Gadis memastikan sekali lagi, kalau toko dan karyawannya tidak apa-apa jika dia tinggal sekarang. Padahal Elang sudah mengatakan akan menggantikannya di sana. Tapi Gadis yang memang terlalu sering mencemaskan hal-hal kecil lagi-lagi merasa ragu.
"Ya ampun Bu, ini juga tinggal packing. Udah mau selesai juga. Gak apa-apa kok kalau mau di tinggal." Ucap salah satu karyawannya bernama Maudi.
"Iya Bu, tenang aja. Aman kok," Fani melirik kearah Adrian yang berdiri tidak jauh dari mereka. Sedang mengamati kue-kue yang berada di atas jajaran loyang di atas meja. "Itu pacarnya ya, Bu?" bisik Fani.
Gadis melirik kebelakangnya sebentar, "Bukan."
"Terus siapa, Bu?" Agung yang sedang menyusun kotak-kotak kue ikut bersuara.
Kekehan pelan Elang membuat Gadis meliriknya kesal. Pasalnya, Gadis merasa bingung sendiri harus menjawab siapa Adrian pada karyawannya.
"Udah sayang?"
Teguran Adrian yang kini berada di belakangnya membuat Gadis semakin merona. Belum lagi senyuman jail karyawannya yang berusaha sedang menggodanya.
"Udah. Ada Elang yang bisa gantiin aku." Jawab Gadis.
Adrian hanya melirik Elang sekilas. Terlalu malas berdekatan dengan Elang yang selalu menatapnya tak suka.
"Mau pacaran ya Bu?"
"Ganteng lo Bu pacarnya. Kok tadi gak di akuin sih?"
"Punya adik yang gantengnya kaya bapak gak? Kenalin dong, Pak. Saya jomblo nih."
Adrian mengernyit mendapati karyawan istrinya itu menyebutnya pacar. "Saya bukan pacarnya. Tapi su- aw!" Arian meringis memegangi ulu hatinya yang di sikut Gadis dengan cukup sadis. Istrinya itu tampak melotot padanya. Sedangkan karyawannya menatap Adrian tidak mengerti.
"Saya ada urusan penting. Jadi untuk hari ini Pak Elang yang akan menggantikan saya." Jelas Gadis sambil melirik Elang. "Maaf ya, harus ngerepotin kamu lagi."
"Gak masalah. Aku juga masih bagian dari toko kan?" canda Elang.
Gadis tersenyum tipis. Lalu hampir terpekik saat pinggangnya dirangkul mesra oleh Adrian.
"Bos kalian saya pinjam sebentar ya. Kangen banget sama saya katanya." Ujar Adrian di iringi senyuman miringnya yang memesona.
"Apa sih kamu!" cicit Gadis malu.
Berusaha tidak memedulikan kalimat cie... cie... yang berasal dari orang-orang dapur, Gadis menggeret Adrian cepat-cepat pergi dari sana sambil menahan rasa malu.
Di dalam mobil Adrian, Gadis baru saja selesai memasang seatbelt, dia hanya menatap kedepan sampai merasa mobil Adrian belum juga bergerak. Menoleh kesamping, Gadis mengernyit mendapati suaminya hanya diam sambil menatapnya.
"Kenapa?" tanya Gadis.
Adrian tersenyum, menggelengkan kepalanya lalu wajahnya mendadak mendekat dan sebuah kecupan lembut menyapu bibir Gadis. "Kayanya aku yang lebih kangen sama kamu."
Gadis memalingkan wajahnya kaku. Hanya menatap lurus ke depan sambil menyesali keputusannya menelepon suaminya dan mengaku rindu.
Ya ampun... malu...
***
Rere terkejut saat melihat Papa dan Mamanya datang sambil bergandengan tangan. Setahunya Papanya baru akan pulang tiga bulan lagi, tapi kenapa baru empat hari pergi sudah pulang? Adrian beralasan ada urusan penting di Jakarta yang harus dia lakukan dalam waktu satu minggu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adrian's Wedding
General FictionSebagian cerita sudah di hapus, cerita lengkap bisa di baca di novelme. Jodoh. Adalah satu kata yang memusingkan Adrian. Belum lagi selesai dengan rasa patah hati setelah merelakan wanita yang dia cintai kembali ke dalam pelukan mantan suaminya, Ki...