-Club Malam-

3.2K 372 215
                                    

Tok

Tok

Tok

Suara ketukan yang berasal dari pintu kamarnya itu mampu membuat jeane yang sedari tadi merias wajahnya, kini perlahan bangkit dari tempat duduknya. Ia mengambil nafas pelan sebelum pada akhirnya ia melangkah kearah pintu untuk membukakannya.

Cewek itu sekali lagi menghela nafas pelan, malam ini ia benar benar nervous. Ini kali pertama baginya keluar hanya berdua dengan sean. Laki laki itu semalam memintanya untuk menemani menghadiri pernikahan krystal alias mantan pacarnya yang ternyata adalah selingkuhan pacar nyai dulu.

Jeane tersenyum lebar namun saat ia melihat sean memasang wajah datar, perlahan ia melunturkan senyumnya. Ah, sepertinya ia terlalu ke ge-eran. Ia lupa kalau sean itu cuek dan pasti akan tetap cuek apapun keadaanya.

"Udah siap?"

Bahkan suaranya saja terdengar dingin. Jeane sedikit merinding, namun tetap mengangguk. Dari awal ia sudah mengantisipasi hal ini pasti akan terjadi. Makanya sedari tadi ia juga sudah menyiapkan mental menghadapi sikap sean juga pastinya menghadapi mantan sean yang kata melisa datang- datang langsung marah marah. Bukan tidak mungkin kan kalau cewek itu akan memakinya ketika ia bersalaman nanti?

Tapi jeane salah, tanpa ia duga sean malah mengulurkan tangannya. Bahkan Jeane sampai menatap uluran tangan itu dengan perasaan tidak percaya. Dengan ragu ia menerima uluran tangan itu, satu lagi yang membuat jeane tidak percaya. Laki laki itu langsung tersenyum manis saat jemarinya menyatu dengan jemari sean.

"Gak ada yang ketinggalan?" Tanya nya. Laki laki itu masih mengembangkan senyumnya. Jeane saja hampir tidak bersuara untuk sekedar menjawab pertanyaan barusan. Ia hanya mampu menggelengkan kepala sebagai jawaban.

Keduanya berjalan berdampingan. Tangannya masih saling bertautan. Saat mereka melewati ruang tengah, disana terdapat beberapa anak kosan yang sedang berteriak teriak tak karuan. Padahal sean dan jeane hanya akan menghadiri pernikahan orang lain dan bukan mereka yang akan menikah, tapi namanya juga kandang tarzan mau bagaimanpun ya tetap akan berisik.

"Pamerin aja tuh dada, kemana mana"

Itu jessi yang berbicara. Cewek itu sedang duduk bersama melisa di lantai, tangannya memegang bolpoint dan didepannya terdapat beberapa buku. Mungkin sedang mengerjakan tugas.

Disampingnya, melisa juga sama. Sama sama memegang bolpoint, tapi dihadapannya bukan buku melainkan laptop yang menampilkan mv lagu korea. Cewek itu sedang streaming mv menggunakan wi-fi nyai.

Jeane melirik sebal kearah jessi, tapi cewek itu tak bereaksi apapun. Lagian baju yang di kenakan nya ini merupakan baju yang diberikan sean semalam, kalau ia tak memakainya ia jadi merasa tak enak dengan sean. Secara tidak langsung ia akan menolak pemberian sean, itu sangat disayangkan. Karena sean tak pernah memberi apapun pada siapapun kecuali uang.

"Sewot aja lo, kalo pengen ngomong jess! Besok gue beliin karung goni" gurau abin, cowok itu sedang rebahan sedangkan yanu memijat punggungnya. Memang yanu ini sosok babu-able di kosan.

"Bangke! " Jessi melempar bolpoint nya kearah abin. Tapi tak lama kemudian ia berdiri mengambil kembali bolpoint nya.

"Ati- ati ya bang, harus sampe tujuan pokoknya" jefri mengingatkan. Theo yang memainkan ponselnya mendongak. Sekilas ia bertatapan dengan jeane. Cewek itu sedikit tersenyum canggung padanya.

 Cewek itu sedikit tersenyum canggung padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kosan NYAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang