Jangan pakai lidah

23.3K 1.7K 156
                                    

Mobil Adrian sudah berhenti di depan gerbang sekolah Rere. Murid-murid sekolah itu mulai bermunculan dari dalam gerbang, tentu saja, saat ini sudah jam pulang sekolah. Dan Adrian mengajak Gadis untuk menjemput Rere hari ini. Dengan alasan mereka baru saja menikah, dan masih harus menikmati masa-masa pengantin baru, Adrian melarang Gadis bekerja.

Lalu setelah berpamitan pada orangtuanya, Adrian mengajak Gadis menjemput Rere.

Adrian menekan klakson beberapa kali saat melihat sosok putrinya dari gerbang sekolah.

"Berisik, Adrian!" decak Gadis.

Adrian tidak memedulikan Gadis, dia malah tersenyum saat melihat Rere melambai ke arah mereka lalu berlarian menuju ke arah mobil. Begitu dia masuk ke dalam mobil dan duduk dibangku belakang, Rere mencondongkan tubuhnya untuk mencium pipi kedua orangtuanya.

"Yeay... akkhirnya Rere bisa ngerasain di jemput Mama sama Papa." Pekiknya girang.

Gadis dan Adrian tersenyum geli memerhatikan putri mereka.

Rere membuka jendela mobil, tampak celingukan seperti sedang mencari seseorang. "Leo!" teriaknya begitu melihat Leo keluar dari gerbang sekolah dengan mengendarai motornya.

Leo berhenti sejenak, menatap ke arah Rere sambil menarik keatas kaca helmnya.

"Sini!" Rere melambai-lambai padanya. Tersenyum lebar saat Leo menuruti kemauannya. Lalu saat Motor Leo berhenti di samping mobil Adrian, dengan penuh bangga Rere berceloteh padanya. "Hari ini aku di jemput loh sama Papa, sama Mama juga."

Leo yang sudah melepas helmnya hanya mengernyit. "Ya terus? Urusannya sama gue apa?"

Rere tersenyum malu. "Gak ada sih, cuma mau kasih tau kamu aja. Oh iya! Mama sama Papa semalem udah menikah."

"Re," Gadis memeringati. Pernikahan mereka tidak boleh sampai menjadi konsumsi umum.

Rere menutup mulunya dengan telapak tangan sedang kedua matanya membulat lucu. "Maaf, Ma. Lupa. Eh, tapi Leo jangan bilang siapa-siapa, ya, soalnya-"

"Cerewet!" ketus Leo. kemudian dia sedikit menunduk hingga bisa melihat Gadis dan Adrian. Mula-mula Leo mendapati senyuman Adrian yang penuh kesombongan, membuat Leo mendengus meski bibirnya tertarik ke atas. Leo ikut bahagia.

Lalu dia menatap Gadis yang tersenyum ramah padanya.

"Hai, Leo." sapa Gadis.

"Selamat ya, Tante." Ucap Leo.

"Terima kasih." Balas Gadis.

"Cuma selamat aja?" sindir Adrian. "Hadiahnya mana?"

Leo melengos malas. "Om gak malu ya? Ngakunya orang kaya, tapi malah minta hadiah sama anak kecil."

"Kamu kan bukan sembarangan anak kecil. Orangtua kamu juga sama tajirnya kaya Om, masa gak punya duit buat beli hadiah. Ngakunya sahabatan sama Om," Adrian tersenyum miring. "Oh... gak punya duit ya kamu? Uang jajannya pasti di kasih sedikit sama Papa kamu. Makanya..."

"Iya, sekarang Leo nyesel nolak Om jadi Papanya Leo. Ya udah, gimana kalau sekarang Om usaha lagi buat jadi Papanya Leo." sela Leo cepat, kali ini ada senyuman miring yang sama di bibirnya.

Gadis langsung menoleh cepat menatap Adrian yang seketika kehilangan senyumannya.

"Papa masih mau jadi Papanya Leo?"

Suara Rere yang terdengar tidak terima di belakangnya membuat Adrian semakin mati kutu. Dia menyipitkan kedua matanya menatap Leo yang tersenyum penuh kemenangan. "Durhaka kamu jahilin orangtua!"

Adrian's WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang