Bab 8

452 83 32
                                    

Bab 8

Semua tentang Dafa masih terlalu menyesakkan bagi Syakira. Perlu waktu satu tahun untuknya membiasakan diri hidup tanpa laki-laki itu dan dua tahun untuk meyakinkan bahwa dirinya sudah baik-baik saja setelah apa yang menimpanya hari itu. Syakira pikir, saat waktu berjalan menjauh dari masa lalu maka semua luka yang ada di sana akan melapuk terlupakan. Akan lenyap terabaikan. Akan hilang terhapuskan. Tapi ternyata luka Syakira tidak selemah itu. Patah hatinya tidak seremeh itu. Tidak serapuh daun kering yang mudah hancur hanya karena sapuan angin. Tidak sedangkal genangan air yang hadir di pekarangan rumah tatkala hujan datang. Dafa menikam hati Syakira terlalu dalam, bahkan ketika belatinya sudah berhasil ia singkirkan, sakitnya tidak pernah mereda sedikit pun. Perihnya masih sama seperti saat pertama luka itu ditorehkan.

Seseorang pernah berkata, menyakiti hati orang lain itu bak melempar batu ke lautan. Bisa dilakukan dengan mudah tapi kita tidak pernah tahu sedalam apa batu itu tenggelam. Mungkin segores luka yang kita berikan bisa menyisakan perih berkepanjangan bagi seseorang. Demikianlah apa yang dirasakan Syakira sekarang, mencecap pahitnya luka masa lalu yang memuakkan. Dia mendongak untuk menahan air mata yang hendak jatuh. Tidak akan dia biarkan setetes pun air matanya keluar untuk pengkhianat itu.

Syakira masih menatap jendela terbuka di kamarnya saat derik pintu terbuka terdengar. Ia menoleh dan mendapati sang adik dengan ekspresi ragu-ragu memasuki kamarnya. Mungkin Kila masih takut untuk bertemu sang kakak usai melihat ekspresi kemarahan model itu saat di rumah sakit tadi. Kelembutan hati Syakila melebihi kain sutra, dia sangat mudah berempati pada orang lain. Seolah sakit yang sedang dirasa orang itu adalah miliknya. Saat pertama melihat kakaknya patah hati, Kila bahkan ikut menangis semalaman seperti memang hatinyalah yang dilukai. Kila tahu kakaknya begitu membenci Dafa tapi dia juga tidak bisa membohongi hatinya bahwa sampai saat ini ia tidak memiliki sedikit pun rasa benci pada mantan tunangan kakaknya itu.

"Boleh Kila masuk, Kak?" ungkapnya masih kikuk, bicara dengan penuh kehati-hatian karena takut menyinggung kakaknya.

Syakira tersenyum tipis, ia menghampiri adiknya lalu mereka berdua duduk bersisian di bibir ranjang. Untuk beberapa saat suasana hening sempat mendominasi. Baik Kila maupun kakaknya sama-sama merenungi sikap mereka tadi siang. Emosi Syakira yang kelewatan membuatnya secara tidak sadar membentak dan bersikap kasar pada Kila. Demi Tuhan Syakira menyesal melakukan itu karena emosi sesaat.

"Maaf karena tadi kakak membentak dan menyeretmu keluar dari rumah sakit itu," ungkap Syakira sambil mengelus rambut panjang adiknya yang tergerai lurus.

Kila menatap kakaknya dalam, mencoba menyelami setiap garis rasa yang tercermin di sana. Bisa Kila lihat bahwa sang kakak sedang berusaha melawan sakit yang begitu besar dengan tetap bersikap tegar. Pertemuannya dengan Dafa ternyata memberikan dampak sehebat ini bagi Syakira.

"Kila juga minta maaf ya, Kak, tadi Kila tidak sengaja bertemu dengan kak Dafa. Kila juga tidak tahu kalau dia bekerja di rumah sakit itu dan-"

Syakira menggenggam tangan adiknya sambil menggeleng pelan, "Sudah, tidak usah dijelaskan lagi. Emosi kakak tadi tidak stabil, kakak sangat khawatir begitu mendengar orang rumah bilang kamu sakit, pak Jono bilang kamu pergi ke rumah sakit itu makanya kakak susul kamu. Siapa sangka, kakak malah kembali dipertemukan dengan orang itu di sana. Bukan kamu yang salah."

"Kakak belum bisa lupain kak Dafa?"

"Kakak tidak mau membahasnya, kamu mau janji satu hal sama kakak?"

Kila mengangguk diselingi sedikit keraguan, ia paling takut jika diminta berjanji untuk suatu hal. Khawatir dia tidak amanah dan pada akhirnya mengingkari janji itu.

"Tolong jangan temui orang itu lagi. Jangan dekat-dekat dengannya apa pun kondisinya, bisa?"

Keraguan di hati Kila masih bergema dan menahan bibirnya untuk berkata "iya" tapi gagal mengendalikan kepalanya yang langsung mengangguk setelah Syakira mengajukan pertanyaan itu. Akhirnya Kila pun terikat janji yang ia ragukan bisa menepatinya atau tidak.

Love In Between (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang