Jam sudah menunjukan pukul 01.00 dini hari, tapi mata milik resha tetap saja tidak mau ditutup. Padahal sedari tadi mulutnya sudah menguap berulang kali. Namun seolah tak mau diajak bekerja sama, matanya hingga kini masih setia terbuka.Disampingnya ada senja. Cewek itu sudah terlelap beberapa jam yang lalu. Disamping senja juga ada jeane yang tertidur pulas tapi selalu membolak balikan badannya. Cewek itu tidak bisa tidur diam.
Tadi setelah melisa menemukan senja tergeletak dilantai dapur, mereka segera menolong senja. Dan saat cewek itu sadar, ia bercerita perihal yanu. Padahal yanu sejak kemarin belum pulang dari korea. Senja juga mengatakan ia melihat makhluk mengerikan menyerupai topeng dengan taring juga mata yang berkelip. Tampak menyeramkan hingga membuat senja jatuh tak sadarkan diri cukup lama.
Dan yang paling membuat mereka semua sebal adalah, makhluk itu merupakan peliharaan abin. Laki laki itu memang sedang meneror seseorang—lebih tepatnya mantan pacar yang bernama senja. Tapi jelas makhluk itu salah sasaran, senja di kosan ini bukan mantan abin melainkan pacar doni.
Resha berusaha menutup kembali matanya, tapi bunyi yang berasal dari perutnya mampu menariknya lagi, hingga ia langsung terduduk. Malam ini mereka- para cewek tidur bersama kecuali, jessi dan melisa. Kedua cewek itu katanya tidak takut, malahan keduanya tidur di kamar masing masing tanpa ditemani siapapun.
Merasa lapar, padahal memang resha tidak pernah kenyang. Cewek itu langsung berjalan menuju dapur sembari menyalakan lampu. Tidak mungkin kalau ia berjalan di kegelapan, yang ada ia di grepe-grepe makhluk peliharaan abin nantinya.
Duh. Amit-amit.
Saat mencapai pintu dapur, cewek itu langsung mengernyitkan alis bingung. Didepannya- tepatnya di kursi meja makan terdapat jefri. Itu jefri sungguhan? Malam- malam begini apa yang di kerjakan laki laki itu di dapur?
Tak ingin seperti senja, cewek itu segera berjongkok. Memastikan laki laki itu benar-benar jefri. Ia langsung menghela nafas lega saat menyadari kaki jefri masih menapak di lantai.
"Ngapain bang malem-malem di dapur?"
Jefri yang sedang meminum kopi menoleh, tak sengaja bibirnya menyemburkan kopinya tepat di wajah resha"eh— lo ngagetin aja sha" ujarnya lalu membantu resha membersihkan wajahnya menggunakan tisu" sorry" sesalnya.
Resha terkekeh pelan "gak papa kok bang, lo ngapain tengah malem disini? Gue pikir tadi lo peliharaan abin yang cosplay jadi lo" jelas saja resha berpikir begitu, ia hanya tak ingin kejadian senja terulang lagi. Siapa tau kali ini ada anak dukun yang sedang meneror cewek bernama resha, dan salah sasaran. Kan bisa gawat.
Laki laki itu tersenyum sekilas, meski hanya sekilas tapi berhasil menampilkan dimple di pipinya "harusnya gue yang tanya, lo ngapain jam segini kesini?" Jefri menepuk pelan kursi disampingnya yang kosong. Dan dengan tampang polosnya resha hanya memperhatikan tanpa berniat duduk disana.
Mata cewek itu memicing, menatap aneh kearah jefri. Tangannya menunjuk kearah kursi yang baru saja ditepuk oleh jefri. "Ada siapa bang disitu?"
Jefri menaikan alisnya pertanda bingung, namun saat menyadari tatapan penuh ketakutan resha laki laki itu langsung berniat mengusilinya. "Kenalan dulu dong, ini ada mas poci" ujarnya sembari menaik-turunkan alisnya.
Resha beringsut tanpa berniat menyahut ucapan jefri barusan. Yang ada di pikirannya sekarang, bagaimana cara pergi dari dapur ini tanpa harus diikuti oleh mas pocong. Masalah lapar? Biar saja, resha sudah biasa menahan hal semacam ini.
Baru saja kakinya hendak mencapai pintu dapur, tarikan dari jefri berhasil menggagalkan niatnya. "Gak ada sha, gue becanda" ujarnya diikuti Tangannya yang membentuk tanda 'piece' kearah resha. Laki laki itu kasian juga melihat resha memasang wajah penuh ketakutan seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan NYAI
Roman d'amourKosan nyai, bukan kosan pada umumnya yang digunakan untuk sekedar singgah ketika lelah, namun sebuah rumah yang dibangun dan di peruntukan sebagai tempat pulang, tempat mengadu serta tempat berbagi suka maupun duka. ...