Bab 4

468 86 25
                                    

Bab 4

Rumah itu tidak banyak berubah dari terakhir kali Kila menginjakkan kakinya di sana. Masih tetap dingin dan asing bagi Kila, dia sudah menjadi orang asing di rumahnya sendiri sejak belasan tahun lalu. Sudah tidak kaget lagi.

"Kamu sudah pulang Sayang," sambut Ira, ibu kandung Syakira dan Syakila.

Ya, mereka harusnya memiliki hubungan darah yang kuat. Selama ini, Kila sering mendengar cerita bahwa ikatan batin antara ibu dan anak itu sangat kuat. Seorang ibu akan mengetahui perasaan anaknya bahkan meski anak itu tak bercerita sepatah kata pun. Sembilan bulan mengandung, semasa hidup mendampingi dan merawat, tentu menjadi alasan kuat mengapa seorang ibu bisa mengenal anaknya sedalam itu. Anehnya, sejak dilahirkan hingga sekarang, Kila belum pernah mengalami ikatan itu bersama ibunya. Dia sangat ingin merasakan ikatan batin itu tapi tidak dengan ibunya.

"Iya. Kenapa Ibu belum tidur, ini sudah pukul sepuluh biasanya Ibu sudah tidur," tanya Kira setelah memberikan pelukan hangat padanya dan mencium pipi perempuan 49 tahun itu.

"Ibu sengaja tunggu kamu, kamu kenapa telat?"

Lihat bukan? Fokus hati dan pikiran wanita itu hanya tertuju pada Syakira. Tidak pernah ada nama Kila dalam untai kekhawatiran mantan super model itu. Syakila bak anak tiri di mata ibu kandungnya sendiri. Mau miris tapi sudah biasa, jadi Kila hanya bisa diam dan menyaksikan betapa romantis hubungan kakaknya dan sang ibu.

"Oh, iya, Bu, mulai sekarang Kila akan tinggal lagi di sini ya?"

Ira melihat Syakila sejenak, tatapannya sungguh datar dan tak menyimpan minat sedikit pun. Kesannya mau Syakila jungkir balik di rumah itu pun, Ira tidak peduli selama itu tidak mengusik ketenangannya.

"Aku di sini hanya sampai magangku selesai, Kak," koreksi Kila, sebisa mungkin tidak membuat kecanggungan di keluarga ini.

Dia tahu ibunya tidak senang Kila kembali ke sana. Barangkali jangka tiga tahun Kila tidak di rumah ini adalah momen paling membahagiakan bagi Ira. Dia hanya tidak ingin merusak kebahagiaan sang ibu yang sudah Kila renggut belasan tahun lamanya. Menjauh dari ibunya adalah satu-satunya jalan yang harus Kila tempuh untuk membahagiakan bidadari surganya.

"Loh, kenapa tidak terus di sini saja, La? Dulu kamu bilang kamu ngekosnya Cuma sampai kuliahmu beres. Ini kan sudah mau beres, berarti kamu sudah bisa tinggal di sini lagi bersama aku dan Ibu."

"Kila kan masih harus nyusun skripsi, Kak, pasti bakal bolak-balik ke kampus buat bimbingan."

"Tapi kan La-"

"Syakira sayang, kamu sudah makan?"

"Oh, itu sudah, tadi aku makan malam sama Kila di luar, Bu."

"Acara fashion show hari ini bagaimana, lancar?"

"Alhamdulillah, lancar."

"Syukurlah, tadi ada surat dari pihak agensi, isinya undangan untuk menghadiri pesta topeng yang diadakan oleh klien agensimu. Kamu dapat tiket VVIP, loh. Katanya tidak semua orang bisa menghadiri acara itu. Isinya orang penting semua, mulai dari agensi-agensi model besar, perusahaan iklan, PH film, perusahaan penerbitan, majalah, lengkap pokoknya. Kamu harus datang ya, pestanya minggu depan."

"Nanti Kira cek schedule dulu ya, Bu."

"Enggak usah, sudah Ibu kosongkan semua jadwalmu di hari itu. kamu totally free."

Kira tersenyum kaku lalu melirik pada sang adik yang sejak tadi hanya menjadi nyamuk di antara percakapannya dan sang Ibu. Ira ini memang tipikal manajer yang agak diktator. Jika sudah mengatur sebuah jadwal maka Syakira wajib mengikutinya dan tidak boleh ada penolakan. Sepak terjangnya sebagai mantan super model dulu membuat wanita itu paham betul dunia yang sedang digeluti putri kesayangannya ini. Menghadiri acara besar tentunya akan menambah relasi yang memungkinkan Syakira untuk semakin melebarkan sayap kariernya.

Love In Between (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang