HOLAA!
Masih adakah yang menunggu cerita gejelas ini? Xixixi
Semoga gak bosen ya
Happy reading🥀
******
"Nja"
Cewek dengan balutan kemeja putih lengkap dengan rok hitamnya itu menoleh. Menemukan jefri lantas satu senyuman berhasil terbit dari bibirnya.
"Kenapa, bang?" Tanyanya pelan.
Saat ini ia tengah berdiri di teras kosan sembari memakan roti dengan selai cokelat di dalamnya. Melihat keterdiaman jefri sontak senja mengulurkan satu roti yang masih utuh di salah satu tangannya kearah laki-laki itu.
"Buat siapa?" Bingung jefri. Disana memang hanya ada mereka berdua.
"Buat lo bang, lo laper kan?" Tebaknya tepat sasaran.
Memang pagi ini tidak ada yang memasak di kosan. Sebenarnya bahan-bahan masakan sudah ada hanya saja manusia-manusia itu pada enggan untuk sekedar memegang kompor. Terlebih jeane, cewek itu bahkan sudah meninggalkan kosan pagi-pagi sekali dengan alasan memiliki kelas pagi.
Tangan jefri perlahan terulur menarik roti di tangan senja. Laki-laki itu tersenyum canggung. Ah, kenapa juga ia harus merasa canggung pada senja?
Seketika ia langsung menggaruk rambutnya yang tak gatal. "Makasih" ujarnya yang diakhiri dengan anggukan senja.
"Berangkat sama siapa bang?" Senja kembali bersuara kali ini berhasil membuat jefri menghentikan kunyahannya.
Otak laki-laki itu berpikir sejenak tapi langsung berucap "resha kayanya."
Senja hanya ber-oh ria menanggapinya.
"Lo mau bareng siapa?" Tanya jefri sedikit ragu. Laki-laki itu takut menyinggung senja. Pasalnya memang setiap harinya senja selalu bersama doni jadi ia sedikit meringis saat menyadari pergerakan mata senja yang mulai tidak nyaman.
"Mm-bang theo" jawab senja ragu sekaligus jujur. Ia sudah menghubungi theo semalam dan laki-laki itu setuju tanpa menolak. Lagian mana bisa theo menolak senja?.
"Theo nya mana?" Jefri celingukan, matanya berpendar mencari keberadaan theo tapi tak mendapat tanda-tanda kalau laki-laki itu akan keluar dari persembunyiiannya.
Senja mengelap sudut bibirnya menggunakan tisu lantas mengulurkan tisu lainya yang masih bersih kearah jefri sembari berucap "lagi nganter melisa cari makan."
Jefri hanya mengangguk sesekali mengelap bibirnya lalu saat matanya menangkap sosok resha keluar dengan pakaian rapinya ia segera mendekat. Belum sampai ia berdiri didepan resha, laki-laki dengan balutan jaket hitam terlebih dahulu muncul lalu merangkul bahu resha.
Keduanya berjalan santai tanpa menyadari keberadaan jefri maupun senja yang kini tengah menatap keduanya aneh.
"Sha" panggil jefri lumayan keras dan hal itu berhasil menghentikan langkah resha juga abin yang sedang tertawa pelan.
Resha tersenyum tulus kearah jefri yang disusul suara berat abin "ngapain lo berdua?"
Senja menggeleng hendak berbicara namun lebih dulu jefri menyela "lo sama resha-"
Reflek abin melepaskan rangkulannya pada resha dan hal itu berhasil membuat tanda tanya besar bagi jefri maupun senja. Laki-laki itu beralih menggenggam jemari resha sembari tersenyum manis. "Kenapa? Cocok kan?" Tanyanya dengan nada mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan NYAI
RomansaKosan nyai, bukan kosan pada umumnya yang digunakan untuk sekedar singgah ketika lelah, namun sebuah rumah yang dibangun dan di peruntukan sebagai tempat pulang, tempat mengadu serta tempat berbagi suka maupun duka. ...