20. Pergi?

252 30 1
                                    

Kejadian beberapa bulan yang lalu saat dia pingsan dan di bawa Anes ke rumah sakit, Dokter Dion saat itu benar-benar memarahinya.

Dia berbicara tanpa hentinya membuat Brata yang mendengarnya merasa jengah. Tapi akhirnya Brata berjanji untuk tidak terlalu lelah dan meminta agar dia diizinkan untuk masuk ke sekolah. Namun kejadian tersebut sudah lama. Kini Brata menjalani aktivitasnya dengan pantauan Dokter Dion.

Semakin hari, Brata dan Anes semakin dekat. Brata selalu menemani Anes setelah mereka pulang sekolah. Biasanya Brata menemani Anes ke toko buku, atau bahkan Anes yang menemani Brata ke kafe sambil bekerja.

Setiap saat Brata akan selalu menggunakan topi kemanapun dia pergi, karena takut rambutnya yang semakin menipis akan terlihat Anes. Dia malu.

Kini saat Anes pulang sekolah selalu bersama Brata. Bunda juga sudah menyerahkan anak satu-satunya itu ke Brata. Karena bunda percaya bahwa Brata anak yang baik.

Tak jarang juga bunda mengajak Brata untuk makan bersama. Bunda sudah mengganggap Brata sebagai bagian dari keluarganya sendiri.

Brata juga sudah mengenali ayah Anes. Ayah Anes adalah orang yang sangat ramah, walaupun dari luar terlihat menyeramkan.

Brata sudah sangat dekat dengan keluarga Anes. Anes pun merasa nyaman bila Brata disampingnya. Perlakuan Brata yang manis sering kali membuat pipi Anes menjadi merah padam.

Hari ini hari libur, Brata menghubungi Anes dan berniat untuk mengajak Anes ke taman. Menurut mereka berdua, taman adalah tempat yang paling baik untuk sekedar mengobrol bersama.

Angin yang sejuk disertai pemandangan yang indah karena di taman tersebut terdapat sungai yang mengalir dan bunga-bunga bermekaran membuat atmosfer yang dirasakan semakin menenangkan.

Biasanya mereka pergi ke taman sehabis Brata bekerja. Setiap ke taman, tidak lupa Brata membawakan minuman strawberry frappuccino kesukaan Anes dan cappucino untuknya.

Minuman tersebut di buat oleh Brata sendiri di kafe dan Anes sangat menggemari minuman yang selalu Brata bawa untuknya.

Mereka bertemu dan duduk di tempat yang biasa mereka tempati, di bawah pohon. Brata menyodorkan minuman milik Anes

"Thanks ta," ucap Anes.

"Anginnya lagi kenceng nih, enak."

"Iya. Oh iya, lo kok pake topi mulu sih, buka dong, biar enak."

"Gak papa, gue lebih suka pake topi."

"Eum ta, boleh nanya gak?" tanya Anes.

"Boleh, tanya apa?"

"Kalau kita udah lulus, lo mau ngapain aja."

"Nembak lo," jawab asal Brata.

"Ish seriuss." Anes memukul lengan milik Brata dan memalingkan wajahnya karena sekarang kondisi wajahnya kembali merah padam.

"Ahaha, bercanda. Kalau gue pengan apa ya? Bingung. Kalau lo."

"Kalau gue pengen banget pergi ke Perancis. Soalnya di sana banyak sejarah yang menarik. Contohnya ada sejarah tentang peradaban islam di Benua Eropa."

"Oh iya, emang lo tau apa aja?" tanya Brata.

"Gue ceritain beberapa aja ya. Jadi kalau kita ke tempat yang sangat populer di Perancis yaitu Arc De Triomphe, lalu kita ke atas dan memperhatikan jalanan dari atas. Kalau di perhatikan terdapat jalan lurus, nama jalannya Champs Elysees. Disitu ada tugu mas, disebut Obelisk Monument. Habis itu ada air mancur besar, setelah itu ada museum Louvre. Dan semuanya ada di garis yang lurus. Semua garis lurus ini adalah ide Napoleon's setelah dia melakukan ekspansi dari Mesir. Nah kalo kita tarik garis lurus ke arah timur, kita bisa menemukan bangunan paling impresif di muka bumi ini. Lo tau gak bangunannya apa?"

Salinan HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang