Praduga

19.5K 1.5K 91
                                    

"Saya minta maaf. Waktu itu saya benar-benar gak tau kalau saya-"

"Kalau kamu telah memerkosa saya?!"

"Demi Tuhan saya gak berniat seperti itu."

"Tapi kamu sudah melakukannya, berengsek!"

"Karena itu saya minta maaf sama kamu sekarang."

"Apa kamu pikir dengan permintaan maaf kamu, kamu bisa mengembalikan apa yang sudah kamu rampas dari hidup saya? Bajingan kamu! Pergi kamu dari sini dan jangan dekati anak saya lagi!"

Gadis tersentak dari tidurnya. Di mendengar suara kilat petir dari kamarnya. Melirik ke arah jendela, hujan turun sangat lebat. Baru pukul dua pagi, dan dia sudah terbangun karena mimpi buruk.

Gadis menyibak selimut dan turun dari tempat tidur. Keluar dari kamarnya dan masuk ke dalam kamar Rere. Dia menaikkan suhu AC karena merasa kamar Rere sudah sangat dingin. Kemudian duduk di samping tubuh putrinya yang tidur dengan pulasnya.

Gadis tersenyum sendu, tangannya membelai dahi Rere penuh sayang. Lalu dia berpikir, rasanya kemarin dia baru saja melahirkan Rere, melihat bayi merahnya yang cantik menangis kuat. Kemudian mengajarinya berjalan, bicara dan sampai saat ini. Putri cantiknya itu sudah berumur enam belas tahun.

Memang tidak mudah berjuang membesarkan Rere seorang diri. Gadis harus menyiapkan mental baja selama enam belas tahun ini untuk menjadi satu-satunya tempat Rere berlindung.

Banyak sekali penderitaan yang dia lalui sampai bisa hidup tenang bersama putrinya sampai sekarang. Banyak sekali. Sampai Gadis tidak mau lagi mengingatnya.

Tapi hari ini... semua ketenangan itu terusik dengan kemunculan sosok lelaki yang paling ingin dia hindari dan dia benci di dunia.

Adrian.

Usapan tangan Gadis di atas kepala Rere terhenti saat dia mengingat sosok itu. Tangannya kembali gemetar hingga Gadis menariknya ke atas pangkuannya. Matanya masih menatap wajah damai putrinya, tapi lama kelamaan kedua matanya berlinang air mata.

Gadis tidak menyangka Rere dan Adrian bisa bertemu. Dan itu membuatnya shock luar biasa. Sebelumnya, kedatangan Adrian di tokonya sudah berhasil membuat Gadis tidak bisa fokus melanjutkan pekerjaannya di sana hingga dia pulang lebih cepat.

Gadis tidak bisa berbohong, dia ketakutan. Hanya melihat Adrian berdiri di depannya saja rasanya dia ingin berlari sejauh mungkin. Apa lagi saat sore tadi, dia menemukan Adrian di rumahnya, untuk mengantarkan Rere pulang.

Tidak ada hal apa pun yang bisa Gadis pikirkan selain menjauhkan Rere dari Adrian. Dia tidak mau Adrian mengusik hidupnya lagi. Dia tidak mau mengenal Adrian lagi sampai dia mati sekalipun. Apa lagi membuat Rere mengenali Adrian dalam hidupnya.

Setelah semua yang terjadi, dia ingin masuk ke dalam kehidupan Rere dengan tampilan yang terlihat bagai seorang malaikat itu?

Gadis menggelengkan kepala lemah. Dia menggigit bibir bawahnya saat setetes air matanya mengalir di wajah.

Tidak, dia tidak akan membiarkan Adrian kembali menghantui kehidupannya, apa lagi Rere. Gadis harus melakukan sesuatu.

Dan yang pertama, dia harus menjauhkan Rere dari Adrian.

***

"Jadi beneran?"

Adrian menghela napas panjang. "Iya." Jawabnya pendek.

Revan menutup rapat bibirnya lagi. Ikut merasa frustasi karena baru saja mengetahui kalau Adrian benar-benar berengsek. "Lo udah perkosa dia berarti."

Adrian's WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang