Wanita di masa lalu

22.2K 1.6K 130
                                    


Adrian membukakan pintu apartemennya sambil menguap. Dia baru saja bangun, rambutnya saja masih terlihat mencuat ke segala arah. Dia hanya memakai celana panjang tidurnya tanpa atasan. Dan sekarang, Leo berdiri di depannya dengan wajah malasnya.

Adrian melirik pada bawaan Leo di tangannya. Sebuah paperbag yang dia sangat tahu apa isinya. "Masuk." Suruhnya.

Dia kembali ke kamarnya untuk memakai baju, mencuci wajah dan menghampiri Leo yang sedang memainkan game di ponselnya di meja makan. Paparbag itu Leo letakan di atas meja makan.

"Kok belum di buka sih?" rutuk Adrian.

"Buka aja sendiri." Jawab Leo.

Adrian mendengus. Dia mulai mengeluarkan satu persatu isi paperbag itu. ada empat kotak makan di dalamnya. Yang pertama berisi nasi putih yang masih lumayan panas. Yang kedua, telur ceplok dengan tumisan bawang dan cabe rawit di atasnya. Yang ketiga tempe bacem dan yang keempat rebusan sayur hijau.

Bibir Adrian langsung tersenyum cerah. Dengan cepat dia menyiapkan perlengkapan makannya. Duduk di depan Leo dan mulai menyantap sarapan paginya dengan wajah penuh nikmat.

Leo mengangkat wajahnya, mengamati Adrian sambil menggelengkan kepalanya.

Tadi malam, lelaki di depan Leo itu merecokinya dengan isi chat yang membuat Leo hampir me jerit frustasi.

Leo, kamu tau kan Om lagi stres berat?

Berat badan Om turun drastis gara-gara kasus sialan ini.

Om butuh makanan bergizi.

Besok, kamu minta Bunda kamu buatin sarapan pagi buat Om dong.

Bilang aja Om lagi sakit.

Bunda kamu tau kok makanan apa yang Om mau.

Ya? Ya? Ya?

Nanti Om beliin mobil buat kamu.

Belum punya kan?

Papa kamu kan pelit. Beliin mobil masa nunggu masuk kuliah dulu.

Janji deh, mobil apa aja yang kamu mau pasti Om beliin.

Bagaimana mungkin Leo tidak terganggu dengan itu semua di saat dia sedang belajar untuk ujian minggu depan nanti. Dan untuk membalas tingkah Adrian, Leo dengan sadisnya memerlihatkan isi chat itu pada kedua orangtuanya. Membuat Bundanya mendelik murka padanya karena takut Papanya akan mengamuk.

Leo pikir juga begitu. Tapi sayangnya, Raka malah menyuruh Mala melakukan semua itu. Raka bilang, Adrian pasti sedang membutuhkan orang lain untuk memberikan support atas masalah yang dia hadapi. Dan dia tidak keberatan kalau Mala memasakkan sesuatu untuk Adrian.

Meskipun setelahnya Raka menyindir Mala yang masih saja ingat dengan masakan kesukaan mantan kekasihnya itu.

"Masakan Bunda kamu memang paling enak." Puji Adrian sambil tersenyum bahagia.

"Leo tau Om masih cinta banget sama Bunda. Tapi gak perlu sampai sebego ini bisa, kan? Sejak kapan masakan Bunda bisa di kategorikan kedalam masakan paling enak?" Leo menghela napas panjang dan menatap Adrian kasihan. "Dari dulu Bunda itu jarang masak. Sekalinya masak paling cuma goreng-gorengan, tumis-tumisan sama rebusan. Makanya Bi Ayu gak pernah di kasih Bunda berhenti kerja."

Nafsu makan Adrian yang menggebu mulai menghilang mendengar ocehan Leo. "Bisa gak kamu diam sebentar dan biarkan Om makan dengan tenang?"

Adrian's WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang