Bab 24

693 100 53
                                    

Plak!

"Ibu!" pekik Syakira kaget.

Tamparan keras mengenai pipi kiri Kila, gadis itu tersentak seraya memegangi pipinya yang panas bersamaan dengan datangnya perih di hati.

"Dasar anak sial! Belum puas kamu buat hidup Syakira menderita, hah?!"

Ira meraih kerah baju Kila lalu meremasnya kuat sampai pernapasan Kila terganggu karena hal itu. Ia sesak dengan tindakan ibunya yang secara tidak langsung sedang mencekiknya.

"Setelah merusak hubungan Syakira dan Athar, sekarang kamu membuat dia celaka. Seharusnya sejak awal aku tidak usah melahirkanmu ke dunia!"

Setega itu sang ibu mempermalukan Syakila di depan umum. Di kamar UGD itu ada sekitar tujuh ranjang pasien termasuk yang ditempati Syakira, enam terisi dan satu kosong. Masing-masing pasien ditunggui oleh satu orang keluarganya, berarti ada sekitar sepuluh orang yang menyaksikan kejadian barusan.

"Aku enggak tahu apa-apa Bu," sahut Kila getir.

"Alasan! Kamu sengaja kan mau mencelakai Syakira. Kenapa, karena kamu suka pada Athar dan ingin merebut pria itu darinya, iya, kan?!"

"Enggak Bu, enggak ... aku enggak ada niat kayak gitu."

"Sebenarnya apa yang kamu mau, hah? Kenapa kamu selalu menyusahkanku dan Syakira. Sejak kamu lahir, tidak pernah sekalipun kamu berguna bagi hidupku. Sebaliknya, kamu adalah anak pembawa sial! Seharusnya kamu mati bersama wanita jalang itu! Kamu merusak kebahagiaanku, kamu yang membuat suamiku terbunuh, kamu yang membuat Syakira ditinggalkan kekasihnya. Kamu adalah biang masalah paling tidak tahu diri yang pernah aku temui!"

"Ibu stop!" bentak Syakira, tak peduli lagi jika saat ini perhatian semua orang tertumbuk padanya.

Ira sungguh kejam, wanita itu benar-benar keterlaluan. Amarah wanita itu tumpah untuk dendam yang selama ini ia pendam. Menjadikan Syakira sebagai alasan untuk menyakiti hati Kila lagi dan lagi. Sampai mati Syakira tidak terima jika Syakila terus disakiti begini.

"Kamu enggak apa-apa, Kila?"

Kila menggeleng sambil senyum miris, "Udah biasa, Kak," kata Kila bergetar.

Jawaban dan bahasa tubuh gadis itu berbanding terbalik dengan air mata yang langsung menetes tak tertahan dari pelupuk mata Kila.

Syakira turun dari ranjangnya dengan  langkah sedikit diseret, kakinya diperban karena luka semalam. Syakira tak sengaja terserempet mobil hingga jatuh dan membuat pergelangan kakinya bermasalah. Insiden itu terjadi di kawasan yang tak jauh dari rumah dakit Citra Husada.

Saat itu Syakira turun dari mobilnya yang tiba-tiba berhenti di tengah perjalanan karena kerusakan mesin. Ia hendak menghentikan taksi sampai akhirnya sebuah mobil yang melaju dalam kecepatan tinggi menyerempetnya. Syakira dilarikan ke rumah sakit yang sama dengan tempat Athar dirawat, gadis itu tak sempat menghubungi adiknya karena ia pun tak sadarkan diri.

Baru tadi pagi Syakira bangun dan berhasil menghubungi Kila, adiknya sangat terkejut mengetahui kejadian yang menimpa Syakira. Kila langsung pamit pada Athar untuk menjenguk kakaknya di ruang UGD, tadinya Athar hendak ikut tapi urung karena ia harus melakukan pemeriksaan lanjutan bersama dokternya. Baru sekitar lima belas menit Kila menjenguk Syakira, tiba-tiba datang sang ibu yang langsung menumpahkan amarah besar pada Syakira dengan sebuah tamparan. Bayangkan saja, ruangan yang semula damai dan hangat oleh percakapan para penghuninya mendadak jadi mencekam karena kedatangan Ira.

"Syakira untuk apa kamu belain anak sialan ini, gara-gara dia kamu jadi celaka!"

"Ibu berhenti! Aku enggak mau dengar apa-apa lagi dari ibu. Kalau Ibu masih mau buat keributan di sini, lebih baik Ibu pulang dan enggak usah jenguk aku!"

Love In Between (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang