Kangen

17.5K 1.9K 134
                                    


"Kok belum tidur?"

Sudah jam sepuluh malam. Gadis baru saja sampai di rumah. Ternyata dia harus berterima kasih pada Adrian yang telah mempekerjakan seorang supir pribadi padanya. karena saat pekerjaan di toko sedang banyak seperti ini, pulang di antar oleh supir dan berkendara dengan mobil ternyata sangat membantu Gadis mengurangi rasa lelahnya.

Tapi saat dia sampai di rumah dan sedang minum di dapur, dia merasakan pelukan dari samping tubuhnya. Ternyata putrinya itu belum tidur.

"Gak bisa tidur." cicit Rere pelan.

Gadis mengusap lengan Rere yang memeluknya. "Kenapa sayang? Udah jam sepuluh, besok telat ke sekolah kalau tidur terlalu malam."

"Mama capek, gak? Rere mau cerita..."

Gadis sangat mengerti bagaimana Rere. Jika ada yang mengganggu di pikirannya, Rere memang sulit untuk tidur. Dan dia harus menceritakan masalahnya pada Gadis. Baru akan merasa tenang setelah Gadis memberinya solusi.

Jadi karena itu malam ini Gadis memutuskan mengajak Rere tidur bersamanya. Setelah dia selesai membersihkan diri, dia menyusul Rere yang sudah duduk menyandar di tempat tidur sambil memainkan ponselnya.

"Jadi, kamu kenapa?" tanya Gadis memulai.

"Hm... tapi Mama janji gak boleh marah ya?"

"Tergantung. Kalau kamu melakukan kesalahan besar, Mama gak janji bisa gak marah sama kamu."

Rere menggigiti bibirnya. Menimbang-nimbang apa yang akan dia katakan nanti termasuk dalam kategori masalah besar bagi Gadis atau tidak.

"Rere tadi siang ke rumahnya Leo." ucapnya sangat pelan.

Gadis hanya diam. Tahu kalau Rere belum selesai bicara.

"Rere ketemu sama Bundanya juga."

Kali ini Rere bisa melihat respon dari kedua mata Gadis.

"Hm... Rere sama tante Mala... sempat cerita-cerita tentang Papa."

Gadis menghela napas, membuang wajahnya sebentar seolah sedang memikirkan sesuatu. "Mama gak keberatan kamu mau ketemu sama tante Mala. Tapi membicarakan Papa dengan perempuan yang pernah mempunyai hubungan dengan Papa, apa lagi dengan kondisi Papa yang belum..." Gadis membuang napasnya lagi. "Kamu ngerti maksud Mama, kan?"

Rere mengangguk pelan. "Tapi Ma, ada sesuatu yang buat Rere kepikiran."

"Tentang perasaan tante Mala ke Papa?"

"Bukan... itu sih Rere udah gak khawatir lagi. Tante Mala cinta banget sama suaminya."

"Terus?"

"Kata tante Mala, Papa udah gak lagi mikirin perasaannya ke Tante Mala. Tapi... mikirin kita."

Kontan saja sebelah alis Gadis terangkat sangsi. "Kita?"

Rere mengangguk. "Yang buat Papa terluka sekarang ini bukan lagi karena gak bisa bersama dengan tante Mala, tapi karena Papa pernah sakiti Mama dan Rere."

Gadis tertegun. Masih tidak mengerti apa yang sedang Mala coba sampaikan pada Rere. Adrian terluka karena telah menyakiti mereka? Oke, Gadis bisa memercayainya. Tapi mustahil luka Adrian karena di tinggal oleh Mala bisa terhapus karena mereka.

Adrian's WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang