Dibuang Sayang - Leo Dan Rere

6K 677 100
                                    

Rutinitas pagi hari Adrian berubah semenjak putri keduanya, Keysia Naura Barata telah lahir. Jika biasanya dia akan menyempatkan diri untuk bermesraan dengan Gadis setelah membuka mata, maka sekarang tidak lagi. Adrian langsung beranjak dari tempatnya, membuka pintu kamar yang terhubung ke kamar Keysia, tidak peduli putri kecilnya itu masih tidur atau pun sudah bangun, maka Adrian akan mengambilnya dari box bayinya kemudian menggendongnya dan membawanya ke kamarnya dan Gadis.

Adrian membaringkan Keysia di tengah tempat tidur, lalu dia berbaring di sisinya sambil tersenyum kecil. "Little Princess, bangun dong..." ujarnya pelan dengan suara serak. Telunjuknya menyentuh-nyentuh pipi Keysia yang sedikit memerah karena udara di pagi hari.

Bayi kecil yang berusia enam bulan itu tampak menggeliat pelan namun tetap tidak membuka kedua matanya. Maka yang Adrian lakukan selanjutnya adalah mencium wajah Keysia, terkekeh pelan setiap kali wajah putrinya itu tampak terganggu.

Kekehan Adrian membuat Gadis yang tadi berbaring memunggungi mereka kini menoleh kebelakang dan memberenggut. "Jangan di gangguin, Adrian... Key masih tidur." Protesnya.

"Biasa udah bangun." Jawab Adrian, dia menyelipkan telunjuknya ke dalam genggaman Keysia. "bangunin dong, sayang, aku mau main sama Key."

Gadis mencebik, lalu dia beranjak duduk untuk mengambil Keysia dan memindahkan putrinya itu ke sisinya yang lain kemudian kembali berbaring miring menghadap Keysia.

Di belakang Gadis, Adrian mencebik kesal. Istrinya ini benar-benar...

Namun meski begitu, Adrian malah tersenyum tipis kemudian memeluk pinggang Gadis. "Ya udah, kalau nggak boleh bangunin Key, aku bangunin kamu aja." Bisik Adrian di telinga Gadis, dia tidak lupa mengecup bahu Gadis hingga istrinya itu tersenyum geli sambil menggenggam jemari Adrian.

Kini Adrian sibuk mengecup maupun mengendus bahu Gadis. Setelah melahirkan, Gadis memotong rambutnya sebatas bahu membuat dia terlihat semakin tampak cantik dan remaja. Membuat suaminya itu semakin gemas saja setiap memandangnya.

"Dis..."

"Hm?"

"Masih jam enam."

"Terus?"

Adrian sengaja menggesekkan ujung hidungnya di ceruk leher Gadis, mengecupnya lama hingga Gadis mulai mengerti gelagat suaminya itu.

"Kamu harus kerja, Adrian." Gumam Gadis sambil menahan rintihan gelinya.

"Sebentar aja, sayang..."

"Jangan aneh-aneh deh kamu, ada Key di sini."

"Key aku pindahin aja lagi ke kamarnya."

Gadis tertawa pelan, lalu kepalanya menoleh kebelakang. "Nggak ada kerjaan banget kamu." Kekehnya.

Adrian tersenyum manis. "Boleh ya, sayang, please..." rayunya. Sementara itu, telapak tangannya sudah meremas lembut dada Gadis hingga istrinya itu menggigit bibirnya karena Adrian berhasil memancingnya.

Saat Gadis mengangguk pelan, Adrian menyeringai penuh kemenangan. Dia menarik tubuh Gadis, lalu memagut bibir Gadis penuh kelembutan sementara tangannya menelusup kebawah, mengelus paha bagian dalam istrinya hingga Gadis mendesah berat.

"Key..." rintih Gadis mengingatkan Adrian.

Adrian melirik ke samping mereka, tersenyum geli karena hampir saja melupakan putri kecil mereka itu. Keysia jelas tidak mungkin berada di sana ketika mereka sedang bercinta. Mereka sepakat kalau itu tidak boleh terjadi. Apa lagi mengingat betapa ganas dan tidak sabarannya Adrian setiap kali bercinta dengan istrinya.

Adrian's WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang