Dibuang Sayang - Om-Om

4.5K 560 120
                                    

Gadis hanya bisa menghela napas berat begitu dirinya berada di depan sebuah kelab malam bersama suaminya yang terlihat sangat bersemangat. Adrian melambaikan tangannya ke arah belakang, pada ketiga temannya yang juga sedang menggandeng istri mereka masing-masing. Adrian memberi isyarat pada mereka kalau dia dan Gadis akan masuk kebih dulu.

            "Girang banget kamu." Cebik Gadis.

            Suaminya itu hanya tersenyum manis padanya. "Udah lama banget, sayang, aku nggak have fun di sini. Kan semenjak sama kamu, aku nggak dibolehin lagi sering-sering main kesini. Kamu sih, posesif banget."

            "Bukan posesif. Aku cuma takut aja Key punya adik tiri dari Mama yang lain." Balas Gadis dengan suara tenangnya

Dan itu membuat Adrian menatapnya terbelalak. "Maksudnya... aku selingkuh, gitu? Hei, tampang kaya aku memangnya bisa selingkuh?"

            Gadis membalas tatapan Adrian dengan senyuman manisnya. "Buaya kaya kamu nggak mungkin bisa setia kalau terus-terusan disuguhi dada sama paha, sayang..."

            "Tapi kan aku cuma minum di sini."

            "Di rumah kamu juga bisa minum."

            "Nggak ada musiknya."

            "Aku pasang speaker seratus biji di rumah biar sama berisiknya."

            "Nggak ada cewek seksinya."

             Langkah Gadis terhenti, kedua tangannya berkacak pinggang di depan Adrian, membuat mantan playboy kelas kakap itu tersenyum lebar dan mengecup pipi istrinya. "Kamu yang paling seksi kok, Dis... makanya aku cinta. Pulang dari sini... boleh nggak?" Adrian sengaja mengedipkan sebelah matanya dan membuat Gadis menahan tawa gelinya. Entah kenapa, dia mulai tidak bisa marah pada suaminya ini.

            Adrian memesan meja untuk mereka, dan tidak lama setelah itu, ketiga sahabatnya beserta pasangan mereka menyusul.

            Tadi, mereka baru saja menghadiri pernikahan salah satu teman mereka. Dan karena mereka mulai jarang memiliki waktu bertemu bahkan menghabiskan waktu bersama seperti dulu, Adrian mengusulkan jika sebaiknya mereka mendatangi kelab. Apa lagi mengingat pasangan mereka semua tidak pernah saling mengobrol di satu tempat, hanya bertemu di pernikahan mereka saja.

            "Mau minum apa?" tanya Revan pada Calista.

            Calista tersenyum canggung menatapnya. "Orange jus... ada kan?" tanyanya dengan wajah malu-malu.

            Revan mengernyit, lalu kemudian terkekeh geli hingga membuat Calista memberenggut lalu mencubit pinggangnya. Calista benar-benar tidak tahu harus memilih apa. Ini kali pertama dia ikut bersama Revan ke tempat seperti ini, dan berhubung dia tidak memiliki wawasan apa pun di sini, beserta semua menu minumannya, jadi Calista merasa orange jus adalah pilihan terbaik.

            "Bir aja, Van," sahut Nindi. "samaan aja kaya gue sama Ratu."

            Ratu mengangguk. "Iya, gue juga cuma dibolehin minum Bir sama Mario."

            "Ingat anak di rumah, Yang..." cibir Mario.

            Ratu menyipitkan kedua matanya menatap suaminya. "Kaya kamu selalu ingat aja kalau pulang-pulang udah mabuk!"

            Panji menertawai Mario dengan tawa menyebalkannya, membuat Mario menendang kakinya dari bawah meja.

            "Ya udah, buat cewek-cewek bir aja, ya." Ujar Panji.

Adrian's WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang