13. Tentang Aku

313 40 1
                                    

Pada kali ini, biarkan penulis kita beristirahat dan biarkan saya, Brata, yang menceritakan kisah ini. Kisah Ku dengan Masa Lalu Ku.

Aku terlahir dengan normal dan sehat. Aku memiliki ayah yang gagah, bunda yang kuat, dan kakak perempuan yang sangat cantik.

Namun sayang, umur bunda ku tidak panjang. Sehingga beliau meninggalkan ku saat aku masih sangat kecil.

Aku tau, waktu itu ayah sangat terpuruk. Istri tercintanya pergi meninggalkan keluarga kecilnya.

Aku tau bagaimana bunda sangat amat menyayangiku karena ayah selalu menceritakan tentang bunda kami.

Kalian tau kenapa aku dan kakak tidak pernah berkunjung ke makam bunda kami? Karena makam bunda kami berada di luar kota. Dan itu jauh.

Balik lagi, mengingat saat itu aku masih kecil dan membutuhkan kasih sayang dari seorang ibu, ayahku mencari sosok pengganti bunda.

Ayahku menikah lagi. Wanita tersebut membawa putranya yang hanya beda 2 tahun dengan ku. Kami memanggilnya dengan nama "Mas Angga".

Semuanya beranggapan bahwa mama baru ini bisa menempatkan posisi bunda. Namun ternyata dugaan tersebut melenceng dari perkiraan kita.

Mama adalah sosok yang serakah, pemarah, angkuh, dan pilih kasih. Saat itu aku selalu ketakutan ketika melihat mama.

Kalau kalian tanya, kenapa ayah tidak menceraikan saja wanita itu? Jawabannya karena mama tidak mau. Mama akan selalu mengancam ayah jika ayah meminta cerai.

Dan ini lah jawaban mengapa mama membenci aku dan kakak. Karena ini, kami hanya nak tiri.

Tapi aku selalu bersyukur, setidaknya mama masih mau menumpangkan rumahnya untuk aku tinggali. Walau itu rumah ayah dan walau aku seperti pembantu.

Aku tidak terlalu mau banyak cerita tentang mama ataupun Mas Angga. Terlalu banyak luka.

Aku bahkan sampai melupakan Kak Rania. Aku terkejut bahwa hari itu, di kafe, aku bertemu kakakku yang aku lupakan.

Aku bukan jahat. Seperti yang sudah di ceritakan kemarin, kakak di pindahkan ke rumah nenek saat aku masih lumayan kecil. Dan hidup dengan mama, aku menanggung beban hidup yang sangat berat.

Selanjutnya aku akan menceritakan orang yang spesial, Ayah.

Ayah, lelaki yang ku kenal paling tangguh se dunia. Lelaki yang mampu menyembunyikan kesedihannya di balik senyum hangatnya.

Kami terbiasa hidup bertiga dengan Kak Rania juga. Karena kami anak kandungnya. Kami selalu melewati semuanya bertiga sampai akhirnya kakak pindah ke rumah nenek.

Aku jadi hanya berdua dengan ayah. Ayah selalu menemaniku saat hujan atau petir. Ayah selalu mengajarkan aku untuk berani.

Tapi aku tidak pernah berani ke mama.

Ayah selalu mengajarkan aku untuk tersenyum. Selalu mengajarkan aku untuk ikhlas. Dan selalu mengajarkan aku untuk selalu bersyukur.

Kalian tau kenapa Mas Angga tidak terlalu dekat dengan ayah dibandingkan dekatnya aku dan Kak Rania dengan ayah? Karena Mas Angga berbeda dengan kita.

Aku dan kakak orang yang mandiri, tidak manja, mengerti keadaan. Sedangkan Mas Angga, dia orang yang manja, selalu tidak bisa mengerti keadaan, dia juga susah diatur, dan sedikit sombong.

Mas Angga selalu marah jika keinginannya tidak dipenuhi.

Sampai akhirnya ayah meninggal. Aku benar-benar kehilangan sosok pahlawan yang selama ini berjasa di kehidupan ku.

Sejak itu lah mama semakin menjadi-jadi. Menyiksaku tiada henti. Dan Mas Angga, hanya memperhatikannya dari jauh. Tidak ada niatan untuk menolong.

Aku selalu kuat, karena aku masih memiliki sahabat yang sampai sekarang kami masih bersama. Sahabat sebenarnya.

3 orang itu yang membuatku kuat sampai sekarang. Tanpa mereka mungkin aku sudah melakukan aksi bunuh diriku.

Kami berempat jarang sekali berantem, karena jika salah satu dari kami tidak suka dengan yang lainnya, kami akan membicarakannya. Karena tidak ada sahabat yang menjelekkan sahabatnya di belakang.












Kayaknya segitu dulu deh aku ceritanya. Aku sama Kak Rania mau ngurus mama di rumah sakit dulu, kacian.

Besok dilanjutin sama penulisnya oke!

Sampai ketemu di cerita Brata selanjutnya, Babay!!!


Salinan HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang