Sedang apa Anda di sini?"

"Menjemput Syakila."

"Untuk apa Anda menjemput adik saya?"

"Lalu siapa yang harus aku jemput? Kamu?" goda Athar membuat mata Syakira membeliak kesal.

Love In Between (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang