Tok
Tok
Tok
Pagi pagi sekali pintu utama kosan sudah terdengar nyaring, entah siapa pelakunya yang pasti kegiatan barusan benar-benar menganggu acara anak-anak kosan yang masih menjelajahi alam mimpi, kecuali jeane tentunya.
Dengan wajah ngantuk setengah bete, resha berdiri-bermaksud untuk membuka kan pintu, ia berpikir saat ini jeane pasti sedang berada di dapur makanya cewek itu tidak berniat membukakan pintu. Dengan gerakan pelan resha segera membuka pintu kamarnya dan berjalan hendak membukakan pintu utama.
Matanya yang semula samar-samar seketika langsung terbuka lebar saat menemukan satu parcel buah yang diletakan di depan pintu. Matanya menelisik, seolah mencari seseorang yang baru saja mengiriminya buah-ah, maksudnya entah untuk siapa, karena kalau untuk dirinya rasanya tidak mungkin.
Cewek itu menggaruk rambutnya , bukan karena memiliki kutu, tapi memang karena bingung. Matanya tidak menemukan siapapun di sekeliling kosan. Lalu dengan gerakan putus-putus ia segera menarik parcel buah itu dan berakhir mengunci pintu kembali.
"Memang rejeki anak sholehah kaya gue nih" gumamnya pelan sembari berjalan, mungkin akan kembali ke kamarnya, Tapi langkahnya langsung ia hentikan ketika matanya menangkap sebuah kertas yang tertempel di plastik luar parcel.
Dengan gerakan serampangan ia segera menarik kertas itu, dilihatnya kalimat itu berulang kali namun otak lemotnya tidak bisa menangkap apapun. Ia bingung sebenarnya buah ini ditujukan untuk siapa?
'maaf untuk yang semalam, cepat sembuh dan jaga kesehatan'
Hah? Ini bagaimana maksudnya? Dari siapa? Untuk siapa?
"Ini orang salah amat atau gimana ya?" Tanyanya pada diri sendiri. Entahlah memikirkan hal itu di pagi hari malah membuat kepalanya berdenyut.
Dan tanpa izin siapapun resha langsung membuka parcel buah itu, dalam hitungan detik buah apel berwarna merah itu sudah bersilahturahmi dengan mulutnya. "Enak banget, manis kaya bang jefri" gumamnya.
"Iyalah enak, gratis soalnya" imbuhnya seolah meladeni ucapan sebelumnya.
"Bang jefri manis, kalo bang theo apaan ya?" Matanya berputar keatas bermaksud mencari jawaban atas ucapannya sendiri.
"Ah bang theo mah imut" suaranya berubah girang, dengan gerakan pelan ia mulai mendudukkan dirinya di sofa ruang tengah. Memang pagi-pagi begini paling nikmat untuk berkhayal.
"Ini gak ada racunnya kan?" Tanyanya pada diri sendiri sesekali memperhatikan buah ditangannya kini.
"Ya gak adalah resha cantik, imut, manis, kalo ada lo pasti udah mati sekarang" ujarnya diakhiri kekehan. "Memang ya, bener-bener rejeki anak sholehah in—"
Tuk
"Anjirr"
"Hehe" sosok jefri langsung meloncat dari belakang sofa hingga berakhir duduk disamping resha masih dengan cengirannya yang membuat Resha salah fokus pada gigi laki-laki itu yang tampak kinclong meski dipagi hari dan belum menggosok gigi. "Ngomong sama siapa lo?"
Resha menggerutu pelan, tapi tetap saja memasukan gigitan-gigitan apel kedalam mulutnya tanpa mempedulikan pertanyaan jefri disampingnya.
"Buah dari siapa?"
Resha langsung menoleh kearah jefri dengan wajah penuh tanda tanya. "Bang, siapa sih yang sakit? Kok dikirimin buah?"
Jefri mengetukkan jarinya di dahi " siapa ya? Ah, bang sean kali atau yanu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan NYAI
RomanceKosan nyai, bukan kosan pada umumnya yang digunakan untuk sekedar singgah ketika lelah, namun sebuah rumah yang dibangun dan di peruntukan sebagai tempat pulang, tempat mengadu serta tempat berbagi suka maupun duka. ...