-Sudah Biasa-

3.9K 444 226
                                    

Siang ini cuaca cukup panas. Padahal didalam kosan sudah menyalakan Ac, tapi tetap saja panasnya seolah menembus atap kosan. Panas hari ini terasa sedikit berbeda dengan panas hari hari sebelumnya dan kalau biasanya anak anak kosan pada mengeluh, berbeda dengan laki laki yang memiliki dimple ini.

Laki laki bernama jefri ini baru saja turun dari lantai atas. Sedari pagi kerjaan dia cuma rebahan dikamar dan jika lapar ia akan turun ke dapur, apalagi tadi ia melihat jeane memasak rendang.

Sudah empat-atau kelima kalinya ia kembali kedapur. Entahlah laki laki itu jadi mudah lapar saat terbayang rendang buatan jeane. Memang jeane itu paling the best kalau soal masak memasak.

Ia berjalan pelan juga santai dengan pakaian santai yang tampak pas ditubuhnya. Laki laki itu segera mengambil piring lengkap dengan sendoknya. Ia akan makan lagi. Tak peduli kalau ia akan menjadi gemuk setelah hari ini.

"Lo udah makan berapa kali?"

Itu suara macan kosan, cewek dengan baju biru dongker yang digulung lengannya itu tampak melotot. Namun bukan terlihat mengerikan malah terlihat menggemaskan di mata jefri. entah mata jefri yang bermasalah atau memang pembawaan cewek itu yang kelewat imut.

Tak ingin berlama lama menatap wajah imut cewek itu, Jefri lebih memilih mengacuhkannya, laki laki itu segera mengambil rendang yang disimpan di dalam lemari makanan. Cewek di seberangnya semakin melotot.

"Jefrrii!!"

"Hmm" gumamnya

"Jefri!!"

Jefri hanya melengos begitu saja, meninggalkan cewek itu berdiri disana, perutnya sudah sangat lapar. Berdebat dengan jeane itu bukan ide yang bagus. Jadi lebih baik ia mengacuhkannya saja.

"Jefri!! Lo denger gue gak sih??!"

Karena bosan dengan teriakan cempreng itu akhirnya mau tak mau jefri menoleh. "Kenapa sih mbak?"

"Lo udah makan ke lima kalinya!!"

"Iya udah tau, kenapa masih aja nanya!"

"Gue serius!"

"Jangan serius serius, diseriusin gue aja lo gak mau kan ?"

"Jeffri!"

"Apalagi sih mbak?" Jefri yang hendak menyuapkan sesendok nasi jadi mengurungkan niatnya.

Jeane menghela nafas pelan, saat ini ia sangat ingin membenturkan kepala jefri yang penuh dosa itu ke dinding sebelahnya "itu bagian bang sean!" Ujarnya memelan.

Jefri memberikan wajah bodo amat pada jeane,ia dengan cepat menyendokan nasi yang tak sempat ia masukan kedalam mulutnya tadi. Jeane yang menyaksikan itu melongo, selama ini tidak ada yang berani membantah ucapannya apalagi tidak mempedulikan ucapannya.

Memang jeane ini, sosok yang ditakuti anak kosan. Selain wajahnya yang terlihat jutek dia juga punya sifat galak. Ya walaupun galak nya dia itu milih milih. Tapi tetap saja cewek ini selalu dicap cewek jutek juga galak.

"Lo ngerti bahasa manusia gak sih?!"

Brakk!!

Jefri yang sedang menikmati makanannya langsung tersedak saat jeane menggebrak meja dengan cukup kencang membuat cangkir yang berada diatasnya sampai jatuh dan juga menggelinding ke lantai.

"Bang sean gak suka rendang" jelas jefri setelah ia minum air. Padahal jeane hanya menggebrak meja, tapi jefri merasa seperti kerongkongannya pindah ke usus.

Laki laki itu memperhatikan jeane diam diam,lalu matanya menangkap pergerakan jeane yang mengambil sendok, kebiasaan kecil jeane ketika emosi dia akan menggetok kepala musuh dengan sendok.

Kosan NYAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang