-Ending untuk semuanya-

2.9K 232 110
                                    


"Kenapa?"

Sean menajamkan padangannya pada cewek didepannya. Sedangkan si cewek hanya mengedikan bahu sebagai jawaban.

"Kenapa jess?" Ulangnya.

Tak ada jawaban sebab jessi masih setia bungkam. Enggan untuk sekedar mengeluarkan suara barang sedikitpun.

"Lo gak bisa ngehargain gue sebagai pacar lo?" Sean menghela nafas pelan kemudian mendudukan tubuh lelahnya di kursi teras kosan. "Gue gak ngelarang lo buat ngelakuin apa aja, tapi gue gak bisa kalo diselingkuhin kaya gini, jess"

Entah kenapa kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya. Jujur ia tak mau mengatakan hal itu.

"Lo tau? Gue paling benci sama yang namanya perselingkuhan"

Jessi tak merespon. Ia turut mendudukan dirinya disamping sean. Tak lupa ia membuat jarak.

"Bang sean," panggilnya ketika lebih dari tiga menit tak ada percakapan.

Sean menoleh. Wajah bertanya-nya sudah cukup memberi pertanyaan tanpa harus berujar.

"Aku mau putus"

Tiga kata, namun penuh makna itu akhirnya keluar dari bibir jessi. Wajah cewek itu tampak datar. Tak ada senyum maupun raut wajah takut.

Dalam lamunannya sean tersentak tat kala jessi mengulurkan cincin bermata berlian itu kearahnya. Cincin yang ia berikan beberapa hari sebelum jessi mengatakan kalau ia tak mau dilamar olehnya.

"Karena kamu gak bisa diselingkuhi, maka dari itu aku mau balikin cincin ini. Pertanda kita usai"

Sean diam. Mencerna setiap kata yang terlontar dari bibir jessi. Ia tak membantah.

"Boleh aku jujur?"

Tak mendapat respon apapun, jessi kembali berujar "jujur, aku engga pernah ada rasa sama kamu"

Detik itu juga sean merasa jantungnya bekerja tak beraturan.

"Aku engga cinta sama kamu, aku udah nyoba belajar tapi aku engga bisa. Makanya aku pilih jalan yang terbaik. Kita putus ya"

Mungkin kalau ada nominasi laki-laki paling sadboy sedunia, sean sudah masuk dalam daftarnya. Dua kali dirinya diselingkuhi dan dua kali juga dirinya diputuskan dengan alasan yang sama.

Jujur ini yang selalu sean takutkan. Karena tujuan dari pacaran itu memang untuk putus. Makanya ia lebih suka mengajak si wanita menikah ketimbang berpacaran.

"Aku tau aku salah, tapi aku juga mau bahagia sama orang yang bener-bener aku cinta"

Sean membuang wajahnya kesembarang arah. Tanganya menarik cincin dari tangan jessi. Wajahnya memerah menahan tangis. Katakan saja ia cengeng. Tapi ia memang benar-benar sakit mendengar pengakuan jessi barusan.

"Dan orang itu bukan kamu, bang"

Tawa miris sean berhasil tampak diwajahnya. Hatinya luka meski hanya karena sebuah kalimat.

"Maaf"

Sean menoleh. Melihat wajah bersalah jessi perlahan tangannya terangkat membelai rambut jessi mungkin untuk yang terakhir kali.

Jessi kira sean akan membantah atau memaksakan kehendaknya, tapi ia salah. Sean tersenyum simpul kemudian berujar pelan.

"Lo sama gue ketemu disini dan berakhir disini,"

Jessi mengangguk membuat sean yakin kalau dirinya juga jessi memang tidak ditakdirkan bersama.

"Gue terima permintaan putus lo." Lirih sean.

Kosan NYAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang