Hari semakin larut, kendaraan yang semula ramai dijalanan kini tampak menjadi sepi. Hanya suara katak juga jangkrik yang menemani kegiatan malam kedua insan ini.
Jessi, gadis dengan rambut diikat asal itu semakin mengeratkan pelukannya pada sean saat bibir laki-laki itu menekan keras kearah bibirnya. Ini sungguh di luar dugaan jessi. Keduanya saat ini tengah berada di kamar sean dengan posisi jessi duduk di atas pangkuan laki-laki itu.
Lumatan demi lumatan telah berlalu, tapi sosok sean enggan melepaskan pangutannya. Sedangkan jessi? Cewek itu juga tak menolak malah semakin liar menukar saliva dengan sean. Jessi merasa sekarang akal sehatnya sudah menghilang.
Kenapa begini? Ia sendiri juga tidak tahu.
Tubuhnya cewek itu langsung merinding ketika lengan besar sean mengelus punggungnya dari luar kaos, jessi yang sudah tidak waras juga melakukan hal yang hampir sama. Cewek itu mengelus perut sean yang tidak dilapisi apapun. Laki-laki itu memang tengah bertelanjang dada.
Jessi sontak mendorong tubuh besar sean saat ia rasa oksigen mulai menipis. Dan dalam hitungan detik pangutan itu terlepas.
"Huh..huh.." jessi menarik napasnya dalam-dalam. Matanya langsung menyipit saat bertatapan dengan mata legam sean yang tengah menatapnya penuh minat.
"Gue mau ke kamar " cicit jessi pelan, namun membuat sean langsung mengeratkan pelukan. Tak mengijinkan jessi beranjak dari pangkuannya. Matanya menatap tajam jessi. Tentu saja cewek itu langsung memberengut.
Tak sampai dua detik, bibir keduanya kembali menyatu. Bahkan kali ini lebih detail juga penuh tuntutan.
Jessi menggelinjang geli saat tangan kekar laki-laki itu menjalar kedalam kaosnya. Tanpa sadar ia menggigit bibir bengkak milik sean.
Tentu saja laki-laki itu langsung menghentikan ciumannya. Matanya menatap jessi sebal tapi berakhir menatap jessi serius seolah meminta persetujuan untuk hal yang lebih lanjut.
Entah apa dan ada apa, malam ini jessi hanya pasrah saja, bahkan kepalanya mengangguk, menyetujui apapun kemauan sean malam ini. Malam ini jessi milik sean.
"Ngghh" satu desahan lolos dari bibir jessi yang ikut membengkak karena ciuman keduanya benar-benar sangat lama. Matanya sayu mendongak keatas saat bibir laki-laki itu berganti mengecupi juga menggigiti leher putihnya.
Rasanya jessi ingin berteriak saat ini juga tapi ia sadar ini sudah tengah malam, belum lagi tangan nakal laki laki itu yang tetap melakukan aksinya tanpa berniat menghentikannya.
Jessi bergerak tak karuan diatas pangkuan sean. Bahkan jessi sadar betul disana ada sesuatu yang menonjol yang sangat mengganggu pergerakannya. Matanya langsung melotot saat sadar benda apa itu.
Ia berusaha mengatur nafasnya yang ngos-ngosan. Matanya kembali berubah sayu saat laki-laki itu sengaja menekan miliknya kuat-kuat membuat jessi semakin tak karuan.
Sean langsung melepaskan pangutannya pada leher jenjang jessi. Menurunkan jessi dari pangkuannya dan menduduk jessi disofa kamarnya.
Laki-laki itu berdiri, jessi sontak tersenyum malu-malu tapi mau saat melihat perut kotak-kotak milik sean. Dan tak lama dari situ matanya turun kearah bawah. Laki laki itu bersiap membuka resleting celannya-sebelum
Gdubrakkk..
"Awhh" ringis jessi pelan. Matanya yang semula terpejam kini perlahan terbuka. Hal pertama yang dilihatnya adalah atap berwarna putih yang terlihat abu-abu dimatanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan NYAI
RomanceKosan nyai, bukan kosan pada umumnya yang digunakan untuk sekedar singgah ketika lelah, namun sebuah rumah yang dibangun dan di peruntukan sebagai tempat pulang, tempat mengadu serta tempat berbagi suka maupun duka. ...