6. Lamar Kerjaan

271 43 0
                                    

Siang ini terlihat cukup cerah. Mamah dan Mas Angga masih liburan. Brata sedang siap-siap untuk sholat jumat. Ia cukup rajin saat ibadah. Dia tidak pernah memanfaatkan Tuhannya jika dia butuh saja. Susah senang Brata akan balik ke Allah.

Setiap dia senang, dia bersyukur karena masih di beri kebahagiaan dan juga akan mengucap syukurnya dalam sholat . Jika dia sedih, dia menangis dalam sujudnya.

Dia juga selalu baca al-quran saat sholat malam. Tapi, aksinya itu tidak ada yang tau. Hanya hujan, malam, dan sajadah yang tau.

Brata menggunakan baju koko berwarna putih dan menggunakan sarung dari Buaya Duduk. Tak lupa juga untuk memakai wangi-wangian dan memakai peci hitam.

Pesona Brata saat sholat sangat menawan. Auranya sangat berbeda jika dia menggunakan baju koko dengan seragam sekolahnya.

Dia mulai berjalan menuju masjid dekat rumahnya. Berjalan kaki dengan ditemani angin siang. Sambil menenteng sajadah miliknya.

Sholat jumat selesai, orang-orang mulai membubarkan diri. Begitu juga dengan Brata.

Sampai dirumah, ia tidak melihat adanya makanan. Brata lapar, tapi dia baru ingat kalau dia tidak punya uang. Mau mengemis kepada temannya? Tidak mungkin.

Hanya air putih dingin yang dapat ia teguk. Mamanya akan pulang besok. Tapi persediaan makanan di rumah sudah habis.

Brata mengganti bajunya dengan kaos dan celana boxer. Simpel tapi nyaman yang terpenting. Membanting diri ke kasur sambil menatap langit langit rumahnya.

"Ya Allah, kapan aku ngerasa bahagian tanpa  beban. Setiap hari ada aja masalahnya."

Air matanya mengalir lancar. Dia hanya kasian kepada nasibnya yang tidak seindah cerita-cerita novel.

"Aku harus apa biar bisa hidup?"

Tiba-tiba terlintas sesuatu di pikirannya. Kenapa dia gak kerja sampingan? Tapi apa? Dia langsung bangkit dan mencari di internet tentang pekerjaan yang cocok untuk dirinya.

Ada iklan lowongan pekerjaan menjadi barista di salah satu tempat nongkrong di Jakarta Selatan.

Sebenarnya dia sudah berpengalaman dalam bidang kopi. Tapi itu sudah cukup lama. Kalau mencoba dulu apa salahnya?

Brata langsung mencari tau tentang lokasi coffeeshop tersebut. Dia memutuskan untuk langsung ke tempat lokasinya.

Brata menuju lokasi menggunakan motor miliknya yang di beli menggunakan tabungan Brata sendiri saat dia kelas 2 SMA. Karena tidak enak hati kalau terus-teruasan meminjam motor Daka.

Jalanan hari ini cukup padat. Untungnya tempat coffeeshop nya gak jauh dari rumah Brata. Jadi tak terlalu makan banyak waktu.

Sesampainya di lokasi, Brata memarkirkan motornya di depan persis kafe tersebut. Menarik nafas yang cukup panjang dan menghembuskannya.

"Permisi mas, saya tadi liat iklan. Apa benar di sini membuka lowongan pekerjaan?"

"Iya mas, bener. Kami buka bagian yang jadi baristannya. Masnya mau ngelamar ya?"

"Ehe iya mas. Saya lagi butuh pemasukan."

"Ngomong-ngomong masnya ada pengalaman gak di bidang ini?"

"Udah pernah sih mas. Tapi udah lumayan lama, sekitar 2 tahun yang lalu. Kakanya temen saya dulu suka buat kopi, dia juga barista. Nah, saya diajarin banyak."

"Gitu ya, masnya coba aja lagi ya. Yaudah saya minta CV nya ya."

Brata memberikan CV nya atau daftar riwayat hidupnya yang sudah di siapkan. Orang tersebut memanggil manajernya dan memberikan CV milik Brata.

Salinan HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang