-Yanu Kw-

2.8K 367 275
                                    

"RESHA!!"

Cewek dengan kaos hitam yang di gulung hingga siku itu berteriak kencang. Tak peduli kalau tetangga datang ke kosan hanya karena mendengar teriakannya. Matanya melotot, menanti pemilik nama yang baru saja diteriakkannya muncul kedalam dapur.

Dan benar saja tak lama dari itu sosok resha dengan pakaian awut-awutan muncul diambang pintu dapur. Tangannya membawa sapu, cewek itu baru saja ingin membersihkan kamarnya tapi teriakan jeane menggagalkan niatnya.

"Kenapa sih mbak? Sehari gak teriak gak bikin lo mati kan?" Cewek itu berusaha tenang. Tapi ia salah, ini jeane yang sedang berbicara dengannya.

Jeane diseberangnya semakin membolakan kedua matanya. Lalu tanpa aba-aba, jeane meminta sapu yang dibawa resha. Resha tentu saja langsung memberikannya. Jadi ini jeane teriak- teriak hanya untuk meminjam sapu?

Pikiran ngawur resha barusan langsung musnah ketika tubuhnya merasa sakit akibat pukulan dari jeane.

Takk

Tidak terlalu keras namun mampu membuat resha meringis.

"Gue gak tau salah gue apa, tapi kenapa di pukul sih mbak?" Rengeknya sambil mengelus pelan pinggangnya yang terkena pukulan sapu.

Jeane menatap tajam resha. Tentu saja resha langsung beringsut ketakutan. Jeane terlihat mengerikan dua kali lipat jika seperti ini, seolah cewek itu bisa menelan resha kapan saja.

"Gue tadi nyuruh lo beli apaan?!"

Resha memutar pelan matanya, otaknya bekerja dengan cepat untuk mengingat. Namun tak ada apapun yang diingatnya. cewek itu menggeleng pelan "gak tau. Lupa mbak" jawabnya santai tanpa sadar ucapannya barusan membuat jeane naik pitam.

"Gue nyuruh lo beli gula!" Teriak jeane. Resha langsung menutup telingannya. Suara teriakan jeane benar benar terdengar seperti terompet sangkakala.

Padahal mah, resha belum tau suara sangkakala itu seperti apa.

Cewek dengan rambut pirang itu menyengir bodoh, memperlihatkan giginya yang rapi. Lalu kembali bersuara "bukannya udah gue beliin tadi sama royco juga?" Akhirnya otak cewek itu bekerja Setelah beberapa saat berfikir.

Jeane menghela nafas kesal. Cewek itu bersiap melayangkan pukulan lagi pada resha, tapi resha beruntung bisa menghindar. Hingga sapu itu berakhir mengenai tembok.

"Gue suruh lo beli gula! Kenapa malah lo beliin garem halus!" Jeane memejamkan matanya, pagi pagi begini cewek itu sudah dibuat darah tinggi dengan kelemotan otak resha. Pagi tadi jeane menyuruh resha untuk membeli gula pasir, persediaan gula sudah habis , tapi cewek itu dengan santainya malah membelikannya garam halus bukannya gula.

Resha terdiam. Matanya berputar seolah mencari jawaban atas pertanyaan jeane. "Bukannya mbak tadi memang titip garem?" Cewek itu langsung menggeleng saat menyadari sesuatu. "Jadi mbak titip gula bukan garem" ucapnya baru ngeh.

Rasanya jeane ingin menangis saat ini. Resha benar- benar tidak bisa diandalkan. Cewek itu sepertinya memang sudah bego tingkat akut.

"Lo!" Tunjuknya pada resha "ah, pengen nangis gue" jeane menjambak rambutnya pelan.

"Mbak jeane, jangan nangis ya, resha gak punya permen soalnya" cewek itu tanpa dosa malah mengeluarkan uang dari sakunya sejumlah lima ribu.

Cewek itu mendekat. Lalu menyerahkan uang itu pada jeane. "Ini gue ada uang lima ribu, buat beli permen sendiri ya. Tapi jangan nangis"pintanya membuat jeane kembali emosi.

Kosan NYAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang