Lama Adrian berdiri kaku di tempatnya. Memandangi istrinya yang terisak pilu di depannya. Mulanya Adrian tidak mengerti dimana salahnya. Mereka sudah menikah. Gadis adalah istrinya, miliknya, yang artinya sudah bukan kesalahan lagi jika Adrian ingin menyentuhnya.
Tapi Adrian kembali berpikir ulang. Gestur penolakan yang selalu Gadis berikan setiap kali dia mencoba berdekatan atau menyentuh Gadis. Adrian pikir semua itu karena Gadis merasa risih dan lagi mereka belum menikah.
Tapi tadi, beberapa menit lalu sebelum keadaan menjadi seperti ini, Adrian mengingat apa saja yang mereka lakukan. Atau bukan mereka, tapi hanya dirinya. Karena kenyataannya, sejak tadi hanya Adrian yang seperti orang kehausan mencumbu Gadis, sedang istrinya itu hanya diam dan memejamkan mata.
Sampai ketika Adrian yang merasa menginginkan lebih dari sekedar cumbuan, tiba-tiba saja Gadis berubah menjadi seperti ini.
Kedua tangan Adrian terkepal kuat ketika dia mulai menyadari sesuatu. Tubuhnya gemetar sedang matanya memanas.
Perlahan, Adrian menghampiri Gadis yang masih menunduk dan memeluk tubuhnya sendiri sambil terisak.
Adrian bersimpuh di hadapan Gadis, hanya menatap diam istrinya yang terlihat sangat menyedihkan.
"Aku gak bisa..." lirih Gadis. Dia menggelengkan kepalanya lemah. "Dan mungkin gak akan pernah bisa. Dari awal aku udah bilang kan sama kamu, sebaiknya pernikahan ini terjadi seperti rencana awal kita aja. Karena aku-"
Ucapan Gadis terhenti saat Adrian merangkum wajahnya, menatapnya dalam dan juga pilu. Adrian mengulas senyuman patahnya. "Maafin aku... kamu begini karena aku."
Gadis menggigit bibirnya getir.
"Aku gak pernah menyangka kalau sikap berengsekku membuat kamu mengalami hal menyakitkan sejauh ini. Kalau aja aku bisa kembali ke masa lalu, Dis..."Adrian menunduk, air matanya menetes di wajahnya. Dia benar-benar ingin membunuh dirinya sendiri saat ini.
"Tapi kita gak mungkin melanjutkan pernikahan dengan keadaan aku yang seperti ini, Adrian."
"Kenapa kita harus gak bisa?"
"Kamu..."
"Kita akan berusaha untuk menyelesaikan masalah ini."
"Aku gak bisa, Adrian."
"Kita belum mencobanya, Dis."
"Gak akan pernah bisa walaupun kamu mencobanya ribuan kali! Aku gak akan pernah bisa!"
"Kalau gitu kita gak perlu melakukannya. Aku akan mencari tau sampai dimana batas yang kamu bisa."
Gadis menatap Adrian tidak percaya. Apa lelaki itu mengerti apa yang sedang mereka bicarakan?
"Sayangnya kamu bulan laki-laki yang bisa hidup tanpa seks." Cetus Gadis.
"Seks?" ulang Adrian, kemudian tersenyum hambar. "Apa kamu pikir apa yang aku lakukan sama kamu setelah kita menikah adalah seks?"
"Aku gak peduli apa pun itu sebutannya. Yang aku mau hanya satu, jalani pernikahan ini seperti rencana awal."
"Apa? Gadis, kita sudah janji sama Rere-"
"Rere gak akan tau! Kita bisa menyembunyikan semua ini dari Rere."
"Enggak! Aku gak mau!"
"Kalau gitu kita permudah ini semua. Aku membebaskan kamu berhubungan dengan wanita manapun asalkan Rere gak mengetahuinya."
Mendengar ucapan Gadis, Adrian merasa sangat marah. "Apa kita harus berkali-kali kembali ke titik ini, Gadis? Berkali-kali aku meyakinkan kamu dan setiap kali kamu menyetujui semuanya, pada akhirnya kamu akan tetap kembali keras kepala dengan menginginkan pernikahan konyol seperti yang ada di kepala kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Adrian's Wedding
General FictionSebagian cerita sudah di hapus, cerita lengkap bisa di baca di novelme. Jodoh. Adalah satu kata yang memusingkan Adrian. Belum lagi selesai dengan rasa patah hati setelah merelakan wanita yang dia cintai kembali ke dalam pelukan mantan suaminya, Ki...