Bab 26

663 88 36
                                    

Athar menilik kotak berbungkus buble wrap hitam yang baru saja ia terima dari seorang kurir. Awalnya pria itu heran karena merasa tidak memesan barang apapun secara online, namun setelah sang kurir menyebutkan nama Syakila maka segala kebingungan Athar luruh. Pria itu berjalan menuju kamarnya, mencari gunting lantas membuka kiriman tersebut. Setelah seluruh pembungkusnya tanggal, Athar mengernyit mendapati seperangkat alat salat, sebuah Al-Quran terjemahan dan buku berjudul "Cara Menjadi Imam yang Soleh". Bibir Athar kontan terangkat membaca judul buku itu.

Aneh sekali, Syakila menghadiahinya sepaket alat ibadah plus buku semacam itu. Apa mungkin dia sedang memberi kode untuk segera dinikahi? Athar geleng-geleng kepala--geli dengan pemikirannya sendiri. Pria itu memang sudah mantap untuk menjalin hubungan dengan Kila, dia berencana mengajak gadis itu melangkah ke jenjang yang lebih serius usai Kila lulus kuliah. Di hari wisuda nanti, Athar ingin melamar gadis itu dan memberikan kehidupan yang selama ini tidak pernah gadis itu dapatkan seutuhnya.

Pria itu membuka buku yang diberikan Kila, menyibak lembar demi lembar halaman yang memaparkan penjelasan mengenai definisi soleh menurut syariat, tata cara untuk menjadi saleh dan seperti apa wujud kesalehan yang nyata. Athar hanya membaca sekilas namun hatinya terenyuh damai. Apa yang Kila berikan mengingatkannya pada kehidupan masa remajanya dulu di Puncak. Teringat satu kisah, di mana saat itu hari masih gelap, Athar masih khidmat bergulung dalam selimut demi melawan suhu dingin Puncak yang menusuk. Sayangnya, ritual nikmat itu tidak bisa Athar nikmati lebih lama karena ketika langit masih gelap sang Oma sudah menyeret Athar bangun untuk ikut salat berjamaah di surau sekaligus pengajian subuh.

Athar tidak berbohong ketika dia mengatakan dirinya pernah soleh. Dalam artian, pria itu pernah menjadi pemuda yang memegang erat nilai agama dan menjunjung tinggi budaya timur namun sekali lagi lingkungan dan gaya hidupnya selama kuliah mengikis itu semua dengan perlahan sampai hiduplah sosok Athar yang beberapa bulan lalu kalian kenal. Kehadiran Syakila membawa kehidupan masa lalu Athar ke hadapan pria itu. Secara tidak langsung dan tanpa disadari pria itu pun mulai meninggalkan kebiasaan buruknya.

Jika diibaratkan Athar ini serupa air yang mudah beradaptasi di setiap tempat yang dia pijak, sayangnya dia tidak punya tameng cukup kuat untuk memegang prinsipnya sehingga mudah sekali baginya terpengaruh oleh orang-orang dan lingkungan sekitarnya. Usai sedikit bernostalgia tentang kehidupan remajanya, Athar berniat menyimpan hadiah pemberian Kila itu namun urung ketika dia melihat sebuah surat dan kotak kecil yang ketika dibuka itu adalah kalung yang seminggu lalu Athar berikan pada Kila.

Assalamualaikum mas Athar

Refleks Athar membalas salam itu dalam hati.

Kalau Mas sudah membaca surat ini artinya hadiah yang aku kirim sudah sampai di tangan Mas dengan aman. Mas kaget ya aku tiba-tiba mengirim itu pada Mas?

Mas suka tidak? Intinya suka atau tidak suka Mas harus memanfaatkan semua barang pemberianku dengan sebaik-baiknya. Jangan diterika terus disimpan saja di lemari, aku sedih nanti.

Athar tersenyum membacanya, terbayang ekspresi cemberut Kila ketika menuliskan kalimat itu.

Mas, tahu enggak, aku bahagia banget bisa ketemu dan kenal sama mas Athar. Memang ... aku pikir awalnya pertemuan dengan Mas itu adalah sebuah musibah, ternyata aku keliru. Lama-lama sosok yang kukira musibah itu berubah jadi anugerah. Di antara semua luka yang aku punya, mas Athar hadir dengan cinta yang belum pernah aku rasa sebelumnya. Indah sekali Mas, aku bahagia.

Meski sempat ada kecewa, walau pernah ada tangis yang menyakitkan, tapi pada akhirnya Mas berhasil membayar itu semua dengan ketulusan yang tidak pernah aku bayangkan bisa kudapatkan dari Mas. Terima kasih ya Mas.

Love In Between (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang