Turun dari mobil, Yudha mengajak Rere lebih dulu masuk ke dalam rumah, sementara Gadis yang berniat mengikuti mereka di hadang oleh Adrian. Adrian menahan lengan Gadis hingga Gadis menoleh kebelakang lalu menatap jemari Adrian di lengannya. Gadis menyentak lengannya agar terlepas, tapi Adrian beralih meraih jemarinya. Membuat Gadis menatapnya tajam.
"Kamu-"
"Apa pun yang terjadi di dalam nanti, kamu jangan bicara apa pun. Tetap diam. Kalau Rere ketakutan mendengar..." Adrian menarik napasnya dan membuangnya gusar. "Kamu tenangin Rere. Yudha akan menemani kalian nanti."
Adrian sialan, maki Gadis di dalam hati. Mendengar ucapannya membuat Gadis takut berkali-kali lipat dari sebelumnya. Apa dia tidak tahu sejak siang tadi Gadis tidak bisa merasa tenang sedetikpun memikirkan pertemuan malam ini?
"Apa hal terburuk yang mungkin terjadi di dalam nanti?" tanya Gadis.
"Gak perlu cemas, aku-"
"Gak akan ada pernikahan? Itu hal terburuknya?" Gadis menarik lagi tangannya hingga jemarinya bebas dari Adrian. "Kalau begitu kamu gak perlu terlihat sok mencemaskan kami. Itu jauh lebih baik sebenarnya."
Gadis tersenyum dingin, ingin kembali melanjutkan langkahnya namun Adrian kembali mencegahnya. Dia menarik lengan Gadis dan membelitkannya pada lengannya sendiri. Membuat Gadis menatapnya tidak percaya. Tapi Adrian terlihat berbeda saat ini.
Cemas. Gadis bisa merasakan kecemasan yang luar biasa sedang Adrian rasakan hanya dengan menatap wajah lelaki itu. Membuatnya mengatup bibirnya rapat.
"Percayalah, kita gak mungkin bisa keluar dari sini kalau kamu berharap gak akan ada pernikahan." Gumam Adrian, kemudian membawa Gadis masuk ke dalam rumahnya sambil berjalan berdampingan.
Begitu mereka masuk, ketegangan sudah terasa saat mereka menemukan kedua orangtua Adrian yang sedang duduk berdampingan, menatap lekat Rere yang duduk menunduk di samping Yudha. Kalau yang dikatakan Yudha mengenai wajah Rere yang sangat mirip dengan wajah mama mereka di masa muda, maka Adrian sudah bisa menebak isi kepala orangtunya saat ini.
Adrian berdeham sebentar sebelum melanjutkan langkah mereka. "Ma, Pa." Tegurnya dan membuat semua mata menatap padanya.
Gadis mulai merasa kakinya gemetar saat tatapan kedua orangtua Adrian beralih padanya. Menatapnya dengan tatapan menilai yang membuat Gadis merasa tidak nyaman. Gadis berusaha melepaskan pegangannya pada lengan Adrian, namun Adrian malah menahannya, membuat Gadis semakin serba salah.
"Belum terlambat makan malam, kan?" tanya Adrian, berusaha terlihat sesantai mungkin.
Adrian melihat Mamanya berdiri lebih dulu, menatap Adrian, Gadis lalu Rere bergantian.
"Kak, ini..."
Adrian mendekati orangtuanya, lalu melirik Rere, mengangguk kecil memberi isyarat agar Rere mendekat. Yudha mengekori Rere yang menghampiri Adrian, berdiri di sisi Adrian.
"Kenalin, Ma. Ini Gadis, calon istri Adrian." Adrian melirik Gadis yang terlihat pucat pasi di sampingnya. "Dan ini Mama aku, Dis."
Gadis mengelurkan tangannya ragu pada wanita di depannya. "Saya Gadis, tante."
Adrian menatap lekat Mamanya yang menyambut uluran tangan Gadis ragu. Kemudian saat dia menatap Papanya, dia hanya melihat raut wajah datar tanpa ekspresi. Namun Adrian lebih dari tahu kalau saat ini Papanya menyimpan sebuah tanda tanya di kepalanya mengenai kedua perempuan yang Adrian bawa malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adrian's Wedding
General FictionSebagian cerita sudah di hapus, cerita lengkap bisa di baca di novelme. Jodoh. Adalah satu kata yang memusingkan Adrian. Belum lagi selesai dengan rasa patah hati setelah merelakan wanita yang dia cintai kembali ke dalam pelukan mantan suaminya, Ki...