-Group Chat-

3.3K 398 328
                                    


Melisa mengerjapkan kedua matanya yang terasa berat, entah apa penyebabnya. Cewek itu me-moletkan tubuhnya yang terasa pegal seperti habis mengangkat beban ber ton- ton. Merasa ada yang yang mengganjal di lengannya, cewek itu menoleh kearah kiri dan menemui wajah jessi yang masih terlelap. Mulutnya terbuka lalu tertutup persis ikan koi koi.

Iseng iseng melisa memasukan penggaris kedalam mulut cewek itu. Tapi tak ada respon, jessi masih saja terlelap tanpa merasa terusik sedikitpun. Ah-melisa lupa, jessi kan kebbo. Mau ada apapun kalau cewek itu belum berniat bangun ya tetap saja tidak akan bangun. Memang kebal sekali seorang jessica itu.

Tak mendapat respon melisa lantas berdiri dan berjalan ke dalam kamar mandi. Hari ini ia ada kelas pagi, saat hendak meuju kamar mandi matanya melihat kearah jam dinding, ia membolakan bola matanya. Pukul 7.50 yang artinya 10 menit lagi kuliah jam pertamanya akan di mulai. Ia menepuk dahinya frustasi.

Ia menyesal setengah hati telah menemani jessi semalam. Ya walaupun uangnya lumayan, tetap saja kalau ia terlambat di kelas pertama bisa mati berdiri dirinya.

Tak ingin menunda waktu karena sedari tadi tak ada yang membangunkannya juga jessi. Ia lantas menarik pakaian dari dalam almari dan berganti pakaian tanpa mandi. Kalau ia harus mandi, bisa benar benar terlambat. Cewek itu segera mengguyur dirinya menggunakan parfume, hingga satu botol habis dikenakannya hari ini.

"Woyy, mbak jess! Bangun udah siang!" Teriaknya panik sambil menggoyangkan tubuh jessi yang masih setia menutup matanya. Ia juga sedang memakai kaos kaki, tak mendapati pergerakan apa pun. Melisa lantas keluar dari kamarnya sambil berlari. Biarkan saja semau jessica, mungkin dia sedang tidak ada kelas pagi ini.

"MELISA! BENERIN LAGI SEPATUNYA!

Jeane melotot melihat melisa berlari sembarangan sembari mengambil sepatu di rak. Bukan itu yang membuat jeane emosi pagi pagi begini, tapi kenapa sepatu lainnya harus di berantakan?.

Seolah budek, melisa tak mempedulikan ucapan jeane barusan. Cewek itu dengan santai memakai sepatunya di depan pintu kosan.

"HEH! MELISA! BUDEK LO YA?!"

"Aduh mbak jangan teriak- teriak dong, gue lagi buru-buru nih. Ntar lo aja yang rapihin lagi ya mbak" pintanya. Cewek itu masih mengikat tali sepatunya tanpa menoleh kearah belakang dimana jeane masih berdiri menatap punggungnya.

Dddukk.

"Asu!" Melisa berteriak kaget "eh asstagfirullah, sakit tolol!" Ia mengelus punggungnya yang baru saja terkena serampangan sapu dari jeane. Memang jeane ini kalo marah suka main fisik.

"LO" jeane menunujuk kearah melisa dengan tatapan Galaknya "BENERIN ATAU GUE BOTAKIN RAMBUT LO?!"

Melisa mendengus sebal sembari menatap jeane dengan tatapan 'mati aja sono lo'. Tapi cewek itu masih sayang rambutnya. Maka dari itu ia segera merapikan kembali sepatu anak kosan yang berada di rak sepatu utama.

"Gitu dong dari tadi! Gak usah pake kekerasan dulu" ujar jeane sembari berjalan kearah melisa. Cewek itu langsung mengambil sapunya yang terlantar dilantai.

" gue telat ngampus nih! Dah mbak jeane gue berangkat" pamit melisa. Cewek itu langsung berlari kearah luar kosan. Tak sengaja matanya menangkap yanu yang sedang memanasi motornya. Dengan segera ia menaiki boncengan laki laki itu.

"Yan buruan dong, telat nih gue!"

Yanu yang terkejut tentu saja langsung melirik sebal kearah belakang. Dilihatnya melisa tampak anteng berada diboncengannya. "Heh! Gue lagi nungguin resha! Turun lo!"

Kosan NYAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang