"Lo hamil ya mbak?!" Tuding melisa ketika jeane baru saja memasuki kosan. Ditangannya masih membawa tas juga tumpukan buku yang lumayan tebal.Sedangkan melisa, cewek itu berdiri tegak didepan pintu kosan sambil membawa sapu. Bukan, ia bukan akan memukul jeane. Tapi ia memang sedang menyapu lantai. Dan mendapati jeane memarkirkan motornya, cewek itu bersiap menghadang jeane.
Jeane dihadapannya mendengus sebal. Baru sampai dikosan ada saja pengganggunya. Cewek itu tak mengindahkan ucapan melisa, ia malah berjalan santai melewati tubuh besar melisa yang ikut berputar ketika jeane sudah berlalu.
"Woyy mbak jean! Ngaku lo!" Teriaknya sebelum jeane masuk kedalam kamarnya. Kamar cewek itu memang berada didekat ruang utama, bersebrangan dengan kamar si cantik pacar doni.
Belum sepenuhnya jeane masuk kedalam kamar, cewek itu kembali berbalik, namun bukan untuk menjawab melisa, melainkan melempar buku yang dibawanya kearah melisa.
Bruuk
"Anjing-" reflek mulut penuh dosa melisa.
"Asu!" Sahut jessi yang muncul dari ambang pintu. Cewek itu membawa beberapa makanan ringan ditangannya.
"Babi" theo ikut menyahut dibelakang jessi.
Keduanya baru saja dari indomaret ujung jalan. Padahal didepan kosan saja sudah ada alfamart, memang keduanya ini sama sama pengangut prinsip 'berhemat itu baik, tapi ditraktir itu sangat nikmat'. Makanya mereka lebih memilih yang jauh tapi murah dari pada dekat tapi tidak jadian. maksudnya dekat tapi mahal.
Jeane mendengus, namun kembali mendekat kearah melisa untuk mengambil bukunya yang baru saja menghantam dada melisa cukup keras.
"Lo kalo ngomong gak usah ngawur!" Peringat jeane galak, matanya menatap melisa penuh ancaman namun langsung berubah ketika bertabrakan dengan mata teduh milik theo.
Jessi menyenggol lengan melisa pelan. Matanya mengkode melisa untuk memberitahu apa yang dipermasalahkan jeane saat ini. Pasalnya jeane ini tidak akan marah kalau memang tidak ada yang memancing.
Melisa langsung merangkul bahu jessi. Diikuti juga dengan merangkul theo, meskipun hanya berakhir memeluk pinggang laki laki itu karena tangannya tidak bisa menjangkau bahu theo, Akibat perbedaan tinggi keduanya.
"Kalian percaya gak kalo resha yang hamil?" Tanyanya sambil menoleh kearah jessi juga theo secara bergantian.
Jeane membulatkan matanya sempurna. Setelah tadi melisa menuduhnya kini ia menuduh resha? . "Lo kalo ngomong bisa yang masuk akal gak sih?" Matanya kembali menatap tajam melisa.
Theo menggelengkan kepala, bingung. Sedangkan jessi malah ikut membulatkan mata seperti jeane.
"Kalo bukan mbak jean yang hamil, berarti memang resha" melisa kali ini memberanikan diri membalas tatapan jeane. Mau tak mau akhirnya jeane memutuskan kontak mata keduanya.
"Atas dasar apa lo tuduh gue atau resha hamil?" Cewek dengan balutan kemeja itu menyodorkan pertanyaan yang sedari tadi membuatnya bertanya-tanya kenapa melisa membahas masalah seperti ini.
Melisa melepaskan rangkulannya pada jessi juga theo. Lalu ia menyerahkan sapu yang sedari tadi di pegangnya pada theo dan langsung diterima laki laki itu tanpa protes.
Ketiganya memperhatikan melisa yang berjalan keruang tengah, tak lama kemudian cewek itu muncul kembali dengan membawa benda yang sedari pagi membuat sean uring-uringan juga menuduh mereka macam macam.
"Ini punya lo kan mbak!" Cewek itu menyerahkan benda kecil dengan dua garis merah ketangan jeane.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan NYAI
RomanceKosan nyai, bukan kosan pada umumnya yang digunakan untuk sekedar singgah ketika lelah, namun sebuah rumah yang dibangun dan di peruntukan sebagai tempat pulang, tempat mengadu serta tempat berbagi suka maupun duka. ...