-Malam-Malam-

3.5K 451 269
                                    


Tiga hari berlalu setelah insiden jessi SALAH KIRIM pesan . Pesan itu harusnya ia tujukan pada rendy yang nomornya baru saja di dapat dari senja, bukan pada sean. Memang sepertinya tingkat kesialan jessi itu sudah berada pada stadium akhir, tapi jessi juga merasa sedikit lega karena ia salah mengirimnya pada sean, bukan pak dadang dosen dengan kepala botak dan perut buncit alias dosen hubungan internasional yang nomornya didapat dari ke goblok-an resha.

Ngomong ngomong soal nomor pak dadang, jessi sudah pernah memblokirnya, tapi waktu mereka bertemu di kampus jessi diancam, bapak tua itu akan menyebarkan foto yang sempat dikirimnya beberapa minggu lalu jika jessi tidak membuka blokirnya. Jadilah mau tak mau, hingga saat ini jessi masih sering berkomunikasi dengan bapak tua itu. Ya meskipun, hanya sekedar jessi baca saja tanpa perlu membalas pesan yang menurut jessi sangat tidak jelas itu.

Sudah tiga hari ini juga jessi selalu menghindari sean, alasannya cukup simpel. Malu. Iya jessi malu, padahal biasanya jessi tidak punya malu, tapi entah kenapa saat bersangkutan dengan sean mendadak urat malunya kembali tersambung. Coba saja kalau sean adalah abin atau paling tidak theo, jessi pasti tidak akan semalu ini hingga harus menghindari laki laki yang jelas jelas selalu stand by di kosan.

Kalau di ingat ingat, jessi memang sangat bodoh bukan? Ah bukan bodoh lagi, sepertinya ia akan menyusul ke tololan resha setelah ini.

Seperti malam ini contohnya, ia sengaja pulang malam. Tidak terlalu malam sih, tapi jessi sudah dapat memastikan kalau anak kosan sudah berada di kamarnya masing masing. Itu artinya kemungkinan ia bertemu sean akan semakin kecil.

Cewek dengan rambut di gerai itu berjalan cepat saat sudah melewati gerbang kosan, namun tak lama dari situ tepukan di bahunya membuat ia berjengit kaget. Tangannya dengan reflek memukul kepala sang pelaku. Kakinya juga ikut menendang tubuh seseorang yang mengejutkannya barusan.

"Bangsat!!masa depan gue..awhh..shiit!!"

Jessi segera menyalakan senter pada ponselnya dan menelisik laki laki didepannya yang saat ini tengah memegangi harta berharganya. Cewek itu langsung membuka mulutnya lebar lebar saat menyadari laki laki itu adalah sean. "B-bang...se-an" jessi terbata saat menyebutkan nama sean, bukan apa apa, tapi ia merasa takut. Apalagi melihat ekspresi wajah sean.

Tak mendapat respon sebab sean sibuk menahan rasa sakitnya, jessi lantas mendekat "bang, gak papa kan?" Tanyanya. Padahal sudah jelas sean sedang tidak baik baik saja, tapi cewek itu masih saja bertanya hal yang jelas jelas jawabannya sudah di depan mata.

"Gak papa, pala lo peang!! Ini sakit bodoh!" Makinya pada jessi. Cewek itu tampak meringis, wajahnya cemas juga panik.

"Sakit ya bang? Maaf gak sengaja, serius deh" cewek itu memegang lengan tangan sean namun dengan cepat sean menghempaskannya saat bayangan foto jessi yang tersimpan di ponselnya kembali melayang di otaknya.

Sean menggeleng pelan. Tak ingin ambil resiko kebanggaannya semakin sakit, sean memilih memelototi cewek itu sambil berujar "urusan kita belum selesai, lo harus ganti rugi!" Ujarnya, kemudian bejalan memasuki kosan dengan tertatih.

Jessi loading sebentar. Matanya memutar mencari maksud dari ucapan sean barusan. Dan barulah saat otaknya mengerti maksudnya, ia berlari menyusul sean.

"Jangan deket- deket gue, jarak 1 meter!" Perintah sean, membuat jessi yang sudah berada di dekatnya harus menghentikan langkahnya guna mematuhi perintah sean barusan. Tapi bukan jessi namanya kalau tidak ngeyel. Cewek itu tanpa berpikir dua kali, langsung menggandeng lengan sean.

"Bang kalo minta ganti rugi jangan banyak banyak ya, ini akhir bulan. Duit gue menipis" ucapnya kelewat polos. Bahkan kini tangannya sudah mengelus lengan besar milik sean, membuat sean mati- matian menahan emosi.

Kosan NYAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang